Sebagai sosok aktivis wanita Palestina yang dikenal gigih melawan arogansi Israel, nama Ahed Tamimi dikenal luas hingga ke dunia internasional. Hal ini terkait dengan penahanan dirinya yang memang sempat menghebohkan dunia luar pada saat itu. Dilansir dari laman vox.com, gadis muda itu menghabiskan delapan bulan di penjara Israel karena dinyatakan bersalah setelah menampar dua tentara negeri Bintang Daud.
Hal ini terjadi setelah videonya yang tengah memukul anggota militer Israel viral di dunia maya. Tak disangka, sosok Tamimi ternyata mempunyai rekam jejak yang panjang sebagai aktivis Palestina. Tak hanya dirinya, keluarganya pun juga telah lama terlibat dalam aktivisme nasionalis Palestina. Seperti apa sosok Ahed Tamimi yang bernyali besar dalam menghadapi militer Israel?
Jadi aktivis semenjak usia belia
Sifat kritis dan pemberani yang ada pada diri Ahed Tamimi, telah dibentuknya sejak usia belia. Di mana dirinya kerap terlibat langsung dengan aksi-aksi menentang keberadaan militer Israel di wilayah Nabi Saleh yang merupakan tempat tinggalnya. Dilansir dari forward.com, Tamimi berasal dari keluarga yang telah lama terlibat dalam aktivisme nasionalis Palestina. Ahed sendiri tumbuh di Nabi Saleh, sebuah desa kecil di Tepi Barat yang diduduki Israel sekitar 30 menit di utara Yerusalem.
Gigih dan berani melawan arogansi militer Israel
Tamimi dan keluarganya, tak merasa kecut atau ciut nyali saat berhadapan dengan tentara zionis yang menduduki desa mereka. Dalam melakukan aksinya, mereka tak ragu berada di garis depan dan melakukan kontak langsung dengan pasukan pendudukan Israel. Namun pasukan Israel menanggapi protes ini dengan kombinasi gas air mata, meriam air atau kadang-kadang bahkan peluru karet atau amunisi hidup. Alhasil, dua warga desa, termasuk paman Ahed, Rushdie, telah terbunuh, dan ratusan warga Palestina terluka.
Sempat dijebloskan ke dalam penjara Israel
Karena aksinya yang berani, membuat Ahed menjadi sasaran penangkapan oleh otoritas keamanan Israel. Laman forward.com menuliskan, gadis berambut panjang itu telah didakwa dengan lima tuduhan penyerangan karena menampar dan menendang seorang prajurit Israel. Terlebih, videonya yang dianggap melakukan kekerasan terhadap anggota militer negeri Zionis tersebut menjadi vira di dunia maya. Setelah mendekam selama 8 bulan, Tamimi yang saat itu berusia 17 tahun akhirnya dibebaskan.
Mendapat penghargaan dan jadi simbol perjuangan pembebasan Palestina
Setelah kebebasannya, Ratusan wartawan, aktivis internasional, pendukung, dan anggota keluarga berkumpul di dekat rumah Tamimi di pinggiran desa Tepi Barat, Nabi Saleh untuk merayakan hal tersebut. Keberanian yang dilakukan oleh Tamimi membuatnya dianggap sebagai ikon gerakan perlawanan Palestina. Hal ini pun diapresiasi oleh Mandla Mandela yang merupakan cucu dari Nelson Mandela, dengan mengundangnya ke Afrika Selatan untuk menerima penghargaan khusus atas keberanian, perlawanan dan menjadi simbol harapan bagi jutaan orang .
BACA JUGA: 4 Kisah Pejuang Cilik Palestina Yang Heroik Dan Menggetarkan
Sosok Ahed Tamimi memang sukses menyita dunia internasional atas keberaniannya melawan arogansi militer Israel. Meski sempat mendekam di penjara negeri Zionis tersebut, semangat Tamimi dalam memperjuangkan hak-hak dan kemerdekaan Palestina tak perah surut. Bahkan, ia telah melakukan penggalangan suara di Inggris dalam acara bertajuk Demonstrasi Nasional untuk Palestina. Hebat ya Sahabat Boombastis.