Tes nuklir pertama dilakukan pada 16 Juli 1945 di Alamogordo, New Mexico. Pengujian yang dilakukan oleh pasukan Amerika Serikat ini diberi nama operasi Trinity dan bom yang digunakan bernama gadget.
Baca Juga : 10 Tempat Wisata Murah di Yogyakarta yang Wajib Dikunjungi!
Sejak uji coba tersebut, ada begitu banyak tes nuklir yang dilakukan di dunia. Mulai dari meledakkan nuklir di laut, luar angkasa, hingga menyuruh prajurit berlari ke arah nuklir.
Operasi hardtack adalah serangkaian 35 tes nuklir yang dilakukan oleh Amerika Serikat pada tahun 1958. Tes ini dilakukan di ketinggian dan di dalam air. Tes lokasi tinggi dilakukan di tempat tes Nevada sementara yang di kedalaman air dilakukan di Samudera Pasifik. Tujuan dari tes dalam air ini adalah untuk memahami efek ledakan dalam air terhadap kapal perang.
Dua buah bom yang bernama Wahoo dan Umbrella diledakkan di dasar laut. Kedua bom ini diledakkan dekat atoll Enewetak yang merupakan sekumpulan 40 pulau kecil di kepulauan Pasifik. Nuklir tersebut menimbulkan ledakan raksasa yang membuat air menyembur hingga beberapa meter ke udara. Tes tersebut juga menyebarkan radiasi yang mencemari udara, air, dan merusak kehidupan laut di sekitar area.
Pulau-pulau yang dekat dengan lokasi ledakan dan dihuni oleh 800 orang penduduk juga harus merasakan efek akibat radiasi. Kemudian pada tahun 1980, Amerika membangun sebuah bangunan beton di pulau tersebut untuk membuang tanah dan reruntuhan yang mengandung radiasi.
Operation Plowshare adalah sebuah proyek yang dilakukan Amerika untuk mencari tahu apakah bom nuklir bisa digunakan untuk kepentingan konstruksi seperti membangun danau, teluk, kanal, serta untuk urusan pertambangan. Tes nuklir yang diberi nama sedan ini juga dilakukan di Nevada. Bom termonuklir ini diletakkan 193 meter di dalam tanah sebelum kemudian diledakkan.
Ledakkan bom nuklir tersebut menghamburkan 12 juta ton tanah, serta menyisakan lubang raksasa berukuran lebar 390 meter dan dalam 97 meter. Sebuah kawah buatan manusia terbesar di dunia. Ledakkan ini juga menimbulkan dua awan radioaktif yang tertiup angin dan partikelnya jatuh di berbagai wilayah Amerika terutama daerah Midwest sehingga menyebabkan orang-orang terkena radiasi.
Sejak Mei hingga Desember 1957, militer Amerika Serikat mulai melakukan serangkaian tes dan melibatkan simulasi perang nuklir di lapangan. Yang lebih gila lagi, mereka menggunakan nuklir sungguhan untuk melihat apakah mereka bisa menyembuhkan efek radiasi pada para tentara jika seandainya terjadi peperangan di area beradiasi.
Operation Plumbob menjadi tes nuklir terbesar, terlama, dan paling kontroversial dalam sejarah Amerika. Operasi ini melibatkan 29 ledakan dan bom terbesar diledakkan pada 5 Juli 1957. Bom tersebut bahkan memiliki efek yang 5 kali lebih besar dari yang dijatuhkan di Hiroshima. Sebuah balon membawa bom tersebut ke udara setinggi 460 meter sebelum kemudian diledakkan.
Ribuan prajurit diletakkan di tempat yang sangat dekat dengan ledakan sebelum kemudian diperintahkan untuk berlari ke arah ledakan untuk menyiapkan diri dalam peperangan nuklir. Para prajurit setuju melakukan hal berbahaya ini karena mereka diberi informasi yang keliru tentang radiasi. Akibatnya, 38 ribu prajurit akhirnya menderita tumor tiroid dan 1.900 orang lainnya tewas.
Pada 9 Juli 1962, Amerika Serikat meluncurkan nuklir sejauh 402 km ke luar angkasa dan kemudian meledakkannya. Roket yang membawa hulu ledak nuklir. Tujuan tes ini adalah untuk melihat bagaimana reaksi radiasi nuklir terhadap medan magnet bumi dan apakah mungkin hal ini bisa dimanfaatkan untuk tujuan pertahanan nasional. Saking dahsyatnya, ledakan ini bisa dilihat dari Hawaii dan New Zealand.
Gara-gara tes Hawaii mengalami mati listrik karena getaran elektromagnetik yang sangat dahsyat dan sabuk radiasi yang mengelilingi bumi merusak 3 satelit. Warna-warni cerah terlihat di angkasa yang disebabkan karena partikel radiasi bersentuhan dengan oksigen dan nitrogen di atmosfer bumi. Butuh waktu bertahun-tahun agar partikel di atmosfer bumi kembali normal. Sampai perjanjian yang melarang meledakkan nuklir di luar angkasa disetujui pada tahun 1967, setidaknya sudah ada 105 nuklir yang diledakkan.
Pada tahun 1958, Angkatan Udara Amerika Serikat membuat rencana rahasia untuk meledakkan nuklir di Bulan. Mereka percaya hal tersebut akan menjawab beberapa misteri dalam astronomi planet. Mereka juga percaya hal tersebut membuat mereka semakin dihormati dalam hal ekspedisi ke luar angkasa mengingat saat itu Uni Soviet juga melakukan rencana yang sama.
Untungnya proyek tersebut kemudian dibatalkan oleh Angkatan Udara pada Januari 1959 karena mereka khawatir rencana tersebut akan menuai kritik masyarakat. Mereka juga khawatir jika bom tidak mengenai bulan, mungkin akan jatuh kembali ke bumi. Jika rencana tersebut jadi dilakukan, maka ledakan tersebut akan bisa dilihat dari bumi dengan mata telanjang.
Baca Juga : 5 Fakta Panglima Burung, Sosok Sakti yang Sangat Dihormati Oleh Suku Dayak
Bahaya yang ditimbulkan dari bom nuklir bukan cuma berasal dari ledakannya saja, tapi juga radiasi yang ditimbulkannya. Meskipun tidak terkena ledakannya langsung, radiasi yang menyebar memiliki resiko membahayakan dan bisa merusak lingkungan dan ekosistem. Dengan resikonya yang begitu tinggi, seharusnya pengembangan nuklir segera dihentikan.
Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tengah berbahagia setelah istrinya, Erina Gudono, melahirkan anak…
Musik dan tren sosial terus berkembang di Indonesia, salah satunya adalah fenomena "Sound Horeg" yang…
Kehilangan orang yang kita sayangi itu berat, apalagi kalau kepergiannya tiba-tiba. Seperti yang dialami oleh…
Cinta sejati yang terjalin antara Ikang Fawzi dan Marissa Haque telah melewati waktu yang panjang…
Kabar gembira datang dari presenter aktor kondang dan pengusaha top, Raffi Ahmad. Suami dari Nagita…
Nama Elaine Low beberapa waktu belakangan mencuat terutama di dunia bisnis dan investasi setelah menerima…