Kecanggihan Drone atau pesawat tak berawak ternyata mempunyai manfaat yang besar bagi suatu negara. Tercatat, kini beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, China dan lainnya, berlomba-lomba melakukan penelitian sekaligus inovasi untuk menciptakan sebuah Drone dengan beragam fungsi khusus.
Di Indonesia sendiri, ada banyak jenis Drone yang telah dihasilkan oleh talenta-talenta berbakat tanah air. Tidak hanya di bidang pertahanan atau militer, Drone ciptaan anak bangsa tersebut juga dapat digunakan untuk hal lain seperti pemetaan secara fisik, penginderaan 3D hingga mengambil sampel gas dari sebuah gunung berapi. Seperti apa bentuknya? Simak ulasan berikut.
Memetakan isi perut gunung berapi dengan Aeroterrascan AI 450
Salah satu terobosan Drone untuk kepentingan masayrakat berhasil dilakukan oleh Pesawat tnapa awak yang bernama AI 450. Dirancang dan dibangun oleh Aeroterrascan, sebuah startup teknologi asal Bandung Jawa Barat, Pesawat tanpa awak ini sukses menjalani misi pertamanya untuk “mencari tau” isi perut Gunung Agung di Bali.
Drone yang merupakan generasi keempat yang diciptakan oleh Aeroterrascan ini, sanggup terbang selama 90 menit dan menempuh jarak hingga 60 km. Dengan bentuk yang mirip dengan pesawat siluman Amerika Serikat, AI 450 dapat digunakan untuk memetakan lahan dan menghitung jumlah pohon yang ada. Pada misinya di Bali, Drone seharga Rp 300 juta ini dilengkapi sebuah kamera thermal dengan sensor uncooled voxmicrobolometer yang mampu mendeteksi dan mengambil contoh gas yang keluar di kawah Gunung Agung.
Petakan wilayah nusantara dengan drone LSA
Sebuah inovasi di dunia penerbangan telah dilakukan oleh Lapan. Bekerjasama dengan universitas Berlin, Jerman, Lapan berhasil mengembangkan pesawat pengamat yang bernama Lapan Surveillance Aircraft (PK-LSA01). Nantinya, pesawat ini akan digunakan untuk melakukan verifikasi dan validasi citra satelit, monitoring produksi pertanian, pemetaan banjir, deteksi kebakaran, serta pemetaan tata kota.
Untuk mendukung seabreg misi khusus tersebut, pesawat ini dibekali kemampuan yang lebih dari sekedar drone biasa. Dengan kemampuan terbang non-stop hingga 6-8 jam serta jangkauan tempuh wilayah 1.300 kilometer, pesawat ini juga sanggup membawa beban hingga 160 Kg. Sanggup beroperasi hingga ketinggian 5.000 meter, drone ini menjadi andalan Indonesia untuk memetakan hingga menjaga kedaulatan Indonesia.
Bladeless drone karya inovator muda
Indonesia ternyata mempunyai segudang talenta berbakat di bidang aerodinamika. Salah satu contohnya adalah Muhammad Rizky Fauzan yang membuat sebuah Drone tanpa baling-baling. Berawal dari motor kipas drone miliknya yang rusak, pria berusia 18 tahun tersebut mencoba membuat drone tanpa baling-baling (bladeless drone).
Cara kerja drone garapannya pun cukup unik. Karena tidak menggunakan baling-baling, ia mengunakan perangkat air pressure untuk memcancing udara dari atas drone. Dibagian dalam drone, disematkan sebuah kompresor mini yang disebut pneumatic speed dan pneumatic turbine yang berfungsi untuk menghasilkan tekanan udara. Meski masih belum bisa terbang, Drone tersebut menjadi drone pertama di Indonesia yang dibuat tanpa baling-baling.
Wulung menjadi aset pertahanan bangsa yang tak ternilai
Drone buatan PT. Dirgantara Indonesia ini merupakan sebuah pesawat tanpa yang digunakan untuk kepentingan militer Indonesia. Dengan panjang yang mencapai 4,42 meter dan lebar 1,48 meter, Drone buatan anak bangsa ini mempunyai bentuk seperti pesawat capung. Tak salah jika Drone tersebut menjadi pilihan yang tepat untuk misi pengintaian, survey dan intelejen.
Mempunyai rentang sayap yang mencapai 6,34 meter, Drone ini sanggup terbang menjelajah angkasa hingga 2-3 jam nonstop. Kecepatan jelajahnya pun cukup mumpuni, yakni 111,12 Km/jam. Tak salah jika Drone ini digunakan untuk tugas-tugas militer. Dengan kemampuan “super” tersebut. Wulung bakal membuat negara lain “segan” macam-macam dengan Indonesia.
Drone MALE bakal lindungi negara dengan sistem persenjataan
Senada dengan Wulung, Drone yang bernama MALE ( Medium Altitude Long Endurance), juga akan difungsikan untuk kegiatan militer dan pertahanan negara. Yang membedakan dari Wulung, pesawat tanpa awak ini nantinya tidak hanya digunakan sebagai misi pengintaian saja, tetapi juga untuk keperluan tempur udara.
Drone buatan PT. DI ini nantinya akan dilengkapi dengan kemampuan terbang selama 24 jam di udara. Selain itu, daya jangkau dari drone ini akan diperluas, sehingga mampu terbang hingga pulau terluar Indonesia. Tak hanya itu, jika diperlukan, Drone jenis ini nanti bisa membumi hanguskan musuh dengan tembakan roket. Menurut rencana, drone ini bakal diujicobakan pada tahun 2018.
Tak dipungkiri, perkembangan teknologi drone yang pesat membuat Indonesia turut serta melakukan inovasi didalamnya. Drone yang dikembangkan pun tak hanya untuk kepentingan militer semata, namun juga dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat umum. Kedepannya, diharapkan akan muncul generasi drone yang lebih canggih agar Indonesia tidak selalu “bergantung” soal teknologi kepada negara lain.