Wabah maut hitam atau Blackdeath yang terjadi di Eropa pada tahun 1346 hingga 1353, telah memakan korban hingga 75 juta sampai 200 juta nyawa manusia. Dilansir dari liputan6.com, penyakit itu disebabkan oleh sebuah bakteri bernama Yersinia pestis yang merupakan penyebab terjadinya penyakit pes.
Bersamaan dengan adanay penyakit tersebut, muncul pula sosok misterius berjubah hitam dan memakai topeng burung. Dilansir dari historyonthenet.com, figur yang disebut sebagai Plague Doctor itu, berdandan sedemikian rupa karena dipercaya sanggup mencegah penularan penyakit hitam pada dirinya. Lantas, seperti apa sosoknya pada masa itu?
Dirancang oleh dokter dari para raja-raja besar Prancis
Saat wabah mulai merembet dari satu wilayah ke tempat lainnya di Eropa, Charles de l’Orme yang merupakan dokter pribadi dari tiga raja besar Prancis (Henri IV, Louis XIII dan Louis XIV), merancang kostum tersebut yang dibentuk menyerupai jas. Dilansir dari historyonthenet.com, material bahannya terbuat dari kulit kambing dan ditutupi oleh lilin di sekujur badannya.
Topi kulit yang menjelaskan sosok dirinya
Penggunaan topi kulit pada Dokter Plague juga memiliki beragam fungsi pada masanya. Sumber dari historyonthenet.com menyebutkan, benda tersebut menjelaskan statusnya pada masyarakat bahwa dirinya adalah seorang ahli kesehatan. Selain itu, penggunaan topi kulit juga bisa melindungi kepala sang dokter dari gangguan bakteri yang bertebaran di udara.
Gunakan masker berbentuk paruh burung
Uniknya, Dokter Plague mengenakan masker berbentuk paruh burung untuk menghindari paparan virus yang dibawa penyakit hitam tersebut. Dilansir dari ranker.com, topeng itu dilengkapi dengan obat-obatan, aroma rempah seperti mint, sari mawar, jerami dan zat myrrh untuk menyaring udara. Terlebih, dirinya bakal menghadapi aroma busuk dari tubuh-tubuh manusia yang meninggal akibat penyakit hitam tersebut.
Jubah hitam tebal untuk menghindari kontak kulit dengan pasien
Seperti yang telah disebutkan di atas, jubah hitam yang digunakan oleh Dokter Plague terbuat dari kulit kambing yang dirancang secara khusus. Dilansir dari historyonthenet.com, permukaannya dilapisi dengan lilin dan memiliki desain berlapis suet yang terselip di balik topeng. Karena menjuntai hingga kaki, mantel tersebut bisa meminimalisir resiko bersentuhan antar kulit secara langsung
Tongkat sebagai alat untuk berinteraksi dengan korban wabah
Tak lupa, Dokter Plague juga membawa tongkat yang biasa digunakannya untuk meneliti pasien. Dikutip dari historyonthenet.com, benda ini juga berfungsi untuk mengarahkan anggota keluarga korban, bagaimana dan dimana harus memindahkan pasien dan menghalau orang-orang terjangkit yang putus asa terhadap dirinya sendiri. Tak jarang, Dokter Plague kerap menjadi sasaran dan meninggal akibat efek dari wabah itu sendiri.
Baca Juga : 5 Fakta Ngeri Black Death, Wabah Mematikan yang Nyaris Membuat Eropa Tinggal Sejarah
Jika dilihat sekilas, sosok Dokter Plague memang tampak menyeramkan. Dengan jubah serba hitam dan berkepala seperti burung, dirinya tampil bersamaan dengan adanya wabah penyakit hitam yang melanda Eropa pada saat itu. Orang awam pun bakal mengira jika ia adalah monster atau sejenisnya. Padahal, figur misterius itu sejatinya adalah dokter hebat yang saat itu sukses bertahan dari serangan wabah.