Gibah atau bergunjing yang sering disebut rasan-rasan, merupakan perbuatan membicarakan keburukan orang lain. Bergunjing tentunya termasuk perbuatan yang tidak pantas dilakukan atau tercela. Ketika hari biasa atau di luar Ramadan saja perbuatan ini mendatangkan dosa, terlebih saat puasa.
Gibah memang tidak membatalkan puasa tetapi menghilangkan pahala puasa dan dosa gibah saat puasa dilipatgandakan. Simak ulasan Boombastis.com tentang gibah selengkapnya di bawah ini.
Larangan gibah
Larangan melakukan gibah sudah tertulis jelas di Al-Qur’an, tepatnya pada surat al-Hujurat ayat 12. Ayat tersebut menjelaskan dosa mencari-cari kesalahan orang lain alias gibah. Orang yang gibah diandaikan seperti memakan bangkai saudara sendiri. Perumpaman ini sudah cukup menjelaskan bahwa gibah merupakan perbuatan yang tidak patut dan tentunya harus dihindari.
Bahaya gibah secara kemanusiaan
Gibah dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang digunjing. Kalau ia sampai tahu digunjingkan, tentunya tidak akan senang. Bahkan jika hal yang dibicarakan sesuatu yang tidak benar, akan menjurus pada fitnah. Menghindari gibah harus dilakukan karena dapat merusak hubungan, misalnya pertemanan atau rumah tangga.
Selain itu, orang yang bergunjing bisa merasakan iri dan dengki. Pasalnya, tidak sedikit orang yang membicarakan pencapaian orang lain. Bukannya ikut berbahagia, malah menjadi iri dengan pencapaian tersebut. Bahkan keterusan dapat membuat orang itu mencari-cari bahan gibah yang tidak benar. Akhirnya malah mengakibatkan prasangka buruk dan adu domba sampai fitnah.
Bahaya gibah untuk hati
Korban gibah atau orang yang digunjingkan tentu akan mengalami kerugian. Ia bisa menjadi bahan fitnah yang tentunya bakal menyakiti. Selain korban gibah, pelaku pun menjadi tidak tenang. Membicarakan keburukan atau iri terhadap pencapaian orang lain dapat menguras emosi dan tidak ada manfaatnya. Suasana hati pun menjadi tidak menyenangkan karena timbul perasaan iri dan dengki. Bahkan, pelaku gibah akan merusak citra dirinya sendiri dengan membicarakan keburukan orang lain.
Doa jika telanjur gibah
Gibah mungkin dilakukan secara tidak sadar dan jika menyadari sudah melakukan gibah, ada doa khusus untuk menghapus dosa gibah. Doa penghapus dosa gibah yang tertera pada sebuah hadis berbunyi “Subhaanakallahumma wa bihamdika asyhadu an-laa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilayka”. Artinya “Maha Suci Engkau dan Maha Terpuji Engkau, aku bersaksi tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepadaMu”. Doa tersebut sebaiknya dibacakan segera setelah menyadari telah melakukan gibah.
BACA JUGA: 7 Hal Ini Makruh Dilakukan di Saat Berpuasa
Sebaiknya hindari gibah, apalagi sedang menjalankan ibadah puasa. Tentunya kamu tidak ingin pahala puasa terhapus atau dikurangi gara-gara gibah. Semoga puasa kita bukan sekadar menahan haus dan lapar tetapi menjaga lisan dan perbuatan.