Selama ini, disabilitas sering dipandang sebelah mata dan dianggap tidak mampu berbuat banyak. Tak sedikit yang dijauhi, dikucilkan dari pergaulan, bahkan dibully karena berbeda dari orang lain. Padahal, seharusnya kita banyak belajar dari disabilitas yang semangatnya tak pernah mati walaupun tak punya tangan, kaki, tak bisa melihat, susah mendengar dan tak pandai berbicara.
Kejadian di Masjid Raya Sumatera Barat baru-baru ini amat sangat membuat geram. Bagaimana tidak, akun @boy1492 atau Abraham Ismed menceritakan bahwa ia diusir oleh penjaga masjid karena kursi roda yang ia gunakan kotor. Dalam unggahan tersebut ia juga menyertakan video berupa percakapan antara seorang perempuan (yang mungkin teman atau saudaranya) serta petugas masjid.
Setelah Boombastis.com telusuri, permasalahannya adalah si pengguna kursi roda tidak boleh masuk membawa kursinya karena kotor. Ibaratnya, sandal saja harus dicopot ketika masuk, begitupun kursi. Hal tersebut sudah ada SOP-nya yang diterapkan oleh para pengurus. Namun, Ismed yang duduk di kursi roda mengaku bahwa kursi roda yang bersih juga belum tersedia sehingga ia tidak bisa beribadah. Masa iya mau ngesot? Kan tidak mungkin.
Komentar ini mengundang banyak sekali likes dan komentar netizen. Banyak sekali yang mendukung, mengatakan bahwa setiap orang punya hak yang sama, siapapun dia. Ada pula yang mengatakan bahwa orang mau ibadah kok dipersulit, Indonesia tidak ramah disabilitas, ataupun imbauan untuk lebih memberi pengajaran kepada para marbot serta satpam yang menjaga masjid. Di sisi lain, netizen mengamukakan pendapatnya bahwa kursi roda hanya sebagai alat bantu, jadi harus dicuci dulu sebelum masuk masjid, agar tidak menodai. Lah masuk rumah orang saja harus bersih apalagi bertandang ke rumah Allah.
Selain itu, keberadaan mereka yang punya keterbatasan fisik ini juga jangan dijadikan sebagai bahan ejekan, melainkan harus memberi dukungan lebih kepada mereka. Hal inilah yang seharusnya ditanamkan ke benak generasi muda, agar tidak melihat seseorang dari fisiknya saja. Contoh seperti Ismed, atau mungkin atlet disabilitas adalah mereka yang tidak menyesali apa yang hilang, tetapi berusaha mandiri dan memaksimalkan apa yang masih ada.
BACA JUGA: Kisah Abdul, Bocah yang Rela Merangkak Sejauh 3 Km Demi Sampai ke Sekolah
Keberadaan para disabilitas ini tergantung dengan kita, orang yang ada di sekitar mereka. Jika kita memberi dukungan dan semangat serta tidak membully dan menjatuhkan mentalnya, maka disabilitas sama saja seperti kita yang punya anggota tubuh yang lengkap. Setuju?
Sering ngambek karena disuruh belanja sama ibu? Mungkin saatnya untuk menengok kepada sosok yang justru…
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…