in

Hal-hal Sederhana yang Dibenci dan Ditakuti Oleh Para Diktator

Umumnya, saat membicarakan seorang tokoh diktator, kesan pertama yang muncul adalah kejam dan tidak kenal takut. Tapi sama seperti manusia lain, diktator juga memiliki ketakutan dengan hal-hal tertentu dan tidak pernah kamu duga.

Para diktator yang akan disebutkan di artikel ini, ternyata memiliki ketakutan dengan hal-hal yang paling umum dan sepele yang pernah ada. Tentu saja hal ini membuat kita merasa heran apalagi dengan sisi keras mereka.

1. Lin Biao yang Takut dengan Air dan Angin

Lin Biao adalah pendukung besar dan kunci penting bagi Mao Tse-tung. Ia berhasil menjadi tangan kanan diktator asal China dan terpilih menjadi penerusnya sebelum akhirnya meninggal secara misterius dalam kecelakaan pesawat. Lin Biao terkenal sebagai seorang hypochondriac atau orang yang selalu khawatir secara berlebihan tentang kesehatannya, serta sebagai seseorang yang memiliki ketakutan berlebihan terhadap air, angin, dingin, suara berisik, serta cahaya.

[Image Source]
Lin Biao, tangan kanan dan orang kepercayaan Mao Tse-tung [Image Source]
Ia akan sakit setiap kali mulai berkeringat dan saking takutnya dengan cairan, asupan air hanya bisa ia dapatkan dari makanan yang dimasak. Lin Biao juga akan langsung diare begitu mendengar suara air mengalir, bahkan saat melihat gambar sungai dan danau di lukisan tradisional China juga akan membuatnya gugup.

2. Nicolae Ceausescu Takut dengan Penyakit dan Angin

Diktator asal Romania, Nicolae Ceausescu terkenal dengan seorang hypochondriac, sebuah kondisi yang rupanya berasal dari masalah tenggorokan yang pernah ia miliki saat masih muda. Ia takut dengan AC sehingga memerintahkan agar bangunan dibangun tanpa menggunakan fasilitas ini.

[Image Source]
Nicolae Ceausescu begitu terobsesi dengan kesehatannya [Image Source]
Hypochondria yang dideritanya segera berkembang menjadi takut pada angin dan obsesi untuk membersihkan apapun yang ia sentuh. Saking terobsesinya, agen keamanan akan memastikan semua pegangan pintu dibersihkan dengan alkohol, dan staffnya akan selalu menyiapkan peralatan medis beserta tisu desinfektan untuk presiden jika sewaktu-waktu ia bersalaman dengan orang asing. Bahkan, saat berkunjung ke Amerika, Presiden Carter menciumnya sehingga setibanya di mobil ia mencuci mukanya dengan alkohol.

Nicolae Ceausescu juga menolak makan di acara formal karena takut diracuni, dan bahkan mempekerjakan seorang ahli kimia untuk menghancurkan kotorannya untuk mencegah intelijen asing mengetahui kondisi kesehatannya. Ia bahkan tidak pernah memakai pakaian yang sama dan pakaian yang baru saja ia pakai harus segera dihancurkan.

3. Francisco Macias Nguema Takut Akan Pendidikan

Diktator Guinea Ekuator, Francisco Macias Nguema begitu membenci dengan pendidikan. Setelah berhasil menguatkan posisinya sebagai pemimpin tertinggi dengan kekuatan mutlak pada tahun 1973, ia melakukan kampanye untuk menghapuskan pendidikan. Ia melarang kata ‘intelektual’, menutup semua perpustakaan termasuk perusahaan surat kabar dan perusahan cetak, serta mengumumkan bahwa pendidikan private juga ilegal. Ia hanya ingin mengajarkan slogan politik pada anak-anak dan mengumumkan dirinya sendiri sebagai Grand Master di bidang sains, pendidikan, dan budaya.

[Image Source]
Pendidikan adalah hal yang paling dibenci Francisco Macias Nguema [Image Source]
Ia menyiksa dan membunuh para cendekiawan atau mengusir semua orang yang memiliki pendidikan. Atas tindakannya ini, hanya ada kurang dari selusin orang yang lulus dari sekolah teknik masih menetap di negara ini. Dalam masa pemerintahannya dengan teror, kondisi negara tersebut semakin jatuh. Hal ini membuatnya semakin tidak stabil dan membuatnya beralih pada zat adiktif yang membuatnya mengalami delusi. Saking delusinya, ia bahkan sampai berdebat dengan musuhnya yang sudah tewas.

4. Kaisar Wilhelm II Takut Pada Orang Asia

Kaisar Wilhelm II begitu terobsesi dengan pandangan bahwa ancaman terbesar peradaban Barat berasal dari Asia. Tahun 1900, ia memerintahkan pasukan Jerman melakukan perjalanan ke China dan “bersikap seperti bangsa Huns”, tanpa menunjukkan belas kasihan dan tanpa mengambil tahanan.

[Image Source]
Kaisar Wilhelm II memililki ketakutan besar pada orang Asia [Image Source]
Tahun 1907, ia memperingatkan perang kelam yang akan berlangsung antara Jepang dan Amerika yang menurutnya adalah masalah ras, bukan politik, hanya kuning melawan putih. Ia bahkan mengatakan pada tsar bahwa ia melihat 10 ribu pasukan Jepang bersembunyi di perkebunan selatan Meksiko untuk merebut terusan Panama. Ia juga menawarkan mengirimkan pasukan Jerman untuk mempertahankan teluk California dari pasukan Jepang.

5. Kim Il Sung, Kematian

Ketika pemimpin Korea Utara, Kim Il Sung berusia 65 tahun pada tahun 1977, ia mengumpulkan sekelompok dokter dan memerintahkan mereka untuk membantunya hidup lebih lama hingga 100 tahun, 120 tahun, dan bahkan lebih. Sekelompok dokter ini meneliti 1750 jenis tanaman yang ditulis di buku obat-obatan Asia serta melakukan eksperimen untuk memperpanjang usia diktator ini dan putranya.

[Image Source]
Kim Il Sung melakukan apapun agar tetap hidup dan panjang umur [Image Source]
Salah satu percobaan adalah membuat awet muda menggunakan metode tertawa. Para dokter ini kemudian membuat penampilan komedi untuk untuk sang diktator dan mengumpulkan anak-anak kecil untuk melakukan berbagai hal lucu untuk menghiburnya. Cara paling mengerikan yang ia lakukan adalah menerima transfusi darah dari orang-orang berusia 20an. Para pemuda ini diberi makanan yang sangat bernutrisi sebelum melakukan mendonorkan darah mereka. Meski begitu, diktator ini akhirnya meninggal di usia 82 tahun.

6. Park Chung Hee Takut Pada Budaya Para Pemuda yang Menentang Norma Sosial

Pada tahun 1960an dan 1970an, marijuana adalah hal yang umum digunakan di Korea Selatan meskipun sekarang sudah menjadi hal yang sangat tabu. Diktator Park Chung Hee tidak suka dengan budaya Amerika yang memasuki Korea Selatan dan memandangnya sebagai ancaman bagi kekuasaannya.

[Image Source]
Park Chung Hee takut pada pengaruh budaya asing [Image Source]
Park Chung Hee kemudian membatasi gerak budaya pemuda yang dipengaruhi oleh gerakan hippie dan rock and roll dari Amerika. Targetnya adalah musik yang terpengaruh oleh budaya Amerika. Tahun 1975, banyak musisi muda ditangkap karena menggunakan obat-obatan dan lagu-lagu mereka dilarang tayang. Musik Korea jadi lebih berorientasi pada pop yang terus berlangsung hingga sekarang. Park Chung Hee juga melarang wanita memakai rok pendek dan melarang pria memanjangkan rambut mereka.

Salah satu sasaran targetnya adalah seorang musisi rock, Shin Joong-hyun yang menolak menulis lagu memuji sang diktator. Ia kemudian disiksa dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa dan dituduh sebagai orang gila yang kecanduan obat-obatan.

7. Benito Mussolini Takut Pada Gereja Katolik

Pemimpin fasis asal Italia, Benito Mussolini dikenal sebagai seorang yang begitu membenci gereja Katolik. Pasukan Fasis miliknya dikenal suka menghajar para pendeta dan meneror perkumpulan pemuda Katolik serta bank yang dimiliki oleh para Katolik.

[Image Source]
Benito Mussolini menganggap gereja Katolik sebagai ancaman [Image Source]
Sebelum menjadi seorang pemimpin fasis, ia sempat menjadi seorang sosialis dan menulis untuk koran Il Popoli. Salah satu tulisannya yang berjudul The Cardinal’s Mistress bertujuan untuk menjatuhkan nama Gereja Katolik. Cerita dalam tulisanya berkutat tentang penderitaan panjang seorang cardinal dan simpanannya yang cabul, penuh dengan cerita esek-esek, pembunuhan, dan intrik Katolik.

Meski begitu, Mussolini akhirnya berbaikan dengan gereja demi mengamankan kekuatan politisnya. Mussolini membuat kesepakatan bahwa ia akan melarang perjudian, dan perceraian serta mengijinkan gereja memberikan pengaruh di sekolah. Untuk itu, gereja setuju untuk membubarkan partai Katolik.

8. Adolf Hitler Takut Pada Kuda

Hitler memang dikenal sebagai penyayang binatang, tapi ternyata rasa sayangnya ini tidak berlaku untuk kuda yang sering ia hubungkan dengan arogansi para pasukan berkuda aristokrat. Menurutnya kuda sama dengan para Yahudi yang sama-sama berusaha mempertahankan diri melawan para penyerang, tapi akan tercerai berai lagi setelah bahaya berlalu.

[Image Source]
Meski penyayang binatang, Adolf Hitler ternyata benci kuda [Image Source]
Menurut Gustav Adolf von Halem, Hitler tidak suka kuda karena mereka kurang disiplin baginya. Mereka selalu mengganggu parade militer terbaik, terutama ketika ada musik. Hitler bahkan juga tidak pernah naik kuda karena ia begitu membencinya. Hitler juga pernah marah karena penduduk Berlin kurang antusias dengan parade militer berisi tank dan senjata-senjata canggih yang ditarik dengan traktor jika dibandingkan dengan sepasang kuda peninggalan raja Prusia Frederick II.

9. Joseph Stalin Takut Terbang

Meski dikenal bertangan besi, ternyata Joseph Stalin tidak cukup tangguh dalam hal naik pesawat. Ia lebih memilih naik rombongan motor, atau naik kereta api yang ditemani dengan tentara bersenjata untuk perjalanan yang lebih jauh. Seumur hidupnya, Stalin hanya pernah naik pesawat satu kali untuk mengunjungi konferensi Tehran pada tahun 1943 dengan Perdana Menteri Churchill dan Presiden Rosevelt. Sebenarnya ia lebih memilih perjalanan darat, namun saat itu belum ada rute yang aman.

[Image Source]
Seumur hidupnya, Joseph Stalin hanya sekali naik pesawat [Image Source]
Sebelum terbang, ia sempat meminta pilot sendiri yaitu Alexander Glovanov yang merupakan seorang polisi udara. Namun kemudian ia minta pilotnya diganti oleh Letnan Kolonel M. Grachev. Menurutnya, seorang polisi udara lebih sering bekerja di balik meja dari pada Grachev yang lebih sering berada di balik kontrol pesawat sehingga ia merasa lebih aman terbang bersama Grachev. Penerbangan berhasil dengan sukses, namun Stalin begitu tegang dan ketakutan selama penerbangan. Itu adalah penerbangan terakhirnya dan ia tidak pernah maut terbang lagi. Grachev menerima salam, promosi, dan medali dari Stalin atas jasanya menerbangkan pesawat dengan selamat.

10. Ayatollah Khomeini Takut Pada Pepsi

Tahun 1950, Ruhollah Khomeini terlibat dengan kelompok Shia yang menarget kepercayaan Baha’i di Iran. Menurut mereka, kelompok ini sesat karena berhubungan dengan Israel. Saat mereka menyadari kontrak Pepsi di Iran ada di tangan seorang pebisnis Baha’i, Khomaini mengumumkan bahwa siapapun yang minum Pepsi akan masuk neraka. Tentu saja penjualan Pepsi langsung merosot tajam dan hal ini dimanfaatkan oleh Coca Cola dan memastikan kontrak mereka di Iran ditujukan pada seseorang yang bukan Baha’i.

[Image Source]
Khomaini ternyata membenci Pepsi [Image Source]
Ketika sentimen anti Barat meningkat pada tahun 1960an, penyerangan terhadap Pepsi juga semakin meningkat. Pabrik botol Pepsi dihancurkan dan dibakar. Namun setelah revolusi, Khomeini akhirnya menghapus fatwa tersebut termasuk pada perusahaan sejenis seperti Schweppes ketika kontrol mesin botol dioperasikan oleh para operator yang dinilai bisa diterima oleh fundamentalis Shia.

Nah, beberapa hal tersebut membuktikan bahwa seorang diktator ternyata juga manusia biasa yang memiliki ketakutan dengan hal-hal tertentu. Siapa sangka juga jika ternyata hal yang mereka benci adalah hal-hal yang biasa dan umum.

Written by Tetalogi

Leave a Reply

Mariati, Potret TKW yang Berubah Drastis Semenjak Kerja di Luar Negeri

4 Kasus Pacaran Ala Bocah di Indonesia yang Berakhir Mengenaskan