Mendengar nama diktator mungkin kamu akan menyebutkan nama-nama fenomenal seperti Hitler, Stalin dan yang lainnya. Mereka tak hanya bertangan besi, tapi juga melakukan hal-hal keji di luar batas kewajaran. Untungnya saat ini kita hidup di era yang sudah aman dari pemimpin-pemimpin semacam ini. Hmm, sepertinya tidak begitu juga. Pasalnya, ternyata masih ada beberapa gelintir pemimpin di zaman sekarang yang sifatnya masih sangat otoriter, meskipun tidak sekejam Hitler maupun Stalin.
Baca Juga : Kisah Cinta Soekarno dan 9 Istrinya
Jauh dari hiruk pikuk media, deretan pemimpin ini melakukan berbagai hal yang bisa dibilang tidak patut. Saatnya media mulai mengekspos deretan sosok kejam ini agar tidak dijadikan contoh bagi yang lainnya dan menciptakan kedamaian dunia yang sesungguhnya. Berikut ulasannya.
1. Jose Eduardo dos Santos – Angola
Angola perlahan tumbuh menjadi negara berkembang setelah mereka bisa bangkit dari keterpurukan akibat perang saudara. Negara ini juga punya cadangan minyak yang lumayan banyak. Cukup untuk membuatnya menjadi yang paling sejahtera di Afrika. Namun sayangnya, mereka sepertinya tidak akan mampu mewujudkan visi itu dalam waktu dekat. Upaya ini akan 100 persen gagal dan penyebabnya tak lain adalah pemimpinnya sendiri, Jose Eduardo dos Santos.
Ia adalah presiden resmi Angola walaupun sepertinya tak layak disebut demikian. Bagaimana tidak, keberadaannya antara ada dan tiada. Dos Santos sangat jarang sekali memunculkan dirinya. Entah dalam pidato kenegaraan, wawancara, atau bahkan menghadiri konferensi. Bahkan wajahnya sendiri sangat jarang terlihat di televisi lokal mereka. Dos Santos sendiri diketahui tidak suka pergi ke mana pun. Selama memerintah ia hanya terus berdiam diri di rumah. Saking pemalunya, ia sampai dijuluki “The Silent President”.
Meskipun sangat tertutup tapi kasusnya terbuka lebar. Yup, siapa yang menyangka diam-diam ternyata dos Santos diketahui melakukan korupsi besar-besaran. Ia melakukan apa pun untuk memperkaya diri dan keluarganya. Termasuk dengan mengantungi sendiri minyak-minyak negara dan membuat warga Angola tergeletak kelaparan.