Categories: Trending

5 Cara Banyak Orang ‘Dibohongi’ Iklan

Kita tentu tahu bahwa sejak dulu iklan selalu melebih-lebihkan kenyataan. Tidak ada yang akan percaya apa yang diiklankan benar-benar akan terjadi pada kita 100 persen. Tapi kenyataannya ada juga beberapa iklan yang begitu sering mengatakan hal tertentu yang seringkali terlewatkan oleh kita.

Nah, kali ini boombastis akan mengulas beberapa iklan yang ‘menyuntikkan’ kebohongan yang terlihat begitu biasa hingga kita sendiri bahkan tidak menyadarinya.

1. Angka punya arti penting

Kamu pasti sering melihat iklan yang menggunakan embel-embel ‘9 dari 10 orang percaya bahwa…’, ‘95% orang memilih menggunakan …’ dan sejenisnya. Sekilas bagi orang yang tidak begitu paham dengan bagaimana cara melakukan penelitian ini, mereka akan termakan dengan kata-kata seperti ini karena biasanya kalimat seperti ini diikuti dengan data-data dan statistik yang ‘terdengar serius’.

Angka punya arti penting [imagesource]
Salah satu contohnya adalah penelitian tentang minyak ikan beberapa tahun lalu yang menyebutkan bahwa hasil penelitian membuktikan bahwa minyak ini bisa membantu siswa berkonsentrasi di kelas. Nyatanya, data yang dibuat berdasarkan penelitian kecil tentang Omega-3, bukan minyak ikan dan minyak ikan sendiri ternyata tidak membuat perbedaan apapun. Meski begitu, pil minyak ikan langsung laris manis di pasaran.

2. Produk yang tidak sama dengan gambar iklan

Kita seringkali tergoda masuk ke restoran karena gambar makanan yang terlihat begitu cantik, besar dan mengguggah selera. Namun sayang, kenyataannya gambar-gambar tersebut seringkali tidak mencerminkan produk yang kita beli seratus persen.

Produk yang tidak sama dengan gambar iklan [imagesource]
Ambil saja contoh dengan iklan fast food yang ada. Kamu akan mendapati gambar makanan dengan ukuran yang besar dan cantik hingga benar-benar membuatmu ingin membelinya. Tapi saat kamu membelinya, makanan tersebut ternyata jauh dari harapan dan apa yang kita bayangkan saat melihat fotonya.

3. Kesalahan konsepsi

Saat ada berita tentang penyebaran penyakit berbahaya, penjualan produk kesehatan akan dengan tiba-tiba naik drastis. Salah satu yang bisa menjadi contoh adalah produk pembersih tangan yang kini begitu banyak di pasaran.

Kesalahan konsepsi [imagesource]
Ketika kesadaran tentang SARS dan penyakit lainnya muncul, masyarakat kemudian berpikir bahwa menggunakan pembersih tangan bisa membantu menyelamatkan kita dari infeksi meskipun dengan sedikitnya bukti. Kita juga bisa melihat contoh lainnya seperti penggunaan pasta gigi dengan pemutih yang katanya bisa memutihkan gigi dalam sekejap meski telah ada bukti yang menyebutkan bahwa hal tersebut tidak efektif.

4. Produk bermerek lebih baik

Banyak orang sebenarnya paham bahwa harga tidak menentukan kualitas, tapi mereka tetap saja setia dengan merek tertentu. Ketika seseorang kelas menengah dihadapkan dengan barang bermerek dan barang yang biasa saja, orang tersebut lebih sering memilih barang bermerek.

Produk bermerek lebih baik [imagesource]
Tapi, dalam sebuah tes rasa kopi, seseorang diminta untuk meminum kopi bermerek seperti Folgers atau Maxwell House dengan kopi biasa yang dijual di supermarket. Nyatanya, banyak orang tidak bisa membedakan kopi murah dengan produk yang lebih mahal.

5. Semua adalah pilihan anda

Bayangkan bagaimana para penggemar Pepsi jika mereka dibilang seseorang yang tidak berpendidikan, pembaca tabloid murahan, dan tidak pernah keluar rumah? Meski pernyataan tersebut tidak ada landasan ilmiahnya, namun banyak orang akan percaya begitu saja sehingga mereka kemudian memilih produk yang lainnya.

Kebohongan ala iklan [imagesource]
Hal ini disebut sebagai identity marketing yang tujuannya memang membuat identitas tertentu bagi para pengguna suatu produk. Iklan yang dibuat membuat kita percaya bahwa kita bisa membuat pilihan sendiri tentang produk apa yang digunakan meski sebelumnya, kita sudah ‘dibekali’ dengan identitas tersebut. Misalnya, “Anda bijak jika memakai produk X,” dan sejenisnya.

Meski kita termasuk orang yang seharusnya sudah paham bahwa tidak semua hal yang dikatakan iklan adalah benar, hal-hal tersebut masih sering terlewatkan dari pikiran kita. Kita terjebak dengan iklan yang disampaikan karena hal ini sudah sering terdengar dan terlihat biasa saja.

Iklan memang memiliki tujuan komersil, namun konsumen tetap pengambil keputusan. Be wise dan jangan mudah termakan iklan.

Share
Published by
Teylita

Recent Posts

Statemen Arra Bocah Viral Dianggap Menyinggung Pekerja Pabrik, Ortu Dikritik Netizen dan Psikolog

Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…

2 weeks ago

Profil Fedi Nuril, Sang Aktor yang Gencar Kritik Pemerintah dan Pejabat Publik

Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…

2 weeks ago

Kontroversi RUU TNI yang Mendapat Penolakan Masyarakat

Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…

3 weeks ago

Indonesia Airlines, Maskapai Indo tapi Memilih Berpusat di Singapura

Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…

3 weeks ago

Kasus Pencabulan oleh Kapolres Ngada, Akhirnya Pelaku Dimutasi

Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…

3 weeks ago

Terkuaknya Skandal Aktor Termahal Korea Selatan, Netizen: Hindari Pria Korea

Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…

4 weeks ago