Di Indonesia, banyak sekali daerah terpencil dengan akses keluar masuk yang sangat sulit. Ternyata, di China juga ada daerah yang terkensan mengisolasi diri, lantaran akses yang begitu minim. Tak heran aksesnya sulit, mengingat desa ini terletak di sebuah tebing.
Tepatnya ada di tebing Pegunungan Taihang, Tiongkok. Meski akses sulit, tapi tak menyurutkan penduduknya untuk tetap tinggal di sana dan melakukan berbagai kegiatan. Bahkan, wisatawan pun juga tak sedikit yang mengunjungi desa unik satu ini.
Akses keluar masuk hanya berupa tangga
Desa Guoliang berada di tebing pegunungan Taihang dan merupakan desa kecil di Tiongkok. Selama berabad-abad, desa ini menutup diri dari dunia luar. Hal itu dikarena akses menuju desa ini hanya menggunakan tangga yang disebut dengan Jalan Menuju Langit. Tangga yang dibangun saat Dinasti Song ini, memiliki 720 anak tangga dengan ketinggian 1.752 meter dari tanah.
Meski desa ini sudah ada sejak lama, tapi ditempati oleh 350 orang saja. Penduduk Desa Guoliang merupakan pemberontak yang melarikan diri selama Dinasti Han. Rumah-rumah di desa ini terbuat dari batu, bahkan peralatan memasak juga terbuat dari batu. Kurangnya komoditas yang bisa masuk ke desa, membuat para penduduk desa mengalami banyak kesulitan. Tantangan lain penduduk desa adalah mengantarkan orang yang sedang sakit menuju rumah sakit, lantaran perjalannnya harus ditempuh selama 4 jam.
Membangun jalan berupa terowongan
Karena banyak mengalami kesulitan, beberapa warga Desa Guoliang memilih untuk meninggalkan desa dan menjalani kehidupan yang lebih mudah di daerah lain. Hal itu dikarenakan akses dengan dunia luar sangat tertutup. Pada tahun 1972, 13 orang dari desa mulai menggali dinding tebing dengan alat sederhana untuk membuat akses jalan. Mereka melakukan itu selama lima tahun lamanya hingga mencapai sepanjang 1,3 km.
Namun karena menggunakan alat seadanya, bentuk dari jalan tersebut berupa terowongan yang masih tergolong berbahaya. Karena ada beberapa bagian sisi terowongan yang minim pengamanan, sehingga pengunjung dapat langsung melihat lembah dan gunung di sekitarnya. Terowongan ini akhirnya disebut dengan Koridor Panjang di tebing.
Desa Guoling semakin maju
Terowongan Guoliang juga mendapat julukan sebagai jalan yang tidak mentolerir kesalahan dan jalan menuju kematian. Lantaran sering terjadi kecelakan akibat kelalaian para pengunjung yang datang. Terowongan setinggi 5 meter dengan lebar 4 meter ini, hanya mampu dilewati oleh mobil jenis kecil, seperti sedan.
Sekarang, desa ini memiliki trotoar, hotel, bahkan jembatan untuk akses masuk wisatawan. Menurut media Xinhua, penjualan tiket masuk ke Desa Guoliang pada 2018 mencapai Rp246 miliar. Hal tersebut membuat warga desa menjadi pemilik bisnis untuk fasilitas wisatawan. Pada saat musim liburan, Terowongan Guoliang akan dipadati oleh wisatawan hingga mengalami kemacetan di sepanjang jalan.
BACA JUGA: 12 Jalanan Paling Berbahaya Di Dunia, Siap-Siap Jantung Copot Ketika Melewatinya
Siapa sangka, desa yang dulunya terisolasi karena akses keluar masuk minim, kini menjadi sebuah desa wisata yang menghasilkan. Penduduk pun bisa mendapat pemasukan yang menggiurkan.