Meski pemilihan presiden Republik Indonesia telah selesai dan masa kampanye sudah lama ditutup, namun tampaknya panasnya tensi antara pendukung kubu Joko Widodo dan Prabowo Subianto masih belum padam. Di media sosial, perdebatan soal presiden dan siapa yang seharusnya menjadi presiden masih terus berlanjut. Ketika masa pemerintahan sudah berjalan, para pendukung ‘kotak-kotak’ dan ‘garuda merah’ tampaknya masih belum mau bubar.
Begitu pula dengan kedua pria ini. Redin yang memiliki akun Twitter @redinparis dan Panca yang memiliki akun @panca66 terlibat perdebatan soal Presiden Jokowi dan kebijakan yang beliau ambil. Tanpa diduga, perselisihan di dunia maya tersebut membuat keduanya malah terlibat adu pukul. Bagaimana kronologi kejadiannya?
Dalam akun Twitternya, Panca memang banyak sekali mengkritisi kebijakan Presiden Jokowi. Mulai dari kasus KPK hingga hal-hal sepele seperti cara Jokowi berpakaian. Terakhir, Panca berkicau banyak soal kasus Mobnas dan Proton.
Tidak hanya mengeluarkan pendapatnya sendiri, Panca juga meretweet opini akun lain dan berita dari portal internet untuk kemudian dia beri komentar singkat seperti #IbaKita #BukanUrusanSaya dan #MediaSampah.
Tidak seperti Panca yang tampak bersemangat dalam berkicau di Twitter, Redin cenderung kalem dan menggunakan kata-kata santai. Sejak musim pilpres, dia memang menjadi salah satu dari pendukung Jokowi. Redin menjabarkan banyak sekali penjelasan di balik kebijakan Jokowi, termasuk soal Mobnas dan Proton.
Entah bagaimana awalnya, dua pria yang memiliki pilihan berbeda ini terhubung dan saling balas komentar di Twitter. Karena perdebatan makin memanas, keduanya saling memelajari profil dan tempat tinggal masing-masing. Keributan di dunia maya ini mengundang keramaian. Banyak yang menjadi pendukung Panca namun tidak sedikit pula yang memutuskan mendukung Redin.
Singkat cerita, kedua pria ini akhirnya memutuskan untuk menyelesaikan “masalah” mereka secara jantan dengan pertemuan langsung. Diduga, Panca terlebih dahulu menantang Redin untuk berkelahi di depan Istora, Senayan, Jakarta Selatan. Hal tersebutpun dipenuhi oleh Redin.
Sekitar pukul 7 malam pada hari Rabu (11/2) waktu setempat, Redin sudah tiba di lokasi dan mengirimkan sebuah gambar di Twitter yang menunjukkan bahwa dia telah ada di Istora. Panca segera merespon dan mengatakan bahwa dia sudah ada di dekat lokasi dan baru saja selesai beribadah.
Setelah saling sapa secara singkat, tanpa basa-basi keduanya langsung terlibat adu dorong dan akhirnya saling memukul. Panca yang datang dengan memakai baju berwarna hitam langsung menyerang Redin yang memakai baju putih.
Perkelahian itu berlangsung cukup lama di atas rumput parkiran Istora yang malam itu basah akibat diguyur gerimis pada sore harinya. Sebelum perkelahian ini benar-benar terjadi, banyak sekali para pengguna Twitter yang heboh dan mengaku akan datang ke Istora untuk menyaksikan perkelahian tersebut.
Dalam aksi perkelahian itu, Redin akhirnya terjatuh dan “dikunci” oleh Panca dengan menggunakan lutut. “Lu nyerah, nggak?” teriak Panca tanpa dijawab apapun oleh Redin. Setelah beberapa menit, teman-teman Redin menghampiri dan mengatakan bahwa akan melaporka ke polisi karena aksi Panca sudah keterlaluan.
“Kok jadi begini, sih?” teriak Panca lagi. Kemudian teman-teman Panca segera menariknya dan membawa dia menjauh dengan menggunakan mobil. Sementara Redin ditenangkan oleh teman-temannya. Setelah itu Istora kembali sepi seperti semula.
Kejadian ini sangatlah memalukan mengingat kedua pria tersebut bukan lagi remaja labil yang harus menyelesaikan semua dengan keributan. Hal ini juga menjadi tamparan bagi kita, bahwa perbedaan antara kita harusnya kita sikapi dengan bijak, tidak dengan kepala panas. Perkelahian tidak membuat seseorang menjadi lebih hebat atau lebih lemah, karena hanya menunjukkan sikap kekanak-kanakan.
Semoga dengan kejadian ini kita sadar, bahwa masa “kotak-kotak” dan “garuda merah” sudah berlalu. Kita adalah warga Indonesia, yang meski berbeda namun harus tetap menjaga persatuan dan persaudaraan. Mengkritik pemerintah adalah kewajiban bersama, namun siapapun yang tidak sependapat dengan kita, adalah tetap saudara kita (HLH).
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…