Bung Karno memang dikenal dengan banyak pesona dan kehebatannya yang luar biasa. Tak hanya sukses dalam memimpin negeri, beliau juga dikenal handal dalam berpolitik bahkan untuk level internasional. Oleh sebab itulah pada awal kemerdekaan, meski baru seumur jagung, tapi Indonesia sudah diakui oleh dunia.
Tapi di balik keberhasilan sosok Soekarno tentunya tidak terlepas dari bantuan dari banyak orang, termasuk guru spiritualnya yang luar biasa. Dialah Datuk Mujib, seorang ulama besar yang juga dikenal memiliki banyak karomah. Yuk mengenal lebih dalam sosok guru spiritual dari presiden pertama Indonesia ini.
Datuk Mujib sang guru spiritual Soekarno
Datuk Mujib bin Sa’abah bisa dibilang bukan seorang ulama biasa. Beliau ternyata sudah banyak mengarang kitab, salah satunya adalah kitab rawi maulid Indonesia. Datuk Mujib adalah sosok yang sangat dihormati di tanah abang, dulunya beliau sempat mengaji sampai ke India, barulah setelah kembali ke Indonesia dirinya mulai mengajar tauhid, akhlaq, dan pelajaran Islam lainnya.
Soekarno tertarik karena syairnya yang luar biasa
Presiden pertama Indonesia, ternyata tertarik untuk menjadikan Datuk Mujib sebagai guru spiritualnya lantaran beberapa syair beliau yang menggugah hati. Dilansir dari Merdeka, syair dari Datuk Mujib, bertemakan kemerdekaan, dan berkaitan dengan para pejabat di waktu itu. Soekarno pun tak segan untuk bertanya kepada Datuk Mujib jikalau ada permasalahan negara yang lumayan pelik.
Karomah Datuk Mujib yang sering dibicarakan
Kalau bicara mengenai ulama besar zaman dulu, tentunya tidak lepas dengan karomah-karomah yang dimilikinya. Nah salah satunya adalah Datuk Mujib ini yang sering diceritakan bahkan hingga sekarang. Dilansir dari Republika, pada masa penjajahan Belanda, orang-orang tanah abang sempat diserang. Akhirnya mereka memilih untuk berlindung ke musala Datuk Mujib, hingga beliau sendiri yang turun tangan menghalau serangan itu.
Tongkat komando Soekarno ternyata pemberian Datuk Mujib
Satu hal yang menarik adalah kisah mengenai tongkat komando milik presiden Soekarno yang melegenda. Namun siapa sangka kalau ternyata tongkat yang satu itu dulunya adalah milik dari Datuk Mujib yang akhirnya diberikan pada Soekarno. Bahkan sebelumnya, tongkat itu sempat digunakan beliau untuk melawan penjajah.
BACA JUGA: Satu Lagi Alasan Mencintai Soekarno, Namanya Ternyata Pernah Begitu Bergema di Seantero Afrika
Pada akhir hayatnya, beliau meminta agar makamnya tidak dibangun megah bahkan cenderung dirahasiakan. Ya, dirinya berpesan jika memang ingin mendoakan, lakukan saja di rumah masing-masing. Semua itu dilakukan agar orang-orang tidak mensakralkan makam beliau.