Nama Gustika Jusuf-Hatta sedang viral di media sosial. Melihat nama belakang gadis kelahiran 19 Januari 1994 ini, pasti Sahabat Boombastis berpikir ia ada apa-apanya dengan Wakil Presiden pertama, Mohammad Hatta. Ya, betul sekali, Gustika Jusuf-Hatta merupakan cucu Sang Proklamator.
Banyak orang yang kebingungan cucu Bung Hatta dari siapa Gustika ini. Sebab, selama ini publik hanya mengenal Tansri Yusuf Zulfikar dan Sri Juwita Hanum Swasono, anak dari Meutia Hatta saja, sebagai cucu Bung Hatta. Maka dari itu, dalam ulasan berikut, Boombastis.com akan mengupas tuntas siapa Gustika Jusuf-Hatta sebenarnya dan kenapa ia bisa viral di media sosial.
Penyebab viralnya Gustika Jusuf-Hatta di media sosial
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai Gustika Jusuf-Hatta, mari menilik “skandal” yang telah dibuatnya di media sosial. Pada tanggal 24 Oktober 2018, Gustika melalui akun twitternya (@Gustika) merespon cuitan Faldo Maldini yang berisi sebuah video. Di sana, juru bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut betapa miripnya Sandiaga Uno dengan Bung Hatta.
Naik pitam, Gustika pun menulis “tidak kenal dengan Bung Hatta tidak usah mengibaratkan sebagai Bung Hatta. Tidak elok menggunakan nama beliau (dan Eyang Karno) demi kepentingan politik. I’m so done, setiap pilpres nama beliau selalu digadai-gadai. It’s getting old @Dahnilanzar.” Banyak netizen yang ramai-ramai merespon tweet Gustika hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengunci akun twitter pribadinya.
Siapa Gustika Jusuf-Hatta?
Seperi yang Boombastis.com sampaikan di atas, banyak orang yang masih enggak ngeh dengan cucu Bung Hatta satu ini. Dikutip dari penjelasan kumparan.com, Gustika merupakan cucu Bung Hatta dari anaknya yang ketiga, Halida Nuriah Hatta. Setelah menikah dengan Gary Rachman Yusuf, lahirlah Gustika Fardani.
Gustika bisa saja dibilang masih muda, (berusia 24 tahun), tetapi prestasi yang telah ditorehkannya di usia ini sudah melebihi rata-rata. Diketahui dari profil linked.in-nya, Gustika Fardani Jusuf-Hatta telah menyelesaikan sekolahnya di jurusan War Studies, King’s College London, kampus penulis kondang Virginia Woolf.
Fasih berbahasa Inggris, Prancis, dan Spanyol
Kuliah di Inggris membuat Gustika wajib menguasai bahasa Inggris. Sertifikasi IELTS miliknya saja bernilai 8, sudah pasti banyak jalan untuk mempelajari bahasa Eropa lainnya. Dalam laman linked.in-nya, terdapat 22 orang yang memberikan pengakuan terhadap kemampuan bahasa Prancis dan Spanyolnya.
Selain itu, sebelum berkuliah di King’s College London, ia sempat bersekolah di Institut d’etudes politiques de Lyon. Sekolah politik yang tertelak di Lyon, Prancis ini dianutnya selama satu tahun. Selanjutnya, ia juga pernah mengambil short course di Universitas Oxford serta Sotheby’s Institute of Art. Tak ayal, jika ia berani membantah perkataan jubir Prabowo-Sandi, pengetahuan tentang politiknya sudah cukup jauh diambil di sekolah-sekolah tua di Eropa.
Eksistensinya di organisasi seperti PBB sudah tak diragukan lagi
Lebih banyak menghabiskan waktunya di luar negeri membuat Gustika mengeksplor lebih banyak bakatnya. Salah satunya dalam organisasi besar seperti PBB. Ia pernah menjadi delegasi untuk forum pemuda PBB yang membahas tentang perempuan. Ia juga sempat magang untuk misi Indonesia dalam PBB.
Tak hanya seputar forum di PBB, ia juga pernah magang di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamaan (Kemenko Polhukam). Dalam riwayat Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) London, ia juga pernah menjabat jabatan yang penting, loh, yaitu ketua bidang hubungan eksternal. Masih mau meragukan latar belakang seorang Gustika Jusuf-Hatta?
Tanggapan Gustika ketika ditanya ulang perihal cuitannya di twitter: ciamik!
Tak berhenti sampai mencuit saja, Gustika yang tengah berada di London dihubungi via Skype oleh Metro TV kemarin. Ia lalu ditanya maksud dari tweet-tweetnya yang sempat direkam sebelum ia mengunci akun twitternya. Ia menjelaskan bahwa sudah basi menggunakan nama Soekarno-Hatta ketika menjelang Pilpres.
Selain itu, ia juga menggaris bawahi perbedaan sang kakek dengan Sandiaga Uno yang membuatnya gerah. “Kalau saya boleh bilang, pak Sandiaga Uno, saya menghormati dia sebagai individu yang sangat sukses di Indonesia ini. Tapi beliau adalah tokoh korporasi, sedangkan kakek saya adalah tokoh Koperasi. Juga Sandiaga Uno adalah politisi, sedang Bung Hatta adalah negarawan.” Gustika menyebutkan bahwa hal yang dasar saja sudah beda, tak bisa disamakan.
Aksi berani Gustika Jusuf-Hatta ini masih menjadi pro dan kontra di media sosial. Namun, yang berani penulis garis bawahi adalah seorang gadis 24 tahun dengan penjelasan yang menohok juga jelas, seharusnya bisa membuat masyarakat bisa berpikir jernih. Ini bukan lagi tentang dua kubu dalam Pilpres 2019, tetapi tentang siapa Proklamator kita sesungguhnya dan seperti apa negara Indonesia itu sendiri.