Jaman generasi ’90an emang gak ada abisnya buat dibahas yaaa? Selalu ada saja hal yang asik buat diinget-inget lagi. Membawa kenangan indah masa lalu yang gak mungkin terulang kembali. Dunia hiburan di jaman itu sangat mendidik, dan sederhana terkesan apa adanya, namun penuh pesan moral.
Pada edisi 90an kali ini, redaksi Boombastis akan membahas 5 cowok fiktif yang sempat ngetop banget di jaman dulu. Mereka adalah tokoh-tokoh yang lahir dari novel, sandiwara radio, film bahkan cerita rakyat. Siapa saja mereka? Nih:
1. Lupus
Ini tokoh fiksi paling fenomenal di tahun 90an. Kisah Lupus awalnya adalah sebuah cerita bersambung di majalah Hai karya Hilman Hariwijaya. Setelah banyak yang suka, ceritanya kemudian dijadikan buku lalu dijadikan film dan sinetron.
Lupus adalah seorang anak muda yang cerdas, ganteng, sederhana, tapi banyak akal. Ayahnya sudah meninggal, dan ibunya menjadi tulang punggung keluarga dengan bisnis katering. Lupus yang punya jambul ala John Taylor dan suka ngunyah permen karet ini mempunyai adik semata wayang nan centil bernama Lulu. Lupus sendiri pernah dekat dengan beberapa gadis seperti Poppy, Rina, Mila, dll.
Kisah kehidupan Lupus amat menarik disimak karena ringan, sederhana dan apa adanya. Tidak dibuat-buat, dan terasa nyata dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan tata bahasa yang ‘gaul’ pada saat itu juga menjadi salah satu daya tariknya.
Cerita ini kemudian diangkat ke layar perak dengan bintang utama Ryan Hidayat (alm). Film ini sukses dan menghasilkan beberapa sequel. Setelah film, kisah Lupus kemudian dibuat versi sinetron dengan bintang utama yang berganti-ganti. Upaya untuk menghidupkan kembali karakter Lupus di jaman modern ini udah dilakukan beberapa kali, tapi masih belum bisa menyaingi ketenarannya di masa lalu.
2. Si Boy
Nama asli si Boy adalah Raden Ario Purbo Joyodiningrat. Anak orang kaya keturunan bangsawan. Dia tampan, kaya, baik hati, rajin sholat dan jago berantem. Ini tokoh fiksi paling sempurna, yang kemudian jadi idola gadis-gadis se-Indonesia jaman 90an.
Awalnya berasal dari sebuah sandiwara radio di Radio Prambors Jakarta berjudul “Catatan si Boy”, kisah si Boy yang ngetop banget ini kemudian diangkat menjadi film dengan bintang utama Onky Alexander. Si Onky yang merupakan pendatang baru di dunia perfilman, namanya langsung melesat gara-gara film ini.
Drama ciptaan Marwan Alkatiri ini dulunya disuarakan sendiri oleh para penyiar Prambors. Setelah diangkat ke dalam film, artis-artis pemerannya gak tanggung-tanggung bintang ngetop semua. Ayu Azhari, Meriam Belina, Didi Petet, dan Dede Yusuf. Oh iya, ada juga si cantik Btari Karlinda yang yang berperan sebagai Ina, adiknya Boy. Kisah si Boy ini sempat menelurkan beberapa sequel dan diangkat lagi di sebuah film indirect sequel berjudul Catatan Harian Si Boy di tahun 2011. Tapi hasilnya gak sekeren yang buatan tahun 90an.
3. Si Roy
Ini namanya hampir-hampir mirip ama Si Boy, tapi mereka berdua gak ada hubungannya. Latar belakang si Roy hampir sama dengan Lupus. Seorang anak muda yang ditinggal ayahnya. Harus tinggal bersama sang ibu untuk melanjutkan kehidupan. Kisah si Roy juga hampir mirip Lupus karena sama-sama merupakan cerita bersambung di majalah Hai, judulnya “Balada si Roy”.
Tetapi berbeda dengan Lupus yang ceria dalam kesederhanaan, Roy begitu liar dan begitu bebas. Ia adalah petualang. Baik di dalam kehidupannya, maupun di dalam percintaannya. Cerita hidupnya yang super “macho”, berantem, kadang nenggak alkohol, kadang berantem dengan siapa saja, kadang tergoda kehidupan malam dan pergaulan bebas, terasa nampak nyata juga bagi para pembaca.
Hal ini mungkin terinspirasi dari kisah hidup penulisnya sendiri, Gola Gong. Ia menampilkan Roy yang berfikiran merdeka dan berani. Seolah-olah menantang rezim yang saat itu sedang berkuasa. Saking nyata dan blak-blakannya, cerita ini harus dihentikan karena surat protes dari banyak orang. Karena ini pula cerita si Roy ini gak sempat difilmkan, meskipun ada sebuah film berjudul “Si Roy” yang gak ada hubungannya ama cerita ini.
4. Brama Kumbara
Berbeda dengan ketiga tokoh sebelumnya yang menceritakan kehidupan sehari-hari remaja Indonesia modern, Brama Kumbara adalah seorang pendekar dan raja sebuah kerajaan kecil di jaman Majapahit. Ia adalah seorang pendekar sakti mandraguna yang tampan, bijaksana, sabar, dan berbudi luhur. Pokonya seperti biasanya tokoh-tokoh pendekar di cerita-cerita silat.
Petualangan Brama bersama adiknya yang super cerewet bernama Mantili dulunya merupakan sebuah sandiwara radio berjudul “Saur Sepuh”. Cerita karya Niki Kosasih ini jadi idola jutaan penduduk Indonesia sehingga para pengisi suaranya seperti Ferry Fadli dan Elie Ermawati jadi selebritis saat itu.
Saat diangkat jadi film, tokoh Brama dimainkan oleh Fendy Pradhana yang tegap dan macho abis. Kumis palsunya sempat mendapat kritikan, tapi lama-lama keliatan keren juga. Film Saur Sepuh menggunakan teknik tercanggih yang bisa dihasilkan perfilman Indonesia saat itu. Cukup menghibur dan membanggakan juga sih. Tapi overall sangat keren dan laris manis, bahkan dibuat sampai sekuel ke 5.
5. Si Kabayan
Kabayan adalah tokoh fiksi yang lahir dari budaya Sunda. Karakternya lucu dan banyak akal. Sudah merupakan cerita turun temurun dari mulut ke mulut sejak sebelum jaman kemerdekaan. Si Kabayan ini begitu digemari karena juga mewakili kehidupan orang Sunda yang cukup dinamis.
Sudah beberapa kali diangkat dalam drama TV, Kabayan kemudian diangkat ke layar perak dengan pemeran Didi Petet (alm). Dengan aktingnya yang hebat, Didi petet berhasil membuat karakter Kabayan menjadi begitu nyata. Di film ini almarhumah Nike Ardilla berperan sebagai Nyi Iteung, pacar yang kemudian jadi istrinya Kabayan. Film ini sukses dan menghasilkan beberapa sequel yang tambah lama ceritanya tambah gak masuk akal.
6. Naga Bonar
Tokoh ini hanya ada dalam film, yang diperankan secara gila-gilaan oleh Deddy Mizwar. Berkisah tentang seorang pencuri ulung asli Batak, yang kemudian ganti profesi jadi pejuang kemerdekaan. Ia bersama emaknya dan beberapa orang kampungnya yang tidak memiliki pengalaman militer membentuk pasukan gerilya untuk melawan tentara Belanda.
Berbagai kelucuan terjadi karena tingkah laku Naga Bonar yang masih suka hobby maling, tapi tetep cinta mati ama negaranya. Nurul arifin juga bermain apik di sini sebagai cewek incerannya Naga Bonar. Banyak konflik yang lucu dan menyedihkan yang terjadi sehingga lumayan mengaduk-aduk perasaan.
Film ini sempat menghasilkan sequel yang diperankan Deddy Mizwar dan Tora Sudiro. Cukup bagus sih, tapi teteup gak bisa sebagus aslinya.
Keren-keren yaa? Menurut kamu siapa lagi tokoh-tokoh fiktif di jaman 90an yang perlu diulas? Tulis di komentar di bawah ini yaaaaaa!