Selamat hari Valentine! Sejak beberapa tahun belakangan, masyarakat Indonesia tengah berebut panggung untuk menolak perayaan Hari Kasih Sayang setiap tanggal 14 Februari ini. Menurut kepercayaan sebagian orang, Valentine dikatakan haram sebab bertepatan dengan kematian Pastor yang menjadi latar belakangnya.
Padahal, Ulama Saudi Arabia menyebutkan hari Valentine tak haram dan banyak masyarakat yang merayakannya, loh, seperti yang diwartakan cnnindonesia.com dan Kompas.com. Entah mengapa sekelompok mahasiswa di Bogor malah menentang dan bersikeras bahwa cokelat—sebagai simbol hari Valentine adalah simbol kemaksiatan. Hal tersebut jadi bahan empuk dagelan netizen twitter, deh.
Mbaknya jawab: “mau varian maksiat yang apa? Maksiat stroberi atau maksiat pisang?” Ternyata, mbaknya juga warga twitter~
Nikmat dunia mana yang engkau dustakan
Kelihatan aja, nih, sedotan mekdi
Untung bukan komentar kasihan Gempi atau kasihan Scoopy
Hmm, sebuah plot twist
Kata mbaknya yang demo: ngejleb abis!
NAH BEGINI YANG SAYA DUKUNG
Sobat misqueen mah makannya cuman pakai gula
((((maksiat sawo matang))))
Koko-koko yang jual enggak ngerti situ mau beli cat warna kemaksiatan, kan doi merayakn Valentine~
Gara-gara Pramuka identik dengan warna cokelat, Baden-Powell jadi bapak maksiat se-dunia 🙁
Ada sedikit tips dari Profesor yang hits di Twitter, nih!
#Tips untuk tetap berbagi coklat
Semoga bermanfaat pic.twitter.com/xnpECq0boA
— picoez (@picoez) February 12, 2019
BACA JUGA: 10 Meme Hari Valentine Tak Seindah yang di Angan-angan, Dijamin Ngocok Perut Abis
Memang ada-ada saja netizen di negara ber-flower ini. Sudah berganti tahun, masih aja isu-isu seperti ini dipusingkan. Daripada demo menolak hari Valentine, bagaimana jika para mahasiswa yang kebanyakan wanita ini mengkaji ulang RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, serta petisi yang dibuat oleh Maimon Herawati tentang penolakannya. Sudah banyak yang menandatanganinya, lho—yang berarti semakin banyak orang mendukung dihapusnya kekerasan seksual, dong. Ironis!