Dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahmaan ayat 13 sungguh jelas disebutkan, “Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan?”. Bahwa begitu banyak nikmat dari Allah bagi kita hambaNya yang ternyata masih seringkali kita lupa syukuri. Ketika Allah memberikan kita nikmat sehat tubuh contohnya, kita malah mempergunakan kesehatan tubuh kita untuk berfoya-foya atau berbuat kejahatan dan zina. Sehingga kala Allah mencabut nikmat kesehatan tubuh dari kita, barulah kita sadar bahwa sungguh kita telah menyia-nyiakan segala nikmat Allah yang amat besar kepada kita.
Nah, salah satu nikmat yang Allah berikan kepada kita adalah HIDAYAH. Ya, hidayah menjadi seorang muslim atau muslimah, hidayah menutup diri dengan hijab, dan hidayah dari masa kejahiliyahan yang dulu banyak berbuat dosa dan zina kemudian hijrah menjadi sosok yang telah bertaubat dan bertekad mengabdi kepadaNya di jalan dakwah. Dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 34 disebutkan, “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim, dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”. Ayat tersebut seharusnya terus mengingatkan kepada kita bahwa nikmat Allah sesungguhnya amatlah besar, namun seringnya kita sendiri lah yang jarang mensyukurinya.
Berikut ini adalah empat ciri-ciri seseorang yang mendapatkan nikmat Hidayah dari Allah. Dan ketika keempat hal ini ada dalam diri seseorang, maka bisa dipastikan hidupnya tak akan pernah lepas dari kebahagiaan karena dia selalu dekat dengan Allah SWT.
1. Ikhlas
Orang yang ikhlas adalah orang yang senantiasa mencari ridho Allah SWT. Apapun yang dilakukannya hanyalah demi mengharapkan ridho Allah, sehingga dia akan meninggalkan yang Allah benci dan menjalankan semua yang Allah perintahkan tanpa terkecuali. Dia akan sangat takut jika Allah murka karena cintanya kepada Allah melebihi cintanya pada dunia dan seisinya.
Orang-orang yang ikhlas adalah orang yang langka. Karena kita tahu bahwa ikhlas itu mudah di mulut tapi sulit di konsep. Allah akan terus menguji hambaNya yang amat Dia cintai dengan berbagai ujian kesabaran sampai si hamba menjadi insan mukhlasin, yang ikhlas dan ridho terhadap segala yang Allah kehendaki padanya. karena sesungguhnya Allah Maha Tahu mana yang baik dan mana yang buruk.
Hal ini dijelaskan dengan sangat gamblang di dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 6, “Dengan kitab itulah Allah menunjuk orang-orang yang mengikuti keridhoanNya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya, dan menunjuk mereka ke jalan yang lurus”.
2. Iman dan Cinta Kepada Allah
Iman yang didasari dengan cinta yang sebenar-benarnya kepada Allah, melebihi segala cintanya kepada dunia dan seisinya, tidak akan pernah bertepuk sebelah tangan. Allah selalu mencintai kita. Sehingga ketika kita merasa bahwa Allah jauh dari kita, sesungguhnya bukan Allah yang menjauh, namun kita sendiri lah yang menjauh dariNya.
Imam Syafi’I berkata, “Ketika hatimu terlalu berharap kepada manusia/seseorang, maka Allah akan timpakan kepadamu pedihnya pengharapan karenanya. Supaya kamu tahu bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap pada selainNya. Maka Allah menghalangi dari perkara tersebut, agar kamu kembali berharap hanya kepadaNya”. Nah, jangan sampai kita menjadi hamba yang terjerumus melupakan Allah hanya demi makhluk fana bernama manusia.
Bagi mereka yang mencintai dan mengimani Allah melebihi dunia dan seisinya, bisa dipastikan hidupnya akan penuh dengan ketentraman dan kebahagiaan. Karena dia yakin bahwa Allah selalu bersamanya, dalam keadaan suka dan duka. Serta Allah akan selalu menjadi penolongnya, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
3. Amalan Baik
Salah satu ciri nikmat hidayah yang Allah beri kepada hambaNya yang Dia cintai adalah kemudahan sang hamba dalam menjalankan amalan-amalan keabaikan demi selalu dekat denganNya. Tak mudah untuk terus istiqomah atau kontinyu dalam amalan kebaikan. Karena setan tak akan pernah lelah menggoda para Anak Adam agar mereka menjadi sahabatnya kelak di neraka. Na’udzubillaah.
Untuk itulah, bagi seorang hamba yang telah mampu istiqomah dalam amalan-amalan kebaikannya, perbanyaklah syukur, karena itu berarti nikmat hidayah telah Allah berikan. Sehingga jangan sampai kontinyuitas tersebut kita rusak dengan kekufuran atau rasa ketidakpuasan kita yang membuat kita terjerumus dalam godaan setan untuk lebih mementingkan dunia dan seisinya daripada Allah.
4. Sabar
Seseorang yang sabar adalah dia yang pantang menyerah, tak putus asa, tak mengeluh, serta pantang berhenti walaupun ada halangan atau kegagalan yang menghalangi langkah kehidupannya mencapai impian atau harapannya. Dia akan terus berusaha mewujudkan harapan dan impiannya tersebut dalam upaya demi mencari ridho dari Allah SWT dalam setiap langkah hidupnya.
Segala kesulitan hidup tak membuatnya gentar. Sehingga bagi hamba yang telah mencapai titik ini, bersyukurlah dengan sebanyak-banyaknya syukur. Karena berarti Allah telah menempatkanmu pada posisi tinggi sebagai hamba tercinta yang Dia beri nikmat hidayah dan cinta dariNya yang tak terhingga.
Itulah keempat ciri yang ada pada diri seorang hamba yang Allah berikan nikmat hidayah dalam kehidupannya. Jika kita menemukan diri kita belum seperti itu, maka banyaklah istighfar, minta ampun pada Allah, karena bukan Allah yang menjauh, namun karena kita yang sering lupa bahwa hanya Dialah satu-satunya yang selalu ada di dekat kita. (sof)