fi
Bulan Februari identik dengan bulannya cinta dan kasih sayang. Karena, di tanggal 14 bertepatan dengan Hari Valentine atau hari kasih sayang sedunia. Kebanyakan orang merayakannya dengan memberikan hadiah berupa coklat pada orang yang terkasih. Namun hadiah coklat saat ini sudah dianggap mainstream. Beberapa orang memilih untuk liburan ke suatu tempat spesial. Nah, ada baiknya anda mencoba berkunjung ke Pulau Makalehi. Lho, kenapa? Ada apa di Pulau ini?
Di pulau ini, kita bisa menjumpai tiga simbol cinta sekaligus. Pertama, melihat simbol cinta yang dilukis oleh alam di Danau Cinta (Heart Lake). Kedua, mengunjungi goa tengkorak untuk lebih mencintai warisan budaya Indonesia. Dan yang ketiga, kita bisa lebih mencintai negeri kita dengan berkunjung ke Monumen Kedaulatan NKRI.
Pulau Makalehi merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara. Pulau yang masuk kategori terluar Indonesia ini, berbatasan langsung dengan Filipina. Pulau Makalehi, mulai tersiar keindahannya pada tahun 2010. Di mana, kampung di pulau ini meraih juara pertama kampung terbersih se-Indonesia. Tidak menyangka bukan, kampung di pulau terluar dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian nelayan mengalahkan ribuan kampung dan desa lain seluruh Indonesia.
Dinamakan Danau Cinta karena bentuk penampangnya terlihat bagaikan simbol hati. Simbol yang umum diartikan sebagai cinta. Pasti akan menyenangkan jika anda bisa mengajak seseorang spesial untuk menikmati keindahan Danau Cinta di bulan cinta ini.
Untuk dapat melihat danau ini, anda harus berjalan selama sekitar 30 -60 menit menuju bukit. Jalanan yang dilewati sebagian besar merupakan lahan warga dengan tanaman pala, kelapa, dan singkong yang dikelilingi ilalang. Anda harus berhati-hati karena medannya cukup terjal. Usahakan kondisi badan tetap fit dan jangan lupa membawa bekal, terutama minuman. Karena cuaca di daerah ini sangat panas. Nah, setelah perjalanan yang cukup melelahkan dan akhirnya sampai di atas bukit, anda bisa melihat view danau cinta yang berbentuk simbol hati.
Setelah puas menikmati danau dari atas bukit, anda bisa turun ke danau untuk berenang dan bermain air. Menyeburkan diri dalam air di suasana terik sangat menyegarkan. Ditambah air yang jernih dengan berbagai ikan yang jelas terlihat menambah kepuasan perjalanan. Harga yang sesuai untuk perjalanan yang melelahkan.
Satu lagi destinasi hunting cinta yang tak boleh ketinggalan. Sumber cinta kepada warisan budaya negara Indonesia. Yah, warisan budaya yang patut kita singgahi itu adalah Goa Tengkorak. Lokasinya tidak jauh dari Monumen NKRI, jaraknya bisa ditempuh sekitar 20 menit. Belum ada jalan khusus yang resmi dibuka untuk menuju goa ini. Sehingga, anda akan menempuh perjalanan menyusuri lahan dan perkebunan warga. Dan yang perlu diperhatikan untuk menuju kawasan goa tengkorak, anda harus membawa paling tidak sebungkus rokok.
Sampai saat ini, asal-usul keberadaan tengkorak dalam goa ini masih menjadi misteri dan perdebatan banyak pihak. Anda tidak perlu takut berkunjung ke tempat ini. Asalkan bisa menjaga sikap dan mengikuti aturan yang berlaku, perjalanan akan lancar.
Setelah menjelajahi destinasi wisata di Pulau Makalehi, ada baiknya anda juga mencicipi makanan khasnya. Makanan khas warga pulau Makalehi ada banyak macamnya. Di antaranya nasi jaha, sagu lempeng, dan tinutu’an. Dari kesemuanya, yang paling mudah ditemui di warung-warung adalah tinutu’an.
Tinutu’an disebut dengan bubur sehat, karena di dalam bubur ini terdapat bahan-bahan yang mengandung vitamin, mineral, dan serat yang sangat menyehatkan. Bahan-bahan pembuatannya terdiri dari berupa-rupa sayuran hijau. Seperti bayam, daun gedi, kangkung, daun kunyit dan daun sereh yang banyak mengandung vitamin A dan C. Selain itu, sumber karbohidrat tersusun dari labu kuning, singkong, ubi jalar, dan beras yang juga kaya akan gizi dan serat. Cocok dimakan untuk mengembalikan stamina tubuh anda pasca perjalanan.
Tekanan penjajah pun membuat kreasi menciptakan makanan dari bahan darurat seadanya pun hanya sekedarnya. Alhasil, bahan-bahan yang didapat dari hasil kebun itu kemudian asal saja dicampur secara bersamaan dalam satu wadah. Karena masih ada sedikit beras yang tersedia di dapur, dicampurlah pula ke dalam wadah itu. Hasil masakan tersebut di luar dugaan, ternyata rasanya enak dan disukai oleh banyak orang. Dari situ, resep pembuatan Tinutuan tersiar hingga sampai kepada masyarakat luas. Sehingga, jadilah makanan yang kita kenal sebagai Bubur Manado sekarang ini.
Tips Travelling ke Pulau Makalehi
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…