Kehadiran Spaso pada tubuh timnas U-23 menjadi suatu hal yang mengejutkan. Pasalnya, kehadiran pemain naturalisasi di tengah membludaknya bakat pemain Indonesia. Meski memiliki kemampuan di atas rata-rata, apabila menutup potensi pemain muda tanah air tentu menjadi hal kurang tepat. Bagaimanapun tidak ada cara instan untuk berprestasi dalam olahraga ini.
Naturalisasi adalah program instan yang digalakan PSSI untuk dapat meraih prestasi. Berangkat dari kegagalan berhasilnya negara Singapura saat Piala Taiger 2005 membuat Indonesia ingin menirunya. Sudah banyak eksodus pemain luar negeri menjadi WNI. Namun, kiprahnya bisa dikatakan belum banyak memiliki sumbangan terhadap prestasi untuk timnas. Lalu siapa sajakah mereka simak ulasannya berikut.
Vicktor Igfonefo pemain naturalisasi asal Nigeria
Memulai karir di Indonesia dengan bermain bersama Persipura karir Vicktor cepat melesat. Persipura Jayapura dibawanya meraih gelar juara liga. Berduaet dengan Bio Paulin membuatnya mampu tampil apik dalam menjaga pertahanan tim Mutiara Hitam. Berangkat dari kencintaannya terhadap Indonesia membuat Vicktor memutuskan pidah kewarganegaraan menjadi Indonesia pada tahun 2011. Hasrat besar bermain untuk timnas juga mendasari alasan lain pria asal Nigeria ini menjadi WNI. Namun, keinginan membela Indonesia tidak berjalan baik. Tercatat hanya sepuluh kali saja dirinya bermain untuk timnas Indonesia. Prestasi baiknya di liga Thailand sempat membuat namanya mulai dilirik pelatih timnas.
Greg Nuwkolo pemain naturalisasi hebat jarang dipanggil timnas
Kehebatannya dalam membobol gawang lawan memang tidak dapat diragukan lagi. Pria asal Nigeria ini tercatat habis selalu mampu mencetak banyak goal setiap musimnya. Seperti halnya Vicktor, Greg juga memutuskan untuk menjadi WNI. Pada tahun 2011 pemain Madura United mengucapkan sumpah pindah kewarganegaraan Indonesia. Butuh menunggu dua tahun untuk Greg menembus timnas, tercatat pada tahun 2013 dirinya baru menjalani debut melawan Arab Saudi. Melansir laman Indosport, pria berasal dari Nigeria ini, hanya menorehkan enam pertandingan bersama timnas dan sekarang belum lagi dipanggil untuk berseragam garuda.
Rafael Maitimo pemain mulai diabaikan oleh timnas Indonesia
Menjadi WNI saat permasalahan dualisme liga membuat nama Rafael Matimo langsung masuk Timnas. Bersama pemain Naturalisasi lain dirinya didaulat mampu membuat Indonesia berprestasi. Kiprahnya saat membela tim garuda terjadi di piala AFF 2014 Malaysia. Kisruh sepak bola tanah air membuat timnas saat itu tidak mampu tampil maksimal dan pulang tanpa Trophy. Setelah Event tersebut nama Maitimo hanya dipanggil beberapa kali saja. Sekarang Maitimo belum mampu kembali masuk squad garuda. Banyaknya bakat muda yang mampu tampil bagus menjadi alasan namanya jarang dipanggil
Beto Goncalves penyerang dengan kemampuan komplit
Tidak semua pemain asing mampu dengan mudah menjadi warga negara Indonesia. Diperlukan tahapan serta proses panjang untuk melakukannya. Hal tersebut juga dirasakan oleh Beto Goncalves yang mengingikannya sejak lama, baru tahun 2018 pria Brazil resmi menjadi warga negara Indonesia. Meski memiliki kemampuan bagus serta pernah menjadi top skore bersama Persipura, tidak membuat namanya pernah sekalipun di panggil Timnas Indonesia. Padahal apabila melihat kemampuannya, Beto merupakan salah satu penyerang yang memiliki kemampuan komplet.
Bio Paulin pemain naturalisasi jarang dipanggil timnas
Bio Paulin merupakan salah satu pemain bertahan Asing yang hebat. Apalagi saat masih berduet dengan Victor di Persipura, keduanya bagaikan tembok yang sangat susah untuk ditembus. Mengikuti jejak beberapa pemain asing tadi, pada tahun 2015 dirinya memutuskan untuk pindah kewarganegaraan. Tercatat hanya beberapa kali saja pemain ini berkostum Timnas. Cedera patah kaki pernah dilamainya membuat performanya terus menurun sehingga namanya belum mampu menembus timnas.
Kegagalan mendulang prestasi dengan cara ini menjadi bukti nyata bahwa tidak ada cara instan di sepak bola. Kita semua bisa melihat Thailand, yang berjaya dalam olahraga ini dengan memperbaiki program sepak bolanya terlebih dahulu. Meski harus membutuhkan waktu lama, namun cara ini lebih bagus untuk mengembangkan sepak bola Indonesia menuju kejayaan.