in

Pakai Masker Kancut Sampai Bra, Begini Cara Orang Thailand Protes Masalah Polusi

Orang-orang di Bangkok Thailand sepertinya memiliki tren baru mengenai masker. Bagaimana tidak pasalnya mereka menggunakan pakaian dalam hingga alat seadanya untuk menutupi hidung dan mulutnya. Bukan hanya satu orang, namun banyak yang lainnya yang juga mengikutinya sehingga jadi pemandangan yang wajar di sana.

Nah melihat pemandangan di Thailand ini tentunya membuat tanda tanya buat kita kenapa melakukan hal seperti itu. Apalagi penggunaan masker dengan bentuk tak biasa itu sudah jadi tren dan tentu mungkin banyak lagi yang akan mengikutinya. Penasaran dengan alasan orang-orang di Bangkok itu? Simak ulasan berikut.

Penggunaan alat tak biasa untuk hadapi polusi

Ada pemandangan yang tidak biasa ditemui di Bangkok Thailand beberapa waktu yang lalu. Pasalnya di sana banyak orang yang memakai masker unik di jalan raya. Bukan seperti masker yang umumnya selama ini kita gunakan, penduduk di sana menggunakan celana dalam hingga BH untuk menutupi hidungnya.

Anti polusi masker [sumber gambar]
Uniknya hal ini selain jadi usaha dalam perlindungan diri melawan polusi juga sebagai tren untuk diupload di media sosial mereka. Yang jelas pemandangan seperti ini tentunya bikin geleng kepala apalagi untuk orang dari luar Thailand. Namun demikian ternyata ada beberapa alasan tersendiri mereka melakukan hal itu.

Habisnya masker biasa membuat banyak orang pakai cara nyeleneh

Usut punya usut, ternyata hal ini berhubungan dengan habisnya stok masker yang ada di Bangkok itu sendiri. Alhasil mereka pun melakukan berbagai cara untuk mengatasi polusi yang ada. Nah salah satunya adalah memakai pakaian dalam yang dianggap memiliki bentuk untuk melindungi mulut dan hidup.

Pakai barang yang tak biasa [sumber gambar]
Di samping itu, hal ini juga bisa menjadi simbol protes akan keadaan yang ada di mana mereka meski merasakan kehabisan stok masker yang sangat penting. Apalagi melihat keadaan polusi Bangkok yang sedang parah tentunya jadi respons yang wajar dari para penduduk yang ada di sana.

Kabut asap beracun dianggap jadi sumber permasalahan utama

Bukan sembarangan polusi, masalah yang dihadapi oleh penduduk Bangkok adalah kabut asap yang lumayan berancun. Dilansir dari Okezone, diperkiarkan kejadian seperti ini akan terus berlangsung hingga sebulan ke depan. Melihat keadaan seperti itu, wajar kalau banyak orang langsung memburu masker sebagai perlindungan untuk tubuhnya hingga akhirnya kehabisan stok.

Masalah kabut asap [sumber gambar]
Namun demikian, pemerintah tidak tinggal diam melihat keadaan seperti ini. Oleh sebab itu disemprotkanlah air di udara sebagai upaya peredam tingkat polusi dan racun yang ada di sana. Akan tetapi warga Bangkok menganggap kalau hal itu bisa berakhir sia-sia dan menuduh pemerintah tidak melakukan upaya yang maksimal.

Keadaan udara di sana memang memprihatinkan

Hal yang membuat polusi yang ada di Bangkok berbahaya disebabkan adanya beberapa partikel yang dibawa oleh asap. Ya, debu-debu kecil yang bisa saja masuk ke dalam sistem pernapasan dan mengakibatkan kerusakan dan penyakit. Mulai dari Asma, Kanker, penyakit jantung  yang punya resiko besar menyerang penduduk yang ada di sana.

Harus segera diselesaikan [sumber gambar]
Dilansir dari Okezone, Indeks kualitas udara PM2.5 (AQI) di beberapa bagian daerah yang ada di sana. Jumlah ini sudah melebihi batas yang dapat diterima sehingga masuk dalam keadaan rawan. Sampai saat ini penduduk di sana masih mencoba bertahan dari serangan udara buruk ini.

BACA JUGA: 7 Sisi Gelap Negara Thailand yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Mengunjunginya!

Keadaan di Bangkok ini mungkin nyeleneh namun di sisi lain bisa menjadi sebuah himbauan buat kita. Ya kita mesti lebih memperhatikan keadaan lingkungan jika tidak mau bernasib serupa. Pasalnya kebanyakan dari bencana itu juga karena ulah manusia sendiri.

Written by Arief

Seng penting yakin.....

Leave a Reply

Jet sampai Kapal Pesiar, Inilah Barang Mahal Neymar yang Bisa Membuatmu Terlihat Miskin

Danau Ini Dipenuhi Tengkorak Manusia, Jadi Sisi Gelap Pendakian di Himalaya