Carlos Teves pastinya bukan menjadi nama yang asing untuk para pencinta sepak bola. Pria asli Argentina ini memang tersohor memiliki prestasi se gudang selama karirnya. Bahkan dirinya sudah bermain di tiga benua berbeda, dari mulai Eropa, Amerika dan Asia beberapa bulan lalu. Berkat kehebatannya tersebut pernah Teves diincar untuk bermain di Indonesia.
Harga mahal dan seringnya ia membuat masalah membuat Teves urung berseragam salah satu klub Indonesia. Kondisi Teves saat ini pun lagi tidak baik dengan mengalami cedera parah saat bermain sepak bola di salah satu Penjara Argentina. Menjadi pesakitan di Lembaga Pemasyarakatan tersebut, membuatnya kini tidak dapat menendang bola lagi. Seperti apakah kisah mantan pemain Manchester United ini ? Simak ulasannya berikut.
Mengalami cedera parah saat bermain di Penjara Amerika Selatan
Keputusan Carlos Teves untuk bermain di salah satu Penjara Argentina menjadi suatu hal buruk untuk karirnya. Pasalnya mantan pemain Manchester United ini harus mengalami cedera parah. Saat itu dirinya hanya berniat menjenguk saudaranya, tapi entah mengapa tiba-tiba dirinya dilibatkan di salah pertandingan. Namun nahas tidak bermain lama dirinya harus ditarik keluar. Hantaman keras pada kakinya oleh salah satu narapidana menjadi penyebabnya. Meski belum diketahui seberapa lama akan absen, kejadian ini pasti menjadi kabar buruk untuk klub Boca Junior yang baru saja mengontraknya.
Menjauh dari lapangan hijau dalam waktu yang lama
Kedatangan Carlos Teves ke Penjara sebetulnya bukan untuk melakukan pertandingan. Namun untuk menjenguk keluarganya yang ditahan lantaran melakukan perampokan bersenjata. Entah karena apa dirinya memutuskan untuk bermain sepak bola dan akhirnya mengalami cedera. Dari diagnosa dokter, pria 34 tahun mengalami cedera serius pada betisnya. Hal tersebut menjadikannya harus absen untuk selama lebih dari satu bulan. Dalam masa penyembuhan yang akan dilakukan Cariltos, dirinya tidak boleh menendang bola lagi sebelum benar-benar sembuh. Apabila hal ini tidak dilakukan akan mengancam karirnya.
Pemain berbakat yang memiliki perilaku buruk di luar lapangan
Berbicara bakat Carlos Teves pastinya tidak usah diragukan lagi. Sebagai pemain sepak bola dirinya sudah mendapatkan berbagai gelar level klub di dunia ini. Namun di balik kemampuan hebatnya pria 34 tahun ini mempunyai perilaku yang buruk di luar lapangan. Seperti baru-baru ini saat berseragam tim Tiongkok Shanghai Shenhua, dirinya gagal menjaga kebugaran dengan minim sekali untuk berlatih. Tidak itu saja dirinya juga pernah menolak untuk dimainkan saat berseragam Manchester City. Lantaran perilaku inilah Teves tidak pernah memenangkan penghargaan dunia. Padahal kemampuan sudah bisa disejajarkan Messi atau Ronaldo.
Menjadi maskot salah satu klub legenda Argentina
Kehebatannya dalam mengolah bola memanglah tidak diragukan. Banyak klub yang telah dibela oleh mantan pemain Juventus ini yang dibantunya meraih gelar juara. Akibat hal ini dirinya kini menjadi maskot salah satu klub legendaries Argentina. Bersama Boca Junior dirinya memulai karir profesionalnya beberapa tahun lalu. Klub kasta tertinggi Argentina ini selalu menjadi tempatnya pulang setelah berkelana di berbagai tim dunia. Berkat tim berkostum biru ini juga dirinya dikenal oleh banyak orang. Beberapa gelar juga sudah dipersembahkan oleh pria yang sering disapa Carlitos ini.
Persib Bandung menjadi salah satu tim Indonesia menginginkan jasanya
Fenomena Marquee Player menyerang kompetisi Indonesia membuat nama Teves juga santer ingin direkrut tim Indonesia. Salah satu kesebelasan yang ingin mendatangkannya adalah Persib Bandung. Namun hal tersebut urung untuk dilakukan, biaya transfer yang mahal menjadi alasannya. Dilansir dari CNN, harga pasaran Carlos Teves sekitar 3,3 juta dolar atau setara Rp45 miliar. Pastinya menjadi angka fantastis untuk tim di Indonesia. Kebisaan buruk Teves yang indisipliner menjadi faktor lain dirinya batal direkrut oleh Persib. Sebelum ke Boca Junior, Teves bermain di kompetisi tertinggi Liga Cina.
Kisah sedih Carlos Teves ini dapat menjadi pembelajaran untuk para pemain muda Indonesia. Bahwa untuk menjadi pesepakbola sangat diperlukan profesionalitas dan konsistensi. Lantaran kurang menjaga hal ini karir cemerlang pria Argentina terancam akan terjun bebas. Padahal apabila Carlitos mampu berperilaku baik dirinya sangat layak untuk disejajarkan dengan Messi.