Sebagai sebuah negara yang sudah berdiri bertahun-tahun, ketidakmampuan Timnas lolos ke Piala Dunia menjadi hal yang memprihatinkan. Padahal secara sumber daya Indonesia tidak pernah sekalipun kekurangan bakat hebat. Bahkan setiap tahunnya selalu muncul pesepakbola penuh talenta. Apabila dilihat dari atmosfer dan kultur negara kita tidak kalah dibandingkan dengan yang lainnya.
Lalu apa penyebabnya? Dipastikan pertanyaan tersebut menjadi sebuah teka-teki yang belum ditemukan jawabannya. Apabila boleh mengandaikan pindah konfederasi agaknya menjadi opsi yang bisa ditempuh Timnas. Berkaca dari Selandia Baru yang bisa masuk Piala Dunia agaknya Zona Oceania lebih menawarkan keberhasilan, dari pada terus bersaing dengan negara-negara hebat Asia untuk event akbar empat tahunan tersebut.
Kata berhasil seperti yang saya ungkap tadi menjadi barang langka apabila kita terus berada di zona sekarang. Seperti apa yang dikatakan Dex Glenniza dari Pandditfootball “di Asia Tenggara aja masih cupu kok”. Menjadi gambaran nyata kekuatan Timnas negara kita yang kerap gagal di kawasan tersebut. Ditambah Asia hanya bisa mengirimkan empat sampai delapan tergantung format yang digunakan. Tidak itu saja persaingan ketat negara benua kuning juga dapat menjadi batu sandungan yang besar.
Jalur Oceania memanglah menawarkan opsi instan yang dapat membuat negara kita merasakan Piala Dunia. Namun perlu diketahui yang instan hanyalah mie rebus saja bukan sepak bola. Jadi apabila nanti mengambil jalur tersebut Timnas tetap perlu kerja keras. Ditambah zona tersebut adalah anak tiri dari FIFA yang selalu harus menjalani Play Off untuk bisa masuk ajang besar sepak bola besar. Dan lawan di babak tersebut adalah negara kuat dari kawasan benua Amerika.