Candi Sukuh dikenal sebagai salah satu candi paling muda di Indonesia. Pembangunannya dilakukan pada akhirnya masa kerajaan Majapahit. Pada Era Ratu Suhita, candi ini dibangun untuk persembahan pada dewa. Candi ini adalah bukti bahwa pengaruh Hindu sangat kuat di Nusantara sehingga relief yang ada banyak mengusung mitologi Hindu.
Yang menarik dari Candi Sukuh adalah bentuknya yang menyerupai Piramida dari Bangsa Maya yang terletak di Amerika Selatan. Candi-candi dari era Majapahit tidak ada yang berbentuk punden berundak. Rata-rata berbentuk ramping ke atas dengan bagian tengah ada ruangan untuk persembahan dan menyimpan arca. Lantas kenapa Candi Sukuh bentuknya seperti ini? Berikut ulasan lengkap tentang Candi Sukuh yang unik ini.
Sejarah Pembangunan Candi Sukuh
Candi Sukuh Dibangun pada abad ke-15 saat Suhita masih menjadi ratu dari kerajaan besar ini. Saat masa huru-hara di Majapahit, candi ini dibangun di lereng Gunung Lawu, Karang anyar dengan bentuk yang sangat unik. Candi ini mirip sekali punden berundak yang kiri dan kanannya terdapat relief dan juga patung batung yang jenisnya beragam.
Setelah dibangun, candi ini masih sempat digunakan untuk pemujaan kepada dewa sebelum akhirnya terbengkalai karena Majapahit runtuh. Berselang 4 abad, candi yang beberapa bagiannya sudah hancur ini akhirnya ditemukan lagi oleh Raffles yang kala itu menjadi Gubernur Jenderal Belanda di Nusantara.
Arca yang Unik Tapi “Terbuka”
Arca yang ada pada candi-candi buatan Majapahit biasanya berkisar pada bentuk dewa seperti Ganesha, Agastya, Durga, dan sebagainya. Arca itu sudah menjadi ciri khas dari Majapahit yang menggunakan Hindu sebagai agama resmi dari kerajaannya. Ciri khas candi dari Majapahit yang selalu menggunakan arca dewa berubah seratus delapan puluh derajat di Candi Sukuh.
Di candi ini, arca yang dibuat memiliki bentuk yang sedikit tidak senonoh. Ada arca yang menunjukkan kelamin pria dengan jelas. Hal ini membuat masyarakat setempat menjulukinya candi rusuh (jorok). Meski memiliki kesan jorok, setiap bangunan yang ada di Candi Sukuh memiliki makna yang hebat. Bahkan setiap bangunan di sini dianggap suci sejak dahulu kala.
Makna Relief di Candi Sukuh
Ada banyak relief yang ada di Candi Sukuh. Satu yang paling terkenal adalah relief Lingga dan Yoni yang terletak di lantai sebelum pintu masuk. Meski bentuk reliefnya tidak senonoh, ada makna besar terkandung di dalamnya. Siapa saja yang masuk lewat pintu itu akan dibersihkan dari segala kotoran baik di dalam jiwa dan raga. Relief lingga yoni adalah simbol dari Siwa dan Istrinya.
Relief selanjutnya bercerita tentang wanita yang berdiri di depan tungku dengan tangan memegang alat pengisi udara. Gambar ini bercerita tentang budaya membuat alat dari besi. Selanjutnya ada patung Ganesha yang memegang ekornya. Selanjutnya ada anak laki-laki yang duduk dengan banyak senjata tajam di depannya. Maksud dari arca ini mungkin mengisahkan suasana Majapahit yang dipenuhi perang dan senjata tajam.
Uji Keperawanan di Candi Sukuh
Ada satu hal unik yang kerap dilakukan oleh pengunjung yang datang ke Candi Sukuh. Hal unik itu adalah uji keperawanan dan juga keperjakaan. Untuk wanita, mereka bisa melewati relief lingga yoni yang ada di lantai. Jika wanita itu masih perawan atau tidak selingkuh, kain yang dikenakan tidak akan robek. Namun, kalau mereka melakukan perselingkuhan atau tidak perawan, kain akan robek dan tubuh meneteskan darah.
Untuk pria juga sama. Bagi mereka yang ingin melakukan uji keperjakaan, bisa lewat di atas relief lingga yoni. Jika setelah lewat, mereka tidak merasakan apa-apa, maka dia masih perjaka. Namun kalau mendadak terkencing-kencing dan tidak bisa ditahan lagi, mereka sudah tidak perjaka lagi.
Inilah cerita tentang Candi Suku yang unik. Meski dibangun oleh Majapahit, candi ini memiliki keunikan dari bentuknya yang mirip piramida. Tidak heran bentuknya yang unik ini membuat Candi Sukuh dijuluki Piramida dari Jawa.