Bupati Toli-Toli Moh Saleh Bantilan mendadak jadi sorotan usai video tentang dirinya yang mengambil kebijakan lockdown viral di dunia maya. Terlihat dalam sebuah tayangan berdurasi 1 menit 36 detik, pria dengan brewok tebal itu menyatakan bakal menutup wilayah atau lockdown demi menekan penyebaran virus corona (Covid-19).
Ucapan dari Moh Saleh itu kemudian banyak mendapat komentar dari netizen. Termasuk politisi Gerindra sekaligus Anggota DPR RI Fadli Zon. Uniknya, rencana lockdown tersebut disampaikan Moh Saleh hanya dengan bercelana pendek dan kaus oblong. Tak sembarang putuskan kebijakan, hal itu ternyata sudah dipersiapkan sebelumnya.
Berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan TNI
Kebijakan lockdown yang diambil oleh Moh Saleh tidak serta merta terjadi. Dirinya telah mempersiapkan dan menimbang banyak hal. Termasuk salah satunya adalah berkoordinasi dengan aparat kepolisian, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja. Sesuai rencana, akses menuju ke Kabupaten Tolitoli jalur darat dan laut mulai berlaku pada Senin (30/03/2020) pukul 00.00 WITA.
Sosok yang jadi sorotan setelah videonya viral di dunia maya
Pengumuman lockdown oleh M. Saleh Bantilan bupati Tolitoli, Sulawesi Tengah. Kalau ada yang tanya, mana bupatinya? Ya, beliau yang di video ini. pic.twitter.com/P9HMtenBip
— Ekonomi Digital🕳 (@jusdalle) March 28, 2020
Sosok Moh Saleh Bantilan menjadi sorotan setelah videonya soal kebijakan lockdown di Tolitoli viral di media sosial Twitter. Dengan bercelana pendek dan kaus oblong, pejabat yang memiliki brewok tebal itu berbicara soal pilihan melakukan lockdown. Ucapannya ini pun dikomentari oleh politisi Gerindra, Fadli Zon. “Ini baru pemimpin rakyat, lebih utamakan rakyat ketimbang beton atau TKA China,” cuitnya melalui akun Twitter @fadlizon, Minggu (29/3/2020).
Ambil opsi lockdown demi keselamatan warganya
Kebijakan lockdown yang diambil oleh Bupati Tolitoli bukannya tanpa sebab. Selain untuk menekan penyebaran corona di wilayahnya, hal tersebut diambil sebagai antisipasi guna melindungi masyarakat setempat. Keputusan yang diambil pun merupakan hasil musyawarah dari beberapa pihak seperti Pemkab Tolitoli dan unsur Muspida setempat hingga hasil akhir memilih untuk lockdown.
Ada sebuah hal mendesak di balik keputusan lockdown yang diambil
Kurangnya pasokan alat pelindung diri (APD) yang bisa digunakan tenaga medis di RS rujukan corona Tolitoli, menjadi salah satu alasan dipilihnya kebijakan untuk melakukan lockdown. Terlebih, masyarakat setempat juga mendesak agar memberlakukan karantina. Hasil rapat kemarin bersama unsur Muspida, Kabupaten Tolitoli akan karantina wilayah selama 14 hari,” ucap Bupati Tolitoli Moh Saleh Bantilan yang dikutip dari News.detik.com (28/03/2020).
Sejumlah daerah telah melakukan lockdown secara mandiri
Tak hanya Tolitoli, sejumlah daerah di Indonesia diketahui telah melakukan lockdown lokal di wilayahnya masing. Salah satunya adalah Kota Tegal, menjadi yang pertama memberlakukan karantina pada masyarakat terlebih dahulu. Karena telah masuk zona merah akibat wabah Covid-19, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono akan memberlakukan lockdown mulai dari tanggal 30 Maret hingga 30 Juli 2020.
BACA JUGA: 5 Fakta Lockdown Lokal oleh Wali Kota Tegal, Apakah Bisa jadi Contoh untuk Daerah Lain?
Meski pemerintah pusat belum mengambil keputusan soal lockdown, banyak beberapa pemimpin daerah di Indonesia telah menerapkan karantina lokal secara wilayah. Termasuk sosok Bupati Tolitoli di atas, semua dilakukan demi keselamatan warga sekaligus upaya untuk menekan tersebarnya wabah virus corona.
Apresiasi Video Unik Bupati Tolitoli, Fadli Zon: Ini Baru Pemimpin, Utamakan Rakyat Ketimbang Beton Atau TKA China https://t.co/wPMLyz51Wy
— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) March 30, 2020