Sains dan gaib, adalah dua hal yang tak mungkin dikaitkan satu sama lain. Sama seperti cinta dan hitungan matematis, apakah kamu bisa menebak kapan datangnya jodohmu? Atau hal-hal yang simpel seperti, berapakah jumlah anak yang nanti akan kamu dapatkan dengan parameter istri, pendapatan dan lain sebagainya? Susah bukan? Jika hal-hal seperti ini saja tak mungkin diselesaikan dalam hitungan matematis, apalagi untuk sesuatu yang sangat jauh di luar nalar seperti ‘gaib’ ini.
Meskipun begitu, beberapa orang masih keukeuh mencari bukti akan eksistensi hal-hal gaib. Ya, beberapa ternyata cukup sukses membeberkan teori tentang hal yang dinalar saja sudah sulit itu. Berikut adalah beberapa bukti yang ditemukan oleh para profesor dunia tentang keberadaan hal gaib.
Pada tahun 1989 lalu, sekelompok peneliti yang dikepalai oleh Dr. Azzacove ingin membuktikan keberadaan neraka yang konon dipercaya ada di dasar Bumi. Untuk itu, mereka pun mendatangkan para konstruktor untuk menggali sebuah lubang hingga mencapai kedalaman 9 mil. Lubang ini ada di perbatasan Siberia.
Setelah lubang selesai dibuat, Dr. Azzacove pun turun ke bawah dan membawa perlengkapannya berupa microphone super sensitif dan alat sensor suara lainnya. Prosedur pun dilakukan segera dan betapa terkejutnya ketika suara yang didengarnya adalah seperti teriakan orang-orang yang kesakitan. Suara ini cukup jelas dan seperti tidak akan pernah berhenti. Dr. Azzacove pun merekam ini dan mengklaim jika suara tersebut adalah orang-orang yang tengah di siksa di neraka.
Setahun kemudian makin banyak orang yang membicarakan hal ini. Termasuk diskusi ilmiah dan keagamaan yang digelar di gereja atau pertemuan-pertemuan. Ada yang menganggap ini adalah hoax alias bohong belaka, namun ada pula yang percaya dengan mempertimbangkan berbagai hal.
Sama seperti neraka, surga adalah hal yang seringkali dibicarakan banyak orang. Apakah tempat yang katanya menyenangkan ini benar-benar ada? Apakah kita bisa ke sana jika terus berbuat baik? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini terus saja dilontarkan. Apalagi bagi orang-orang sains yang tentunya butuh bukti yang nyata soal hal gaib itu. Nah, jika kamu adalah salah satu dari orang-orang ini, mungkin buku berjudul Proof of Heaven karangan Eben Alexander bisa jadi rujukan yang bagus.
Buku ini ditulis sang Neurologist lulusan Harvard tersebut berdasarkan pengalaman sendiri. Yup, Eben pernah mengalami koma selama hampir seminggu dan mengaku jika ia sempat berjalan-jalan di tempat yang dinantikan banyak orang baik itu.
Suatu ketika Eben mengalami meningitis yang disebabkan oleh E Coli. Bakteri ini pun menyerang otaknya dan membuat sang dokter ini tergeletak lemah tak sadarkan diri, sambil otaknya terus mengalami kerusakan demi kerusakan. Ajaibnya, setelah seminggu koma sang dokter pun sadar dan kemudian menceritakan perjalanan gaib yang baru saja dilakukannya.
Eben mengatakan jika ada sebuah dunia lagi setelah kematian. Dunia tersebut berada di awang-awang berselimut awan dan dijaga malaikat. Ini adalah tempat dari semua orang yang sudah meninggal akan berkumpul bersama.
Buku ini pun dikritisi banyak orang termasuk para ilmuwan. Meskipun tak ada bukti secara nyata tentang surga, namun buku Eben tetap bisa dianggap otentik lantaran ketika koma ia tidak mungkin mendapatkan pengaruh apa pun dari luar. Baik pendengaran, penglihatan lebih-lebih emosional.
Kita percaya akan keberadaan manusia zaman dulu dari bukti-bukti yang telah ditemukan. Entah tulisan atau pun benda-benda peninggalan. Nah, untuk kasus keberadaan Tuhan, apakah bisa berlaku dengan kondisi yang sama? Bisa. Meskipun mungkin hanya profesor bernama Adam Beringer ini yang mempercayainya.
Pada tahun 1725 lalu, ia berhasil menemukan beberapa keping batuan bergambar dan bertulis di Gunung Eibelstad, Jerman. Beberapa benda sejarah tersebut menunjukkan bentuk hewan-hewan dan juga benda-benda langit seperti matahari dan bintang. Beringer juga menemukan ejaan Tuhan dalam berbagai tulisan mulai dari Latin, Arab dan juga Hebrew.
Entah hal apa lagi yang mendasarinya, kemudian Beringer serta merta menyatakan jika tulisan dan gambar-gambar tersebut adalah bukti keberadaan Tuhan. Bahkan ia juga mengatakan kalau benda-benda ini dibuat oleh Tuhan sendiri entah bagaimana teknisnya.
Leonhard Euler adalah matematikawan jenius asal Swiss yang sangat terkenal di abad 17. Ia adalah pioneer untuk berbagai rumus matematika yang kita pakai sekarang. Mulai dari beberapa teori kalkulus, fungsi dan juga perhitungan grafis. Euler juga kerap memberikan sumbangsihnya di bidang fisika dan juga astronomi.
Namun, penemuan terbaik Euler bukanlah rumus-rumus itu, melainkan sebuah formula penting. Ini adalah rumus tentang perhitungan keberadaan Tuhan. Penemuan ini pun mendapatkan banyak sekali tanggapan. Hingga akhirnya Euler di undang ke sebuah majelis di St. Petersburg untuk mempresentasikan rumusnya tersebut. Singkatnya ia berkata, “\frac{a+b^n}{n}=x, hence God exists”. Satu ruangan penuh pun menertawakan si ahli matematika ini.
Meskipun hanya berakhir ditertawakan, namun kiprah Euler sangat dihargai. Google pernah membuat doodle ketika hari ulang tahunnya, bahkan para astronom sepakat untuk menamai sebuah asteroid dengan nama Euler sebagai bentuk penghormatan.
Ilmu pengetahuan adalah bagian dari agama, yang mana isinya juga memperkuat keyakinan kita terhadap Tuhan. Setuju dengan penyataan ini? Seorang profesor bernama Francis S. Collins mencoba untuk mengkorelasikan antara agama dan ilmu pengetahuan dan hasilnya luar biasa.
Ia memberikan sebuah contoh yang sangat masuk akal. Misalnya saja dalam gen yang merupakan konsentrasi profesinya, bagaimana di dalam benda ini bisa terdapat DNA yang isinya adalah jutaan data? Apakah si organisme ini menciptakannya sendiri atau terjadi dari ketidaksengajaan? Jawabannya tentu tak lain karena ada yang menciptakannya. Siapa lagi kalau bukan Tuhan.
Jika di sebuah DNA saja sudah terdapat sebuah sistem yang sangat kompleks, bagaimana dengan alam? Bagaimana pula planet-planet bisa berevolusi dalam garis edarnya. Apakah terjadi karena planet punya kehendak sendiri? Bukan, Tuhan lah yang sudah menentukan aturan seperti itu.
Jadi, kalau dipikir-pikir sains ternyata malah memperkuat kita akan keberadaan Tuhan. Bukan malah mengatakan sebaliknya dengan menunjukkan perhitungan logis yang bahkan mencari tahu asal sistem DNA yang kompleks saja tidak mampu. Masuk akal bukan?
Sains sampai kapan pun tidak akan pernah mampu menyentuh ranah yang bersifat gaib. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan ini tercipta dari hasil pemikiran manusia yang terbatas. Tidak perlu membuktikan hal-hal gaib dengan cara eksak dan sebagainya. Pasalnya, ujungnya sudah bisa ditebak dan hasilnya pasti nihil. Cukup percayai jika hal-hal gaib memang ada hingga suatu saat kita akan menemukan kebenarannya sendiri.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…