Pada umumnya buaya terkenal sebagai hewan yang agresif, tapi hal ini tidak berlaku bagi buaya di Kota Paga. Paga adalah kota kecil di Ghana utara, letaknya berada tepat di perbatasan Burkina Faso. Kota kecil ini adalah rumah bagi beberapa predator menakutkan yang sudah jinak, yaitu buaya.
Buaya-buaya ini menempati sebuah kolam yang disebut dengan kolam buaya Paga. Lokasinya sekitar 44 kilometer dari ibukota regional Bolgatanga. Pemandangan yang tak lazim dapat disaksikan di kota kecil tersebut di mana para buaya hidup berdampingan dengan warga.
Orang tua yang membiarkan anaknya bermain di dekat buaya, sedangkan mereka melakukan aktivitasnya sendiri seperti mencuci dan memasak adalah pemandangan yang umum terlihat di kota ini. Para orang tua tidak pernah merasa khawatir dengan keselamatan anak mereka, sebab buaya tersebut sudah jinak dan hingga kini tidak ada kasus serangan buaya pada manusia di sana.
Masyarakat Paga sangat menghormati buaya, mereka percaya bahwa setiap jiwa penduduk asli Paga ada di dalam jiwa buaya-buaya tersebut. Mereka mengklaim bahwa setiap ada penduduk yang mati maka akan diikuti pula dengan kematian salah satu buaya di sana.
Ada dua versi cerita mengapa buaya di Paga bisa menjadi jinak. Pertama, ini berhubungan dengan sebuah legenda yang mengatakan zaman dahulu ada seorang pemburu yang dikejar singa. Ia terjebak di tepi kolam sehingga ia melakukan tawar menawar dengan buaya. Ia dan keturunannya berjanji tidak akan memburu buaya selamanya jika buaya mau membantunya menyeberang. Buaya sepakat dengan tawaran pemburu dan membantunya menyeberang.
Versi kedua menceritakan seseorang yang bernama Nave yang meninggalkan rumahnya di Leo, Burkina Faso. Ia berkelana ke daerah asing yang membuatnya tersesat dan kehausan. Kemudian datanglah buaya yang mengantarnya menuju lubang berisi air. Saat itu, ia memutuskan untuk tinggal di sana dan berjanji bahwa ia dan keturunannya kelak tidak akan membunuh buaya.
Hingga kini tidak ada yang tahu bagaimana buaya tersebut bisa ada di kolam Paga. Pasalnya kolam itu jauh dari sungai atau pun rawa dan praktis dikepung oleh daratan yang luas. Paga akhirnya menjadi tujuan wisata yang menarik perhatian, setiap wisatwan yang datang dan ingin berfoto dengan buaya tingga membayar beberapa dollar untuk membeli ayam hidup sebagai umpan agar buaya mau keluar dari kolam. Anda berani mencobanya?