Pernah menemukan buah yang secara fisik sangat mirip tetapi saat dicoba jauh berbeda rasanya? Jika kita mau menjelajah, ternyata ada banyak buah hutan atau buah yang selama ini hanya tumbuh di daerah tertentu ternyata sama secara penampilan fisik dengan buah versi pasar yang banyak dijual dan bisa didapatkan di supermarket.
Nah, kali ini Boombastis.com akan mengulas beberapa macam buah yang punya kembaran. Bagi yang masa kecilnya banyak dihabiskan dengan masuk-keluar hutan pasti tau beberapa dari mereka nih. Yuk, check this out!
Pedare X Kelengkeng
Semua Sahabat Boombastis dipastikan pernah memakan buah Kelengkeng bukan? Lebih sering disebut Lengkeng, buah ini berbentuk bulat, daging buahnya berwarna putih dan manis. Lengkeng juga mengandung banyak air, serta dapat dengan mudah didapat di pasar. Ternyata, di Sumatera Selatan, Lengkeng ini ada kembarannya, Namanya Pedare. Sekilas memang mereka sama. Tapi, jika dilihat lebih dekat atau mungkin bagi yang pernah merasakan buahnya, Pedare berukuran lebih kecil dengan daging buah tipis, tidak semanis Lengkeng dan bijinya lebih besar. Kalau kata orang Sumsel sih ini Lengkeng versi hutannya.
Asam Kelubi X Salak
Tampilan luar memang bisa menipu, bagi yang tidak teliti mungkin bisa mengira jika Asam Kelubi adalah Salak. Nyatanya, sekilas mereka sama persis, Asam Kelubi memiliki kulit bersisik dengan warna kuning gading saat masih mentah dan coklat muda ketika matang. Bedanya, buah eksotis ini berukuran lebih kecil dari Salak dan tekstur kulitnya lebih keras dari Salak. Rasanya? Jangan tanya, 360 derajat berbeda. Jika Salak punya rasa manis, sesuai nama, Asam Kelubi tentunya asam, ia sering dijadikan bahan untuk rujak atau pengganti Asam Jawa untuk aneka masakan. Membayangkan asamnya kok jadi ngiler ya?
Kirasa X Manggis
Pernah memakan atau mungkin sekadar mendengar yang namanya Buah Kirasa? Jika belum, kamu harus tau nih buah yang satu ini. Kirasa disebut juga sebagai Manggis Hutan di beberapa daerah. Saat masih mentah, kulit buahnya persis sama seperti manggis, hijau. Saat matang, mereka juga serupa, merah keunguan. Kirasa ini punya bentuk yang lebih kecil dari Manggis serta buntut buah yang menonjol, tidak seperti Manggis yang rata. Rasanya pun asam, berbeda dengan Manggis yang manis. Saat tidak ada yang memakan, monyet dan burung pun doyan makan buah yang satu ini.
Rambutan dan Ramanas
Ramanas hanya bisa ditemukan di daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Buah ini mirip dengan Rambutan, hanya saja rambutnya tidak seperti Rambutan. Ramanas lebih tumpul dengan warna kulit kuning kemerah-merahan, persis Rambutan sih kalau yang ini. Isinya? Sama. Daging buah putih, tebal dan rasanya manis, ada pula yang asam. Hanya saja, sekarang warga Sekayu dan sekitarnya sudah tidak lagi banyak menanam Ramanas karena dianggap kurang punya nilai ekonomi. Jika pun ada, maka dipastikan mereka memang tinggal di daerah terpencil yang hutannya masih sangat lebat.
Macang X Mangga
Embacang atau Macang memang spesies yang masih bersaudara dengan Mangga. Macang ini punya kulit buah yang terkesan lebih kotor –banyak berbintik hitam –, punya serat yang lebih banyak, serta terkena getahnya bisa meninggalkan bekas (dan menjadi koreng). Rasanya? Hampir sama dengan Mangga, ada yang manis ada pula yang asam. Macang ini paling enak dijadikan sebagai sambal atau rujak buah saat masih mengkal (setengah matang).
Duku X Lasep atau Langsat
Banyak banget nih yang sering salah kaprah dengan kedua buah ini. Padahal mereka berbeda loh. Duku, memiliki kulit yang lebih mudah saat dibuka dan tidak banyak getah. Rasanya pun lebih sering manis. Sedangkan Lasep atau Langsat, bentuknya lebih lonjong, kulit lebih banyak getah, dan saat dimakan rasanya agak asam. Padahal, dari segi batang, daun, dan buah yang bergerombol, kedua buah ini bagaiakan anak kembar.
BACA JUGA: 5 Buah Indonesia Ini Sudah Langka Namun Harganya Selangit, Pernah Melihat?
Nah, mulai sekarang jangan salah lagi yah, Sobat. Kalau kalian bertemu dengan 12 buah di atas atau salah satunya, maka jangan sampai tertipu. Tapi, kebanyakan kembaran buah yang enggak begitu familiar di atas agak susah ditemukan, kecuali kalau memang kamu bermain ke desa atau tempat terpencil yang masih membudidayakan tanaman tersebut.