Untuk ukuran warung biasa, sudah umum bahwa harga yang dipatok tidak terbilang mahal sesuai dengan menunya. Lalu, apakah Anda tidak merasa kaget jika harus mengeluarkan uang hingga mencapai 1 juta untuk membeli makanan di warung biasa?
Hal ini masih saja terjadi di beberapa tempat. Di Anyer contohnya, ketika telah selesai menikmati makanan dan akan membayar ke kasir, Anda tidak akan percaya bahwa pedagang setempat mematok harga sampai 80 ribu hanya untuk segelas es teh saja.
Praktek seperti ini banyak dialami oleh kalangan pendatang yang masih awam. Mendapat ‘bon kaget’ berupa rincian harga yang tidak masuk akal seperti ini hampir sama rasanya dengan ditikung terang-terangan. Tak hanya kuliner, ternyata hal seperti ini bisa terjadi di instansi resmi dan tersistem lainnya. Berikut ulasan Boombastis untuk Anda.
Sebuah rumah makan juga bisa terkenal bukan hanya karena rasanya yang lezat, melainkan karena pedagang suka membuat pelanggannya kaget dengan patokan harga yang tidak masuk akal sama sekali. Keberadaan warung sop kaki yang terletak di Jalan Blora, Jakarta ini pernah ramai diperbincangkan. Selain tidak memasang daftar harga, warung ini kerap memanfaatkan pelanggannya.
Jika Anda tak sengaja terjebak di warung ini, maka siap-siap mengeluarkan uang sampai Rp 130.000 ribu untuk membeli seporsi sop kaki. Tapi tenang saja, karena warung ini sudah tidak ada lagi semenjak ada perluasan Stasiun Sudirman. PT KAI menerapkan kebijakan untuk menggusur warung-warung yang berada di sekitar stasiun.
Yogyakarta terkenal dengan tujuan wisata kuliner yang khas, banyak sekali jenis makanan yang ditawarkan jika Anda mengunjungi tempat ini. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi adalah Jalan Malioboro, tapi Anda harus hati-hati ketika ingin membeli makanan di sini.
Selain terkenal karena makanan khasnya, tempat ini ternyata juga mematok harga yang sangat mahal. Dengan uang Rp. 200 ribu Anda hanya akan mendapatkan menu standart berupa lalapan burung dara saja. Meski begitu, tidak semua warung berharga tinggi, ada beberapa warung yang harganya makanannya murah. Anda harus lebih cermat memilih mana warung yang nakal dan mana warung yang murah tapi enak.
Media sosial kini ramai menyoroti warung makan di Anyer. Setelah seseorang pengguna Facebook mengunggah sebuah foto bon yang akan membuat orang yang melihatnya tercenggang. Di sebuah forum Indonesia juga muncul hal yang sama, seorang penggunanya berbagi pengalaman saat makan di Karang Bolong.
Pasalnya, harga yang ia bayarkan untuk makan benar-benar di luar ekspektasi. Dalam forum tersebut, ia juga menjabarkan harga pesanannya seperti berikut ini.
1 Porsi Ikan bakar : 180.000
1 porsi Cumi Saos Tiram : 200.000
1 bakul nasi : 40.000
4 kelapa muda : 80.000
1 piring lalapan : 15.000
total : Rp 515.000
Ia mengaku hanya membeli beberapa menu ikan bakar dan cumi lengkap dengan Es Kelapa Muda tapi harus mengeluarkan uang sampai Rp. 515 ribu. Pemilik warung berdalih harga menunya mahal karena harga bahan bakunya sedang naik. Wah-wah, nggak jadi kenyang deh.
Berikutnya adalah pengakuan dewi yang menghabiskan uang sampai Rp. 1 juta rupiah ketika makan di sebuah warung di Anyer. Ia menyarankan agar lebih berhati-hati lagi dengan warung yang mematok harga seenaknya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang, Hardomo, Juga ikut menanggapi hal ini. Ia mengatakan bahwa pihaknya sudah menghimbau para pemilik warung untuk menyeragamkan harganya, selain itu juga memasang daftar harga. Tapi masih ada saja yang yang nakal mematok harga tinggi.
Lepas dari topik kuliner, ternyata ada banyak konsumen yang ‘tergetok’ karena kurang informasi mengenai harga jasa yang mereka gunakan. Abigail Anggita Vela menjadi terkenal dan banyak diperbincangkan di sosial media Facebook, setelah ia mengupload bon tagihan tambal gigi yang dilakukannya di Rumah Sakit MMC. Dalam Akun Facebooknya, ia mengaku menjadi korban praktek bisnis yang dilakukan para dokter.
Seusai dokter selesai menanganinya, ia menerima sebuah bon kuning dengan total tagihan mencapai Rp. 9 juta. Padahal, ia hanya meminta dokter menambal giginya saja. Tapi dokter malah melakukan tindakan lain tanpa mengkonfirmasi dulu padanya. Tak terima dengan hal itu, ia komplain kepada pihak rumah sakit. Setelah dimediasi oleh bagian humas, pihak dokter sepakat bahwa Vela hanya dikenakan biaya sebesar Rp. 4 juta saja.
Nah, itulah sederet pengalaman bon kaget yang berhasil bikin korbannya shock. Memang sih ada harga ada rupa, tapi mata dan perasaan sulit ditipu kalau melihat kejanggalan dan kecurangan, apalagi yang ada hubungannya dengan uang. Tipsnya, lebih detail dan tanya dulu sebelum kita menggunakan barang atau jasa tertentu.
Dengan demikian, kita tidak akan merasa ‘tertipu’ dengan harga yang kita bayarkan. Cukup sekali saja. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali dan dompet Anda selamat dari praktik-praktik terselubung semacam ini. Semoga bermanfaat.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…