Kalau bocah SD zaman dulu rela nggak pulang karena seharian bermain di luar rumah, beda masalah sama anak SD sekarang yang rela nggak pulang seharian karena sibuk pacaran. Ya, walaupun masih bau kencur dan tak mengerti soal cinta, mereka sudah bisa meluluhlantakkan hati anak gadis orang yang juga masih SD.
Bahkan mungkin bisa dikatakan berlebihan jika hanya karena soal sepele atas nama cinta bocah tersebut malah ambil tindakan bunuh diri. Kisah yang bakalan membuat ngelus dada ini memang banyak terjadi, alasannya mungkin kurang bisa diterima karena usia mereka yang masih terlalu belia untuk tau apa itu ‘cinta’. Mari kita simak artikel berikut!
Anak kelas 6 SD gantung diri pasca diputus pacar
Mungkin orang yang sudah berpengalaman terlibat dalam asmara, pacaran sekian tahun lamanya pasti akan berfikiran ‘bocah SD tau apa sih tentang cinta?’ Tapi memang beginilah adanya, kisah tragis ini dialami oleh Cristianus Soa, bocah SD usia 13 tahun asal Surabaya yang ditemukan gantung diri di dapur menggunakan tali pramuka.
Diceritakan oleh kakak perempuannya, Lia, dirinya terkejut saat mendapati adik bungsunya sudah tergantung ketika ia baru pulang dari gereja, karena terkejut ia langsung memanggil bantuan tetangga. Dilansir dari koran Surya, Cristianus diduga nekat gantung diri karena dirinya baru saja putus dengan sang pacar. Duh, sampai segitunya dek!
Cinta ditolak, tower kupanjat..
Sekilas mungkin terdengar seperti candaan, namun kisah ini mungkin akan membuat RA (10) kehilangan nyawanya jika tidak segera diketahui oleh warga. RA atau kerab disapa Oc adalah siswa SD asal Kapahiang Bengkulu yang melakukan percobaan aksi bunuh diri dengan memanjat tower Telkomsel setinggi 100 meter. Bocah yang masih duduk di kelas 4 SD tersebut nekat ingin melancarkan aksinya karena sedang dalam masalah dengan sang pujaan hati SA, yang juga teman sepermainannya.
Pertama diketahui oleh warga yang hendak ke masjid, mereka tidak menduga kalau RA sebenarnya berniat bunuh diri, namun karena ia tak kunjung turun dari tower, jelas semua orang mulai khawatir. Meskipun sudah memanggil orangtua RA, ia baru mau turun saat dibujuk oleh SA sang pujaan. SA sendiri mengaku kalau dua hari sebelumnya RA sempat bilang jika ia menyukai SA, namun SA tak menjawab karena juga tidak paham maksud RA. Tuh, adeknya saja nggak paham maksudnya, rugi banget kalau bunuh diri kan?
Dua sejoli gantung diri pada satu tali lantaran tak dapat restu orangtua
Ini bukan kisah cinta romantis layaknya Romeo Juliet ya, ini kisah tragis para bocah yang terlalu berfikir pendek hanya karena cinta. Kejadian di Minahasa Selatan ini terjadi pada RK (20), dan kekasihnya MK (13) yang tewas ditemukan gantung diri berdua dengan seutas nilon di bawah menara Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet). Sebelum kejadian naas itu berlangsung, ayah RK sempat melihat putranya sedang berbicara dengan sang kekasih.
Ayah RK yang menyuruh istrinya menemui sang putra malah dikagetkan dengan berita bahwa RK sudah tewas. Usut punya usut, ternyata dua sejoli tersebut gantung diri karena hubungan tak direstui, orangtua korban menerangkan sebab tak merestui cinta mereka karena keduanya masih ada hubungan kerabat. Yah wajar saja sih, kedunya masih saudara.
Mendapat kabar sang pacar meninggal, bocah 11 tahun susul dengan gantung diri di kamar
Kejadian bunuh diri para bocah SD ternyata tidak hanya ada di Indonesia saja, di Amerika juga ada kejadian serupa. Seorang anak SD, Tysen Benz yang baru berusia 11 tahun menjadi korban kejahilan teman dan pacarnya sendiri ketika April mop. Bermula sari sebuah video yang dikirim oleh teman-temannya. Tysen menyimpulkan bahwa sang pacar telah bunuh diri.
Karena tak rela kekasihnya meninggal, Tysen juga ingin menyusul dengan gantung diri di kamarnya. Tysen ditemukan ibunya dalam keadaan pingsan, sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya melayang beberapa hari pasca kejadian. Bisa dijadikan pelajaran buat yang suka ngerjain teman nih!
Masa SD yang masih akrab dengan dunia bermain, kenakalan khas anak kecil memang tidak seharusnya diwarnai dengan cinta-cintaan terlebih dahulu, karena memang belum saatnya mereka masuk ke dalam rumitnya hubungan asmara. Dalam hal ini, peranan orangtua harus lebih intens, percobaan bunuh diri atau tewas karena cinta seharusnya tidak terjadi pada anak usia SD. Apa nggak ngenes banget kalau harus rela mati demi cinta, sedangkan umur masih 10 atau 11 tahun?