Belakangan ini, video tentang bocah kecil dengan kedua kaki yang dirantai mendadak viral di sosial media. Bukan cuma kondisi kaki yang digembok saja yang membuat warga khawatir, luka di bagian mulut dan hidung juga membuatnya berlumuran darah. Banyak warga yang mengecam tindakan orang yang dengan teganya membelenggu anak sekecil itu.
Karena merasa kasihan, akhirnya warga membawanya ke kantor polisi. Dan berkat bantuan polisi pula, rumah si bocah ditemukan. Diketahui bahwa bocah tersebut bernama Rajid Sholehudin. Dan pelaku yang merantai keduanya merupakan keluarga sendiri. Namun, di balik keputusan keluarga, ternyata ada pertimbangan tersendiri. Berikut ini adalah fakta di balik tindakan nekat keluarga Rajid.
Si anak mengalami gangguan kejiwaan
Setelah pihak kepolisian mengorek informasi dari keluarga, diketahui bahwa Rajid adalah anak berusia 10 tahun yang mengalami gangguan kejiwaan. Bocah yang tinggal di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Probolinggo – Jatim ini sejak enam bulan terakhir ini kerap membahayakan dirinya sendiri, dan yang paling sering adalah membenturkan kepala ke tembok. Bukan hanya kerap melakukan tindakan yang bisa membunuh dirinya sendiri, Rajid juga sering merusak barang-barang di sekitarnya.
Sering menyerang ibunya sendiri
Sebelumnya, tanpa tedeng aling-aling warganet mengecam tindakan keluarga Rajid yang tega-teganya merantai kaki bocah tersebut. Setelah viral dan ramainya hujatan netizen, akhirnya keluarga memutuskan membuka rantai. Sebelumnya, Rajid dirantai karena sering menyakiti ibunya sendiri. Bocah yang mengalami gangguan kejiwaan itu sering mengamuk dan menyerang orang lain, khususnya Luluk, ibunya.
Sering berlarian ke jalan raya
https://www.youtube.com/watch?v=pEdMMQtK8N8
Jalan raya tentu saja jadi area paling berbahaya bagi anak-anak. Orangtua manapun tentu tak suka jika anak kecil bermain di sekitarnya. Tapi Rajid sebaliknya, meski sudah berkali-kali dilarang, bocah tersebut tetap saja lari ke jalan raya dan menghadang mobil yang lewat. Menurut Ismail yang merupakan paman korban, dari hari ke hari keadaan kejiwaan Rajid memang makin mengkhawatirkan.
Kabur dari rumah
Dengan kondisi kejiwaannya yang terganggu, pihak keluarga juga khawatir juga Rajid meninggalkan rumah dan sulit dicari. Dan memang demikianlah yang terjadi baru-baru ini, Rajid kabur dan diduga sempat terjatuh hingga bagian hidung dan mulutnya berlumuran darah. Saat ditanyai warga, jawaban si anak juga ngelantur, mengatakan jika ia dipukul polisi dan melarikan diri. Beruntung warga berinisiatif membawa Rajid ke kantor polisi
Upaya pengobatan sebenarnya sudah dilakukan
Pihak keluarga mengaku jika upaya pengobatan medis dan psikologis sebemarnya sudah pernah dilakukan. Pengobatan dilakukan keluarga melalui Posyandu Perlindungan Anak dan Keluarga setempat. Namun ternyata, pengobatan tersebut belum membuahkan hasil. Hingga akhirnya keluarga nekat merantainya. Namun, sejak hebohnya pemberitaan tentang Rajid, keluarga pun berjanji tidak akan merantai bocah itu lagi.
Sejak pertama merantai Rajid, pihak keluarga sejatinya tidak memiliki niat buruk. Barangkali, keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan matang. Namun sayang, baik di mata mereka belum tentu baik pula di mata masyarakat yang lain. Semoga bisa jadi pelajaran, bagaimanapun kondisinya jangan sampai memperlakukan manusia dengan tidak sewajarnya.