Sebagai salah satu negara di kawasan ASEAN yang berlimpah dengan ’emas hitam’ alias sumber minyak, Brunei Darussalam menjelma menjadi wilayah yang makmur dan bergelimang harta. Tak hanya warga di dalamnya, tapi juga para pejabat seperti Sultan dan Pangeran ikut menikmati keuntungan tersebut.
Lewat beberapa bisnis yang didirikan, elite Brunei Darussalam mulai merambah ke belahan dunia lainnya. Usaha seperti investasi minyak, hotel-hotel mewah dan sebagainya yang berada di beberapa negara, merupakan salah dua dari jenis bisnis yang membuat mereka semakin kaya raya. Seperti apa bentuknya? Simak ulasan berikut.
Miliki jaringan bisnis hotel mewah di banyak negara yang menguntungkan
Bisnis jaringan hotel mewah milik kerajaan Brunei Darussalam, memang telah kesohor di mana-mana. Dilansir dari tirto.id, ada setidaknya sembilan hotel yang dimilik, yakni The Dorchester (Inggris), 45 Park Lane (Inggris), Coworth Park (Inggris). Kemudian, The Beverly Hilton Hotel (Amerika Serikat), Hotel Bel-Air (Amerika Serikat), Le Meurice (Prancis), Hotel Plaza Athénée (Prancis), Hotel Principe di Savoia (Italia), dan Hotel Eden (Italia).
Keseluruhan hotel yang ada, dikelola oleh Dorchester Collection, yang merupakan milik Brunei Investment Agency (BIA). BIA sendiri merupakan lembaga di bawah Kementerian Keuangan Brunei yang bertanggung jawab mengurus investasi di luar negeri. Tak hanya hotel, Dorchester juga memiliki beberapa restoran mewah dan unit bisnis seperti bar dan menyediakan area untuk keperluan pernikahan.
Badan investasi negara yang menjadi aset bisnis Brunei di masa depan
Keseluruhan bisnis Sultan Brunei yang ada di luar negeri, dikelola oleh Brunei Investment Agency (BIA) dengan beberapa portfolio investasi yang ada di luar negeri seperti Malaysia, Australia dan Indonesia. Tentu saja, lembaga ini bertugas untuk mencari sumber pendapatan lain di samping minyak yang menjadi tumpuan utama negara. Di Indonesia, Brunei juga berinvestasi melalui PT Sejahtera Indoco yang menjalankan sebuah hotel berbintang lima bernama Nusa Dua Hotel Beach & Spa.
Dilansir dari tirto.id, BIA merupakan pemegang saham mayoritas di PT Sejahtera Indoco, sebanyak 95 persen sesuai Dalam akta perusahaan yang tercatat di Ditjen Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia per 24 Oktober 201. Sementara itu, sisanya 5 persen dipegang oleh PT Citra Lamtoro Gung Persada. Hingga saat ini, Nusa Dua Beach Hotel & Spa menjadi salah satu hotel bintang lima di Bali yang ramah bagi Muslim karena sudah menyediakan restoran yang mengantongi sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
BACA JUGA: Ugal-ugalan, Beginilah Pendapatan Sultan Brunei Darussalam Dalam Hitungan Detik
Sultan Brunei yang termasuk salah satu dari orang-orang kaya dunia, sebagian pendapatannya berasal dari jaringan hotel yang dimilikinya. Meski demikian, hasil terbesar masih bertumpu pada minyak, yang juga menjadi komoditas utama yang menyokong gerak roda perekonomian negara tersebut.