Biara-biara Buddha biasanya dibangun ditempat terpencil yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Untuk bisa menjangkau biara tersebut dibutuhkan lebih dari tekad yang kuat serta stamina yang prima sebab seseorang dituntut untuk melintasi hutan hingga memanjat tebing curam.
Namun beberapa biara malah dibangun di daerah yang terisolasi yang bahkan sangat mustahil untuk diakses.Tujuannya adalah untuk menjaga kelestarian biara tersebut sehingga hanya pengikutnya yang berdedikasi tinggi saja lah yang mampu menuju lokasi biara.
Baca Juga :7 Tempat Tinggi di Dunia Bagi Anda yang Ingin Uji Nyali
Namun seiring berkembangnya zaman biara-biara tersebut menjadi salah satu destinasi wisata yang membuat traveler tertantang. Kemudian muncul alat bantu seperti kereta gantung dan juga tangga untuk mengakses tempat terpencil itu. Berikut 5 biara paling mustahil untuk diakses.
Meteora sebuah nama biara yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti “melayang di udara”. Ini adalah sekelompok biara yang terdiri dari enam bangunan dan berada dalam satu kompleks terbesar dan paling penting dari biara-biara Ortodoks Timur di Yunani. Uniknya, keenam biara ini dibangun di atas tebing yang menjulang tinggi. Maksud dari pemilihan lokasi ini adalah untuk mendapatkan suasana yang tenang agar meditasi dan doa mereka bisa dilakukan dengan khusuk.
Batu tebing di mana biara ini dibangun dikenal dengan nama Meteora yang menjulang setinggi 400 meter di atas lembah Peneas di kota kecil Kalambaka, dataran Thessalian. Biara Meteora ini dibangun selama terjadi gejolak politik pada abad ke-14. Hingga pada akhir abad ke-15 di puncak tebing tersebut ada 24 bangunan yang dihuni kemunitas agama tertentu.
Biara ini hampir mustahil untuk bisa diakses sebab tempatnya yang terpensil diatas tebing tinggi yang disekelilingnya terdapat jurang menganga. Satu-satunya akses adalah melalui kereta gantung sederhana yang dikaitkan pada tali antara tebing utama dengan tebing di sebelahnya. Itupun hanya mereka yang bernyali besar saja yang berani menggunakannya.
Biara Taung Kalat berada di Myanmar tepatnya ada di sekitar 50 kilometer sebelah tenggara dari Bagan. Biara ini berada di atas plug vulkanik, sebuah formasi batuan yang dibentuk oleh magma yang merembes dari ventilasi vulkanik. Formasi batuan ini menjulang setinggi 737 meter dekat Gunung Berapi Popa.
Bagi wisatawan yang tertarik untuk mendaki ke puncak biara akan disuguhkan pemandangan yang spektakuler. Namun sebelum itu wisatawan harus menaiki 777 buah anak tangga untuk sampai ke puncaknya. Di sebelah timur wisatwan bisa melihat puncak Taung Ma-gyi yang ditutupi hutan lebat. Jika berada di biara ini wisatawan bisa bertemu dengan monyet Macaque, inilah salah satu daya tarik wisata yang ditawarkan di Taung Kalat.
Biara Taktsang Palphug terletak di tebing terjal sekitar 900 meter di atas lembah Paro, Bhutan. Biara ini dikenal juga dengan nama The Tiger Nest dan dibangun di tempat yang sangat curam sehiangga menimbulkan pertanyaan bagaimana mereka membawa bahan bangunannya ke lokasi tersebut. Bayangkan saja biara ini berada di permukaan batu di lereng tebing yang memiliki posisi hampir vertikal.
Ternyata meski terlihat sangat terisolir biara ini dapat diakses dari beberapa arah seperti melintasi jalur hutan di sisi barat laut atau pun dari selatan dan utara juga terdapat jalur menuju biara ini. Pada saat-saat tertentu biara ini akan terselimuti oleh awan sehingga membuat suasana menjadi lebih mencekam.
Biara yang sekaligus menjadi daya tarik wisata di Turki ini berada di ketinggian 1.200 meter. Biara ini bernama Biara Sumela dan masuk ke dalam kawasan Altindere National Park. Biara Sumela dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Theodosius I yang berkuasa antara tahun 375-395 masehi.
Sebuah legenda mengisahkan bahwa dahulu ada dua pendeta yang menemukan sebuah ikon Buda Maria di sebuah gua di gunung. KEdua pendeta ini kemudian membangun biara di gunung tersebut. Pada perjalanannya biara ini sempat hancur berulang kali dan direnovasi pada masa kepemimpinan Alexios III.
Biara Sumela sempat terlantar selama berkecamuk Perang Dunia I dan awal pertukaran populasi antara Yunani dan Turki yang memaksa sekitar 2 juta etnis kedua negara untuk meninggalkan tempat mereka baik di Yunani mau pun Turki untuk kembali ke asal etnis mereka. Selama beberapa dekade biara ini kosong sebelum akhirnya direnovasi untuk dijadikan museum seperti sekarang ini.
Hanging Monastery terletak di lembah gunung Heng, provinsi Shanxi, China. Biara ini dibangun di sisi tebing setinggi 75 meter dan disangga oleh balok kayu untuk menjaga kestablilan bangunan. Ada lebih dari 40 ruang di dalam biara tersebut yang membuatnya seperti terbagi ke dalam beberapa paviliun di atas tebing.
Hanging Monastery dibangun di atas lahan seluas 152,5 meter persegi yang mana antara satu koridor ke koridor lain saling terkoneksi dengan sebuah jembatan. Di dalam kuil wisatawan bisa menemukan 80 patung perunggu dan patung-patung lain yang terbuat dari cor ataupun tanah liat. Konon pahatan patung yang dikoleksi dalam biara tersebut berasal dari dinasti yang berbeda-beda.
Ide pambangunan biara di atas lereng gunung ini ternyata bertujuan untuk menghindari banjir bandang yang pernah terjadi di daerah tersebut. Selain itu punggung gunung juga dimanfaatkan sebagai pelindung dari hujan, salju dan sinar matahari. Kini biara tersebut menjadi destinasi wisata utama dan situs bersejarah di daerah Datong.
Baca Juga :4 Tradisi Pemakaman yang Hanya Ada di Indonesia
Berbagai biara dibangun serempak di tempat-tempat yang sulit dijangkau dengan satu tujuan yang sama yaitu mendapatkan suasana tenang untuk bermeditasi. Selain itu beberapa diantaranya memiliki maksud agar terhindar dari berbagai bencana yang kerap menimpa daratan. Apapun alasan mereka kini biara-biara ini menjadi situs bersejarah yang sangat cantik dan layak untuk dikunjungi.
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…