in

Lebih Dekat dengan Diego Yanuar, Orang Indonesia yang Bersepeda dari Belanda ke Tanah Air

Bersepeda untuk menggalang dana [Sumber gambar]

Setiap diri kita punya kepedulian sosial berbeda terhadap lingkungan. Ada yang berusaha mengurangi penggunaan sampah plastik, ada yang ikut menjadi relawan bersih-bersih gunung, ada pula yang memungut sampah di sungai atau menjadi penjaga hutan. Setiap orang sudah memutuskan pilihan masing-masing.

Sama seperti kegiatan di atas, adik lelaki dari penyanyi Andien Aisyah yang bernama Muhammad Diego Yanuar juga melakukan hal serupa. Bedanya, cara yang ia lakukan terbilang unik karena nekat bersepeda dari Belanda (Nijmegen) menuju Jakarta. Apa saja yang menjadi alasan Diego menjalani misi ini ya? yuk, kenalan lebih dekat dengan Diego.

Melalui 20 negara dalam satu tahun dengan sepeda

Adalah Diego Yanuar, lelaki penggemar olahraga ini memulai kegiatan bersepeda lintas negara tak lain karena iseng. Bersama sang pacar yang berkewarganegaraan Belanda, Marlies Fennema, pada 2016 keduanya melihat jalur sepeda di Google Maps. Ternyata, ada banyak jalur yang bisa mereka lintasi, termasuk melewati puluhan negara. Karena sebelumnya sudah pernah punya pengalaman sebulan perjalanan dari Flores-Jakarta menggunakan mobil, Diego dan Marlies membulatkan tekad untuk mencoba pergi dengan sepeda. Akhirnya mereka mulai menabung untuk memulai petualangan tersebut.

Aksi ini adalah penggalangan amal

Nah, uniknya, perjalanan dengan sepeda ini bukan hanya untuk jalan-jalan low budget saja, tetapi juga mengemban misi kemanusiaan yang mereka dedikasikan kepada manusia, hewan dan alam. Diego dan Merlies melintasi 20 negara (15 ribu kilometer) yang dibagi dalam tiga bagian, yaitu The Smooth Road di Eropa (Belanda, Jerman, Ceko, Slovakia, Hungaria, Bulgaria, Romania, Turki), The Middle Earth di Asia bagian Tengah (Iran, Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, Kyrgyzstan, Nepal, India), dan The Homecoming di Asia Pasifik (Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia).

Bersepeda untuk menggalang dana [Sumber gambar]
Dalam perjalanan ini, setiap satu kilometer, mereka menargetkan ada 1 Euro (17 ribu rupiah) uang yang terkumpul. Sehingga selama perjalanan satu tahun (April 2018- Februari 2019) ada 250 juta uang keseluruhan. Uang tersebut semua disumbangkan ke 3 lembaga kemanusiaan di Jakarta (Yayasan Lestari Sayang Anak, Jakarta Animal Aid Network, dan Kebun Kumara).

Rela keluar dari pekerjaannya demi misi ini

Butuh keteguhan hati untuk melakukan misi kemanusiaan ini. Sebelumnya, Diego dan Marlies sudah menabung untuk keperluan mereka, karena selama perjalanan mereka tidak memiliki pemasukan. Demi misi mulia, harus juga ada yang dikorbankan. Diego yang bekerja di salah satu perusahaan furniture di Belanda harus rela keluar dari pekerjaannya.

Diego dan Marlies [Sumber gambar]
Sedangkan Marlies yang berprofesi sebagai guru dan penulis juga harus siap meninggalkan murid-muridnya, laptop dan naskahnya selama satu tahun. Selama perjalanan mereka berbagi apapun kegiatan yang dilakukan dan di mana mereka sudah transit di sebuah blog yang telah mereka buat everythinginbetween.nl serta akun Instagram everythinginbetween.journal.

Persiapan yang Diego lakukan

Dilansir dari sportourism.id, perjalanan satu tahun ini sebenarnya hanya butuh persiapan simple, tapi lengkap menurut Diego. Memulai garis start dari Nijmegen, Belanda, ia dan Marlies menabung dan pastinya belajar mekanikal sepeda. Ada juga persiapan pepper spray, pisau, dompet palsu, dan surat berbeda bahasa di tiap negara yang mau kita lewati.

Sampai di Jakarta dan disambut meriah [Sumber gambar]
Selain itu pastinya ada dokumen yang berisi data diri lengkap masing-masing seandainya sewaktu-waktu diperlukan. Pada dasarnya persiapan mereka sama seperti orang yang akan camping, hanya saja ditambah sepeda sebagai transportasi.

BACA JUGA: Kisah Haru di Balik Perjalanan Suami Istri Asal Malang yang Umroh Dengan Sepeda Pancal

Memulai perjalanan pada 2 April 2018 dari Belanda, 23 Februari 2019 lalu keduanya sampai di Jakarta. Dalam satu tahun melalui banyak negara dan budaya ini, baik Diego maupun Marlies menemukan makna tersendiri tentang arti kebebasan, bersyukur, serta kehadiran mereka bagi sesama. Ya, semoga saja ada banyak pelajaran yang bisa kita petik dari kisah di atas ya, Sahabat.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Pernikahan 9 Pasang Seleb Ini Berlangsung Mewah Pakai Konsep Cinderella di Negeri Dongeng

Demon Core, Bom Atom Mematikan yang Malah Melenyapkan Nyawa Pembuatnya