Baru-baru ini ada sebuah kejadian unik dan pastinya tidak patut di contoh dalam sebuah laga persahabatan antara Timnas Uni Emerat Arab (UEA) melawan Malaysia. Pertandingan yang digelar di salah satu stadion Negeri Jiran itu harus berakhir dengan bentrok. Layaknya laga-laga tarkam di Indonesia, para pemain kedua kubu bisa dibilang terlibat bangku hantam yang sengit. Ya, meski tidak ada korban jiwa, namun untuk partai uji coba kejadian tersebut sebuah hal yang berlebihan. Apalagi mereka juga menyiapkan diri untuk Asia Games.
Kronologi bentrok tersebut menurut salah satu punggawa Tim Harimau Malaya yakni Muhamad Syazwan Zaipol berawal dari aksi sikutan yang dilakukan oleh punggawa UEA. Aksi yang dilakukan Mohamed Khalfan Al Harasi sendiri terlihat sukses membuat pemain Malaysia Adib Zainudin terkapar. Menurutnya selain hal tersebut, punggawa Tim asal Timur Tengah juga melakukan pengijakan dan meludahi. Meski terjadi bentrok, kemungkinan kedua kubu tidak akan mendapatkan hukuman.
Dalam pertandingan yang berada di tempo tinggi tersebut Malaysia berhasil keluar sebagai pemenang. Anak asuh Ong Kim Swee berhasil memperoleh hasil baik tersebut berkat dua gol yang dibuat pemainnya. Mereka yang mampu membobol gawang dari UEA adalah Safawi Rasyid pada menit 27 dan Akhyar Rashid di pertandingan menyiksakan 26 menit lagi. Kemenangan ini menjadi modal berharga sebelum terjun ke ajang Asian Games 2018. Selain itu juga menjadi tambahan semangat dan kepercayaan punggawa Malaysia.
Pada Asia Games 2018 cabang sepak bola, Tim asal Negeri Jiran tersebut bisa dibilang tergabung dengan grup yang berat. Pasalnya tim-tim besar negara Asia berada disana, seperti Korea Selatan, Kirgizstan, dan Bahrain. Walaupun berat, namun mereka pasang target tinggi untuk mampu lolos ke babak 16 besar kejuaraan tersebut. Menurut Presiden Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM), Datuk Hamidin Mohd Amin yang dikutip Liputan 6, pria tersebut percaya dengan kualitas Malaysia yang dapat menciptakan sebuah kejutan.
Melihat apa yang ditorehkan tim Malaysia tersebut menjadi gambaran apabila Indonesia atau Malaysia ternyata memiliki masalah yang sama mengenai pengendalian emosi. Bentrokan itu juga dapat jadi petunjuk bagaimana kengoton kedua kubu untuk memperoleh kemenangan. Namun dalam perjalanannya akan sangat baik untuk bisa mengendalikan emosi.