Masih ingat nggak waktu kamu masih berusia 16 tahun, apa yang kamu lakukan? Biasanya di usia itu, waktu yang ada kita habiskan untuk sekolahan dan bermain. Tapi kebayang nggak di usia yang masih ABG itu kamu sudah bisa jadi CEO? Mungkin rasanya hal itu mustahil terjadi, ya. Tapi kisah ABG yang satu ini akan membuatmu tercengang.
Di usianya yang masih 16 tahun, Ben Pasternak sudah menjadi CEO. Dia CEO untuk perusahaannya sendiri dan tinggal di sebuah studio apartment di Manhattan. Remaja pengoleksi sneakers Yeezy ini punya kisah yang unik. Dia berhenti sekolah dan membuat aplikasi Flogg yang membuatnya sukses di usia yang sangat belia. Ada banyak hal menarik dari kisah hidupnya. Penasaran? Baca artikel ini sampai habis, ya.
1. Remaja Asli Sydney, Australia Ini Dropped Out dari Sekolah
Ben memang punya minat dan ketertarikan tinggi pada bidang teknologi. Saat baru berusia 11 tahun, dia sudah membuat video di YouTube yang berisi ulasannya untuk produk-produk Apple. Kemudian, dia mulai membuat aplikasi. Saat usianya 15 tahun, Ben membuat aplikasi game “Impossible Rush” yang ia buat dengan teman remajanya. Aplikasi game itu pun jadi aplikasi top nomor 1 di Australia dan jadi aplikasi nomor 4 di Amerika Serikat, mengalahkan Tinder dan Vine.
2. Ben dapat Dana dari Investor
Sungguh tak disangka, Ben akhirnya mendapat investor untuk ide aplikasi terbarunya, Flogg. Sejumlah investor Flogg meliputi John Maloney, Jonathan Teo, dan Justin Caldbeck dari Binary Capital. Lalu ada juga Josh Elman dan Pault Bricaut. “Remaja 15 tahun yang dulu saya beri investasi ternyata sukses besar,” kata Maloney yang menceritakan sosok David Karp, yang mendirikan Tumblr saat masih remaja. “Terlepas dari usianya, Ben sangat berbakat dan berpengalaman,” katanya lagi.
Aplikasi Fogg yang dibuatnya ini merupakan aplikasi yang memudahkan pengguna untuk melakukan transaksi jual beli di dalam jejaring sosial. Ibaratnya, aplikasinya ini “perkawinan” antara Tinder dengan eBay. Dengan aplikasi ini, para pengguna bisa melakukan transaksi jual beli dengan lebih ringkas dan simpel.
3. Pindah ke New York, Ben Tinggal Seorang Diri
Remaja yang merasa kalau mendedikasikan hidupnya untuk membuat dan mengembangkan aplikasi lebih menguntungkan daripada duduk diam di bangku SMA ini akhirnya hijrah ke New York. Bermula ketika musim panas tahun 2015 lalu, Ben diundang ke acara Hack Generation Y yang disponsori oleh Google dan MIT. Bersama dengan kedua orang tuanya, Ben menuju Silicon Valey.
4. Bekerja 14-16 Jam Sehari dengan Timnya
Di mata Ben, kakek dan kakek buyutnya merupakan pengusaha sukses. Kakek Ben, Bob Magid merupakan seorang jutawan sebagai property developer. Sementara kakek buyut Ben, Isador Magid merupakan penemu jajanan Australia yang sangat terkenal, Twisties. Ben yang kini tinggal di New York menghabiskan waktunya 14-16 jam bekerja dengan tim yang terdiri dari tujuh orang yang bekerja paruh waktu. Semua anggotanya berusia di akhir belasan tahun dan di awal 20an. Hanya COO-nya saja yang berusia 30 tahun. Bekerja sampai belasan jam setiap hari untuk ukuran seorang remaja jelas prestasi tersendiri, ya.
5. Hidup dan Tinggal Sendirian Tidaklah Mudah Bagi Ben
“Ada banyak hal yang harus kulakukan, seperti mencuci piring dan mencuci baju,” ungkapnya pada New York Post. “Aku selalu kewalahan membayar tagihan-tagihanku. Ketika dulu tinggal dengan orang tuaku, banyak yang hal bisa kudapat dengan cuma-cuma,” katanya lagi. Ben yang tidak bisa memasak seringkali menggantungkan hidupnya dengan makan pizza dan tidur di kasur yang terbentang di tengah ruangan apartemennya.