Suku Batak adalah salah satu suku yang tersebar di berbagai penjuru bumi Indonesia. Menurut sejarah, nenek moyang mereka adalah bidadari yang menikah dengan anak raja pertama dan tinggal di Pulau Samosir dulunya. Suku ini punya berbagai budaya dan tradisi yang masih berlaku hingga kini.
Dengan banyaknya objek bersejarah yang ada di sana, penduduk Batak juga percaya bahwa ada beberapa titik yang dikeramatkan. Kali ini, Boombastis akan membahas berbagai jenis batu yang merupakan tempat yang disakralkan dan dianggap suci. Cekidot, gaes.
Batu hobon, tempat di mana nenek moyang Suku Batak dilahirkan
Sebelumnya, Boombastis sudah membahas tentang asal usul Suku Batak. Menurut sejarah, nenek moyang Suku Batak dulunya tinggal di Pusuk Buhit, perbukitan yang mengelilingi Pulau Samosir. Nah, sebelum naik ke Pusuk Buhit, pengunjung bisa melihat Batu Hobon. Batu ini dipercaya sebagai tempat penyimpanan barang-barang klasik milik nenek moyang Suku Batak. Batu ini sakral karena konon tak bisa dibuka oleh manusia. Adapun yang berusaha membuka batu ini, maka ia akan mendapat musibah.
Batu gantung, wujud dari gadis yang tak mau dijodohkan
Bagi pelancong yang hendak mengunjungi Danau Toba, mereka pasti singgah dan ingin melihat batu gantung yang terletak di diatas sebuah tebing di pinggiran Danau Toba ini. Konon, batu tersebut terlihat menyerupai manusia karena merupakan perwujudan dari gadis yang tak mau dijodohkan. Oleh karena sedih, ia melompat dari tebing. Selain batu tersebut ada satu lagi batu yang mirip seperti anjing, yang konon merupakan anjing si gadis yang setia menemani tuannya.
Batu cawan yang merupakan kolam pemandian raja
Anak cucu suku Batak lahir dari perkawinan seorang anak raja bernama Tatea Bulan dan Bidadari yang ia temui di Telaga Tala-tala. Oleh karenanya, posisi raja sangatlah dihargai oleh suku ini. Di lereng Gunung Pusuk Buhit ada sebuah batu yang berbentuk seperti cawan (mangkok) serta diyakini sebagai bekas pemandian raja zaman dahulu. Karena keramat, tempat ini menjadi lokasi di mana warga menyediakan kurban berupa telur ayam kampung, buah-buahan, jeruk purut, serta rokok.
Batu parsidangan, tempat rapat raja dan permaisuri
Batu parsidangan ini terletak di Desa Ambarita, Kabupaten Samosir. Ada beberapa jenis batu yang ada di sini. Pertama batu berbentuk kursi yang melingkari meja, yang diyakini sebagai tempat duduk raja dan permaisurinya. Sedangkan batu kedua adalah bukti sejarah jika sejak dahulu kala sudah ada hukum yang berlaku di Batak. Batu kedua ini bentuknya memanjang, setara dengan Panjang tubuh seseorang. Nah, konon batu ini adalah tempat mengeksekusi (hukum penggal) penduduk yang melanggar aturan yang sudah ditetapkan.
BACA JUGA: Inilah Alasan Kenapa Wanita Medan Bisa Bikin Pria Tergila-Gila
Batu-batu tersebut masih ada hingga kini dan terus menjadi benda yang punya nilai tersendiri bagi orang-orang Batak. Jika kemudian kamu berkesempatan mengunjungi tempat tersebut, maka ikutilah aturan yang mereka berlakukan, agar tidak terjadi apa-apa dan tak membahayakan dirimu, Sahabat.