Hari ini, enam tahun yang lalu, Indonesia boleh berbangga hati. Salah satu kain kerajinan yang menjadi ciri khas Indonesia ini diakui UNESCO sebagai “Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan Nonbendawi”. Sejak penetapan batik sebagai salah satu warisan budaya dunia, industri batik lokal mulai menampakkan geliatnya lagi.
Saat ini, batik tak lagi berhubungan dengan sesuatu yang kuno, atau hanya orang tua saja yang memakainya. Batik telah menjelma menjadi sesuatu yang hebat. Hadir dengan desain unik tak hanya berwujud pakaian, sekarang pun batik juga diaplikasikan ke tas, sepatu, sabuk, dan aksesori lainnya.
By the way, meski batik merupakan khazanah kekayaan budaya Indonesia, kain ini hadir tak hanya di Indonesia, lho. Di beberapa negara dunia, terutama di kawasan Asia Tenggara juga memiliki kain sejenis batik yang tak kalah indah. Well, inilah lima batik dari luar negeri tang belum banyak diketahui oleh orang Indonesia!
1. Batik Jepang
Sekitar tahun 1942-1945, Indonesia dijajah Jepang, setelah sebelumnya Belanda menguasai ibu pertiwi selama ratusan tahun. Dampak dari penjajahan ini memunculkan satu kain batik bernama “Batik Hokokai”. Batik ini didesain karena adanya akulturasi budaya lokal dengan budaya Jepang. Salah satu motif yang paling dominan dari batik hokokai adalah adanya bunga sakura, yang sangat khas di Jepang.
Batik Hokokai saat ini sudah jarang ditemui. Kala pun ada pasti barang lawas yang termasuk langka dan harganya selangit. Di Jepang sendiri, kain sejenis batik ternyata sudah ada. Itulah mengapa mereka tertarik begitu melihat kain batik di Indonesia. Kain dengan motif seperti batik hadir di Jepang sejak periode Nara sekitar tahun 710-794.
2. Batik China
Batik juga ada di China sejak lama. Tak mengherankan karena negara ini memang sangat kental dengan hal berbau tradisi. Pun perdagangan kain di China juga sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Batik yang ada di China telah dikerjakan oleh orang-orang di Provinsi Guizhou bagian selatan China.
Orang-orang dari Miao, Bouyei, dan Geija menggunakan metode pewarnaan pada kain yang sebelumnya dilapisi lilin. Seperti batik yang ada di Indonesia. Orang di China juga menggunakan simbol-simbol pada batiknya. Simbol paling umum yang ada pada motif mereka adalah naga, burung phoenix, dan bunga.
Akulturasi orang China yang berlayar ke Indonesia dan juga penduduk lokal juga menghasilkan batik yang unik. Layaknya batik hokokai, di Indonesia juga ada batik yang tercampur budaya China. Biasanya motif yang sering dipakai adalah burung hong, naga, dan qilin. Batik ini masih bisa didapatkan di daerah Lasem, Pekalongan, dan Tasikmalaya.
3. Batik Malaysia
Negara tetangga kita, Malaysia ternyata juga memiliki batik yang menjadi salah satu kebudayaannya. Batik di Malaysia telah ada sekitar abad ke-17 masehi. Meski memiliki kemiripan, pembuatan batik di Malaysia sedikit berbeda dengan yang ada di Indonesia khususnya Jawa. Mereka tidak begitu sering menggunakan canting untuk membuat pola. Langsung digambar dan diwarnai seperti kuas.
Mengenai pola, Malaysia menganut ajaran agar tidak mencantumkan gambar makhluk hidup yang bernyawa. Akhirnya pola yang menonjol hanya berupa daun-daunan dan juga bunga. Selain itu, pola di batik Malaysia juga lebih disederhanakan dan besar-besar. Berbeda dengan di Indonesia yang kadang polanya sangat kecil dan rumit.
4. Batik India
India telah mengenal metode pembuatan kain warna sejak 2000 tahun silam. Mereka menggunakan lilin dan kadang adonan tepung untuk menutup kain yang akan diwarnai. Setelah itu kain dimasukkan ke dalam pewarna sesuai dengan kebutuhan. Saat ini sangat jarang ditemukan batik tulis di India. Semuanya serba modern dan dikerjakan pabrik besar.
Batik tulis yang sangat tradisional di India masih dikerjakan oleh wanita dengan disabilitas di Delhi. Wanita-wanita ini dibina untuk memiliki keahlian hingga mampu bekerja dan mendapatkan nafkah sendiri. Pola batik di India sangat sederhana dan berhubungan dengan simbol keagamaan serta dewa-dewa.
5. Batik Sri Lanka
Industri batik di Sri Lanka semakin bergeliat sekarang. Banyak industri kecil yang beralih mengerjakan batik tulis karena banyak wisatawan yang mencarinya. Biasanya mereka mengerjakan batik yang telah dipesan atau memajang batik yang sudah jadi di galeri yang memenuhi sudut tempat wisata.
Batik-batik yang ada di Sri Lanka tak jauh beda dengan yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi karena sebagian besar pengerajinnya diambil dari Indonesia. Zaman penjajahan Belanda, banyak pembuat batik Jawa yang diboyong ke Sri Lanka. Meski demikian, akulturasi budaya juga membuat beberapa batik sangat khas negara yang berupa pulau kecil di samping India ini.
Itulah lima batik dari luar negeri yang patut kita tahu. Ternyata batik tak hanya ada di Indonesia, tapi juga menyebar ke banyak kebudayaan dunia. Tak berlebihan jika batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Dan Indonesia, kita semua harus berbangga memiliki hal hebat ini.
Anyway, sudah pakai batik hari ini?