Matematika merupakan salah satu bidang keilmuwan yang pasti dipelajari oleh semua orang. Ilmu yang tidak hanya memperlihatkan berbagai angka tetapi juga aneka teori ini juga dikenal sebagai salah satu hal yang sangat rumit untuk dipelajari beberapa orang. Sebut saja permasalahan aljabar, algoritma, kalkulus, dan lainnya yang menurut beberapa orang mendengar namanya saja sudah bingung.
Tapi siapa sangka kalau bidang yang dikenal sangat menantang ini ternyata diprakarsai oleh seorang ilmuwan muslim asal Timur Tengah. Muhammad bin Musa Al Khawarizmi disebut-sebut sebagai bapak matematika yang menjadi panutan banyak ilmuwan besar di Eropa dan negara-negara barat lainnya.
Al Khawarizmi mengandalkan kemampuan bahasanya untuk mendalami matematika
Ilmuwan ini lahir sekitar tahun 780 dan kemudian menghabiskan hari-harinya di daerah Baghdad. Ketika itu Al Khawarizmi menjadi seorang staff pengajar untuk Sekolah Kehormatan yang didirikan pada saat Baghdad dipimpin oleh Khalifah Al Ma’mun. Selain mengajar, Al Khawarizmi juga diberi tugas untuk memimpin perpustakaan Khalifah.
Al Khawarizmi merupakan tokoh inspiratif bagi ilmuwan barat
Memang saat itu belum masyarakat belum mengenal apa itu hak paten, sehingga Al Khawarizmi pun tidak bisa mematenkan berbagai penemuannya di bidang matematika. Namun meskipun tanpa itu semua, sumbangsih lelaki Timur Tengah ini sudah sangat dikenal dikalangan para ilmuwan barat dari tulisan-tulisan beliau.

Menurut seorang ahli sejarah sekaligus kimiawan berdarah Belgia-Amerika, G. Sarton, Al Khawarizmi telah membuktikan bahwa pencapaian tertinggi di bidang ilmu pengetahuan berhasil diperoleh orang-orang Timur Tengah. Sementara, tokoh lain mengemukakan bahwa sosok Al Khawarizmi adalah pria berkepribadian teguh dan rela mengabdikan hidupnya demi perkembangan dunia ilmu pengetahuan.
Al Khawarizmi adalah guru algoritma, aritmatika, serta aljabar
Sosok ilmuwan Timur Tengah ini awalnya dikenal dengan berbagai teori algoritma, aritmatika dan juga aljabar. Meskipun ketika itu aljabar memang masih menggunakan angka-angka Arab. Istilah aljabar sendiri berasal dari judul buku karya Al Khawarizmi yaitu Al-Jabr wa al-Muqobalah. Beliau juga mampu menjelaskan secara lengkap serta merumuskan tabel trigonometri.
Al Khawarizmi sebagai pencetus angka 0
Ilmuwan ini juga menuliskan kitab berjudul al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind atau dalam bahasa latin berarti Algoritmi De Numero Indorum. Karya tersebut merupakan titik perkembangan sains dan matematika yang ditulis dengan menggunakan sistem bilangan desimal. Al Khawarizmi kemudian juga dikenal sebagai pencetus angka 0, notasi angka yang tidak dapat berdiri di depan kecuali pada bilangan desimal.
Muhammad bin Musa Al Khawarizmi memang sepertinya tidak hanya berjasa di bidang matematika dan ilmu pengetahuan, tetapi juga bagi masyarakat islam Timur Tengah. Tanpa pemikiran cerdas Al Khawarizmi, mungkin saat itu masyarakat dunia memandang sebelah mata bangsa Timur Tengah. Al Khawarizmi secara tidak langsung juga sudah membuat nama islam semakin harum dalam dunia ilmu pengetahuan.