Hujan yang deras dan terus menerus turun membuat sejumlah daerah terendam banjir. Salah satu wilayah yang terdampak parah adalah Aceh. Sejumlah desa di dua kabupaten (Aceh Timur dan Aceh Tenggara) harus berada dalam situasi yang semakin sulit karena air terus meninggi. Rata-rata banjir yang merendam rumah warga setinggi lutut orang dewasa. Banjir ini sendiri terjadi karena sungai yang meluap akibat curah hujan yang tinggi.
Melansir kumparan.com, Kepala Badan Penanggulanan Bencana Aceh (BPBA), Sunawardi, menyampaikan data-data desa yang direndam banjir. Di Aceh Tenggara berjumlah 12, yaitu Desa Pasir Gala, Kuta Galuh Asli, Pasir Penjengakan, Lawe Rutung, Batu Mbulan Sepakat, Batu Mbulan Asli, Batu Mbulan I, Terutung Pedi, dan Mendabe, Desa Gulo, Lawe Saraf, dan Desa Kisam Gabungan.
Sedangkan di Aceh Timur ada Desa Jeungki, Alue Lhok, Desa Keumuneng, Ladang Baro, Seunebok Baro, Meunasah Kreung Desa, Buket Kuta, Desa Alue Sentang, serta beberapa desa yang masih dalam proses pendataan. Tidak hanya air saja yang menggenangi desa-desa tersebut, tetapi juga ada material lumpur yang terbawa oleh arus air.
Kondisi debit air yang terus meningkat membuat pemerintah mengambil tindakan untuk mengungsikan masyarakat ke daerah yang lebih aman. Berdasarkan laporan dari kepala BPBA, sampai tanggal 6 Desember kemarin jumlah pengungsi mencapai 7.022 jiwa dari 1.816 kepala keluarga.
Menanggapi hal ini, pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan berupa sandang dan pangan untuk para pengungsi. Pendistribusian logistik ini langsung melalui Dinas Sosial. Di dua kabupaten tersebut juga sudah diturunkan Satgas PB guna melakukan pendataan dan evakuasi banjir.
Melansir dari Harian Rakyat Aceh, kondisi memilukan terjadi di wilayah desa dan perkampungan. Terekam dalam beberapa potret Idris Bendung, bagaimana petugas dan TNI berusaha mengevakuasi warga mulai dari dewasa hingga anak-anak.
Akibat banjir ini tentu ada banyak fasilitas umum yang rusak. Seperti contoh jembatan. Hingga saat ini, kurang lebih 4 jembatan yang tersebar di Kecamatan Peureulak, Peudawa, Idi Tunong, dan Peureulak Barat. Sedangkan di Kecamatan Julok, satu unit rumah mengalami rusak berat. Sementa Ibu Kota Aceh Utara dilaporkan lumpuh. Listrik mati total dan jalanan nasional terendam setinggi dada orang dewasa.
Tak hanya itu, arus air yang sangat deras juga menewaskan satu orang anak perempuan di Kecamatan Nursalam, Aceh Timur. “Tadi saya dapat kabar bahwa ada seorang korban jiwa, kami atas nama Pemerintah Aceh mengucapkan bela sungkawa terhadap saudari kita yang terseret arus banjir. Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggal diberi ketabahan,” ungkap Alhudri selaku wakil dari Gubernur Aceh.
Di tengah kemelut banjir, terdapat kisah heroik dua orang TNI yang menembus arus demi menyelamatkan bayi usia 4 bulan. Adalah Kopral Satu Agung Suherlan bersama Sersan Kepala Eka Syahputra, keduanya membawa sang bayi dan ibunya ke tempat yang lebih tinggi. Aksi terpuji ini membuat keduanya mendapatkan apresiasi dari instansi setempat, serta mendapat tempat tersendiri di hati netizen karena aksi mereka viral di media sosial.
BACA JUGA: Kisah Sukses Bankir Kelas Dunia yang Datang Dari Pedalaman Kampung di Aceh
Di tengah pandemi dan memasuki akhir tahun, Indonesia masih memikul risiko bencana alam yang mungkin melanda sejumlah daerah. Banjir adalah salah satunya. Semoga segera ada penanganan yang tepat sehingga kondisi tidak semakin memburuk ya, Sobat Boombastis.