Semua ibu rumah tangga kini jadi pusing sendiri. Ya apalagi kalau bukan harga telur yang semakin melonjak saja dan tak tahu kapan turunnya. Jadinya ibu-ibu memilih jalan lain yang seharusnya tidak dilakukan. Adalah membeli telur yang cangkangnya sudah dalam kondisi pecah. Harganya yang murah jadi alasan para ibu-ibu untuk membeli telur retak tersebut.
Nah, bisa kalian bayangkan lah bagaimana telur retak itu. Dilihat dari bentuknya saja sudah tak layak, apalagi kalau dikonsumsi. Entah ada berapa banyak bakteri yang akan masuk ke dalam tubuh jika nekat memakannya. Hal ini pun juga ditanggapi oleh beberapa ahli kesehatan tentang bahayanya mengonsumsi telur pecah.
Bisa membuat si pengonsumsi menderita penyakit tipes
Dokter Yustina selaku ahli spesialis gizi juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang kebiasaan warga yang membeli telur pecah. Pada liputan6.com, ia mengutarakan kalau pada telur yang cangkangnya retak banyak sekali kuman menempel. Bahkan, bakteri salmonella pun juga kemungkinan besar berada pada telur yang kondisinya sudah rusak.
Jika sudah begitu, penyakit-penyakit berbahaya tidak akan bisa dihindari Sahabat Boombastis. Biasanya, pada bahan makanan yang tidak higienis seperti itu penyakitnya bersangkut paut dengan perut seperti diare. Namun parahnya, menurut American Egg Board, penyakit tipes juga bisa muncul ketika bakterinya sudah terlanjur menyebar ke seluruh tubuh.
Konsumsi telur pecah, sama saja makan bangkai ayam
Menurut Tulus Muladiyono selaku Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, kalau telur pecah memang sangat berbahaya bagi tubuh. Pertama, retakan itu bisa membuat bakteri atau kuman mudah masuk ke dalam telur. Kedua, sejak pertama diambil dari kandang kemudian dikirim ke tujuan tidak pernah dicuci, sehingga bisa disimpulkan kalau telur yang tidak pecah saja belum higienis, apalagi jika cangkangnya sudah retak.
Beliau pun menambahkan lagi meski telur sudah dimasak sampai matang, itu adalah hal yang sia-sia. Dikarenakan kandungan proteinnya sudah lenyap sejak awal. Kepada okezone.com, beliau mengatakan bahwa memakan telur yang kondisinya sudah pecah sama saja dengan mengonsumsi ayam tiren alias mati kemaren. Bukannya mendapat banyak gizi, malah bisa membawa penyakit. Jadi apa masih mau mengonsumsi telur yang cangkangnya pecah?
Banyak kuman dari hewan yang menempel pada cangkang
Begitupun dengan Departemen Pertanian Amerika Serikat, mereka berpendapat yang sama. Bahwa telur yang cangkangnya sudah retak itu berisiko mengandung banyak penyakit. Sebab, di kulit yang utuh saja sudah mengandung banyak bakteri, apalagi jika yang telah retak. Telur yang pecah menjadi celah bakteri untuk masuk dalam waktu sedetik saja.
Lalu, telur juga hanya bisa dikonsumsi dalam waktu maksimal 3 jam setelah mengalami keretakan. Selebihnya, telur sudah dianggap busuk sehingga tidak layak untuk dikonsumsi Sahabat Boombastis. Ya alasannya karena yang hinggap pada telur tersebut tak hanya bakteri saja, namun kuman-kuman dari hewan seperti lalat juga kemungkinan besar ikut menempel.
Menurut ulasan di atas, kita jadi tahu kalau telur retak memang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Sehingga alangkah lebih baik jika kita sebaiknya tidak membeli telur yang retak. Nah, kalau kalian sudah terlanjur mengonsumsinya dan mengalami sakit seperti diare, coba untuk minum air jahe. Sebab, dilansir dari liputan6.com air jahe mampu membuat tubuh kalian tetap terhidrasi. Namun jika tidak sembuh juga dalam beberapa hari, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.