Bubble Tea atau Boba adalah satu dari daftar minuman kekinian yang sedang digemari oleh orang-orang. Minuman ini disebut sebagai Asian Starbucks saking femesnya. Karena populer, ada banyak sekali gerai Bubble Tea yang bertebaran di mana-mana, dari yang harganya mahal melangit hingga yang murah meriah dan dijual di pinggir jalan.
Minuman asal Taiwan ini tak hanya terkenal di negara-negara Asia, di Kanada dan Amerika pun bisa kamu temukan dengan mudah. Akan tetapi, meskipun banyak diminati, ada banyak kasus kesehatan di mana bubble yang ada di dalam minuman ini disebut sebagai penyebabnya. Apakah memang seberbahaya itu? Mari simak ulasan berikut ini.
Kadar kandungan gula yang sangat tinggi
Melansir IDNTimes, satu gelas bubble tea diperkirakan mengandung enam sendok teh gula. Jumlah kandungan gula dalam bubble tea tidak sehat untuk tubuh, menurut Karen Wright, seorang ahli diet di The Food Clinic. Oleh sebab itu, kita harus membatasi konsumsi gula yaitu sebesar 10 persen dari asupan energi harian. Lebih lengkap lagi, Karen menjelaskan bahwa hanya boleh 40–55 gram (8–11 sendok teh) per hari. Wah, kalau satu gelas saja mencapai enam sendok, apalagi kalau dua hingga tiga gelas ya? Awto diabetes nih.
Kalori tinggi yang ada di dalam bubble tea
Tapioca pearls ini menyumbang banyak kalori untuk tubuh. Puding bubble seberat 313 gram mengandung sekitar 441 kalori. Padahal dalam seporsi bubble tea setidaknya mengandung 60 gram puding bubble, bisa dihitung sendiri berapa jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuhmu saat mengkonsumsi minuman ini. Dilansir dari laman Hipwee.com dari Hello Sehat, penelitian yang dilakukan oleh Caitlin Batt, et al, menemukan bahwa konsumsi minuman manis lebih dari dua kali sehari dapat meningkatkan risiko terkena asam urat sebesar 1,78 kali pada pria dan 3,05 kali pada wanita. Hal ini terjadi karena adanya kadar fruktosa dan kalori yang tinggi dapat memicu terjadinya peningkatan asam urat dan jantung.
Kandungan lemak jenuh yang bisa menyebabkan stroke
Selain kadar gula dan kalori yang tinggi, minuman bubble tea ini juga mengandung lemak lemak trans atau dikenal dengan asam lemak jenuh atau lemak jahat. Lemak trans mempunyai efek buruk bagi tubuh karena bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL). Lemak jahat bisa mendatangkan berbagai jenis penyakit, salah satunya stroke. Selain itu, konsumsi berlebih juga bisa memengaruhi daya ingat dan sistem reproduksi. Yakin, masih mau sering-sering beli bubble tea?
Bukti dan kejadian nyata dampak dari keseringan minum bubble tea
Beberapa akibat di atas bukanlah bualan belaka. Sudah ada beberapa kasus orang yang bermasalah kesehatannya karena terlalu banyak mengkonsumsi bubble tea. Belum lama ini di China ada seorang remaja yang mendapatkan perawatan intensif karena terus mengalami sembelit selama kurang lebih 5 hari. Hasil CT scan memperlihatkan bahwa ada bayang-bayang bubble tea yang terperangkap di dalam perutnya. Remaja ini baru bisa kembali sehat setelah dokter memberikan obat pencahar untuk ia minum.
BACA JUGA: 5 Minuman Oplosan Paling Berbahaya yang Ternyata Sering Ditenggak
Ya, kalau untuk hanya ingin tau dan merasakan memang enggak salah Sahabat. Asal saja, jangan dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Karena bubble tea ini bisa berbalik menjadi hal yang bisa membahayakan kesehatanmu.