Saat ini jumlah Suku Jawa yang ada di Indonesia mencapai 120 juta orang. Semuanya tersebar mulai dari Sabang hingga Merauke meski pusatnya ada di Pulau Jawa. Meski jumlah anggota sukunya banyak, Bahasa Jawa yang digunakan setiap hari saat ini berada diambang kepunahan. Bahkan kemungkinan hilangnya semakin tinggi jika terus dibiarkan dan tak segera ditanggulangi.
Anda mungkin akan bertanya: bagaimana mungkin dengan jumlah suku sebanyak ini, bahasa pemersatunya bisa punah? Well, berikut beberapa alasan yang mendasarinya! Mari kita simak bersama-sama.
Saat kita masih kecil dan sekolah di SD serta SMP, Bahasa Jawa adalah salah satu pelajaran yang dianggap penting. Meski hanya berupa muatan lokal, namun perannya membuat kita semua mengetahui apa-apa saja terkait dengan bahasa yang sering kita gunakan. Kita juga belajar untuk menghapal nama-nama anak hewan atau nama bunga tanaman.
Hal semacam ini tidak akan dirasakan oleh anak-anak zaman sekarang. Pelajaran Bahasa Jawa akhirnya digantikan dengan bahasa yang katanya lebih hebat. Misal bahasa asing seperti Bahasa Inggris dan juga Bahasa Jepang. Jika di sekolah saja sudah mulai ditiadakan, lantas anak-anak akan belajar bahasa daerahnya di mana?
Anda boleh melakukan survei kepada rekan yang merupakan Suku Jawa. Coba tanyakan kepada mereka apakah bisa menulis menggunakan aksara Jawa? Tidak perlu susah-susah. Coba minta mereka menuliskan apa saja yang keluar dari mulutnya menggunakan aksara Jawa. Jika bisa berarti ia orang hebat. One of kind yang susah ditemui.
Kebanyakan orang Jawa zaman sekarang selalu kesusahan menuliskan apa saja ke aksara yang harusnya jadi kebanggaan. Ini hanya salah satu pertanda jika Bahasa Jawa benar-benar berada di ambang kehancuran. Bukankah sebuah ironi, saat suku ini terus berkembang namun yang menjadi identitasnya justru hilang perlahan-lahan.
Bahasa Jawa adalah bahasa yang dikenal paling susah di dunia. Hal ini terjadi karena dalam bahasa ini ada 3 tingkatan bahasa yang digunakan untuk hal berbeda. Misal bahasa untuk mengobrol dengan orang seumur, dengan orang yang lebih tua, dan untuk orang yang sangat dihormati semisal guru atau mungkin pembesar.
Tidak semua orang Jawa mampu melakukannya. Mereka hanya bisa menggunakan bahasa yang biasanya digunakan sehari-hari. Biasanya mereka akan menggunakan Bahasa Indonesia jika bingung dengan bahasa yang lebih halus. Anak zaman sekarang bahkan jauh lebih lancar berbahasa asing. Bahkan menyatakan diri menjadi poliglot namun bahasanya sendiri belum dikuasai. Sebuah ironi?
Kita tidak perlu mencarinya jauh-jauh. Ambil saja guru Bahasa Jawa. Saat ini jumlah mereka sudah semakin menipis. Kampus pun juga jarang membuka jurusan ini. Alasannya adalah kurang banyak yang minat dan prospek ke depannya juga tidak baik. Akhirnya banyak peminta yang mengganti pilihannya ke jurusan yang lebih bergengsi misal Matematika atau Bahasa Inggris.
Selain itu orang-orang yang susah sepuh juga semakin menipis. Mereka yang ahli dengan Bahasa Jawa satu persatu meninggal dunia, padahal ajarannya belum diturunkan. Anak muda zaman sekarang juga enggan mempelajarinya. Akhirnya sesuatu yang sangat penting harus hilang begitu saja tanpa bisa terselamatkan terlebih dahulu.
Beberapa anak yang ada si sekolah mengatakan jika Bahasa Jawa adalah pelajaran yang menyusahkan. Bahasa ini susah dipelajari oleh siapa saja hingga akhirnya dibenci. Jika orang Jawa saja tidak menyukai bahasanya lantas bagaimana nasib bahasa yang sebenarnya sangat indah ini?
Guru Bahasa Jawa pasti akan merasa miris melihat nilai anak didiknya yang sangat jeblok. Sementara itu guru bahasa asing akan bangga anak didiknya mendapatkan nilai yang sangat bagus. Ironi yang sangat besar, Bahasa Jawa tidak bisa menjadi primadona di tempatnya dibuat. Bahkan kalah dengan bahasa asing yang hadir setelahnya.
Bahasa Jawa saat ini masih digunakan. Bahkan hampir setiap daerah di Jawa memiliki versi dialeknya yang berbeda-besa. Misal Bahasa Jawa di Malang, Blitar, Jogja, dan sekitarnya. Meski demikian keberadaannya semakin mengkhawatirkan. Sebagai orang Jawa, tidakkah anda ingin mempelajari Bahasa Ibu ini jauh lebih dalam?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…