in

Punya Rapot Merah dan IPK Rendah, Ini Kisah Bagus Muljadi yang Bisa jadi Dosen di Inggris

Untuk dapat bersekolah di luar negeri, bukanlah perkara yang mudah. Pasalnya, akan membutuhkan biaya yang sangat mahal dan tekanan yang berat pula. Oleh sebab itu, kebanyakan orang yang sekolah di luar negeri, kalau tidak kaya banget, ya jenius luar biasa.

Baca juga: Investasi Emas, Pengertian, Tips, dan Risikonya

Ternyata ada juga loh orang yang nilainya dibilang rendah, namun bisa sekolah di luar negeri. Bahkan dia bisa jadi pengajar di salah satu universitas di Inggris sana. Yuk mengenal Bagus Muljadi, diaspora Indonesia yang jadi dosen sekaligus ilmuwan di luar negeri itu.

Masa sekolah dan S1 yang dapat nilai buruk

Bagus Muljadi tidak seperti saat ini, yang dipandang karena kemampuan dan gelar akademiknya. Ternyata, dulu dirinya malah sering mendapatkan rapor merah ketika masih bersekolah. Pun demikian ketika masuk jenjang S1, keadaan tersebut tidak membaik dan dirinya masih sering mendapatkan nilai rendah.

Bagus Muljadi [sumber gambar]
Alhasil, dirinya hanya mendapatkan IPK 2,69 ketika lulus dari perguruan tingginya di ITB. Bagus sendiri mengambil jurusan teknik mesin dan selama masa kuliahnya sering kali bolos, sehingga harus mengikuti semester pendek karena nilainya tak mencukupi. Hingga akhirnya dirinya harus telat lulus ketimbang teman-temannya yang lainnya.

Nekat untuk pergi ambil S2

Karena nilai akademiknya yang terbilang rendah, Bagus sempat banyak menerima penolakan ketika melamar kerja. Ya, persaingan yang ketat membuatnya harus mencari akal untuk dapat jalan buat kariernya di masa depan. Akhirnya, ia memilih untuk melanjutkan S2, bahkan nekat sampai ke keluar negeri.

Ambil S2 [sumber gambar]
Hingga akhirnya, salah satu profesor di Taiwan merespon surat Bagus dan akhirnya merekomendasikan dia untuk melanjutkan kuliah di sana. Uniknya, pria yang satu ini tidak mendapatkan beasiswa sepeser pun dan semua biaya ditanggung pribadi. Namun demikian, semua harus dilakukan untuk bekal kariernya di masa depan. Beruntung semua bisa diatasi hingga Bagus lulus S2 bahkan lanjut S3.

Rela kerja demi bisa terus kuliah

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Bagus mengambil S2 tanpa ada beasiswa. Oleh sebab itu, ia harus memikirkan segala cara supaya uangnya cukup, baik untuk kebutuhan sehari-hari atau pun biaya pendidikan.

Kerja untuk kuliah [sumber gambar]
Maka itu, lelaki yang satu ini lebih memilih untuk menjadi seorang sales pompa air untuk mendapatkan uang tambahannya. Melalui koneksi yang selama ini ia bangun, akhirnya usaha ini lumayan menghasilkan keuntungan, sehingga tak ada kendala masalah keuangan. Dilansir dari laman Merdeka, Bagus menyadari kalau dia bukanlah mahasiswa yang cemerlang, jadi sulit untuk dapat beasiswa, ia harus mandiri untuk bertahan di sana.

Jadi dosen di salah satu universitas di Inggris

Setelah perjuangan panjang dalam menempuh pendidikan, akhirnya semua terbayar juga. Bagaimana tidak, Bagus sangat dihargai di luar sana karena banyak mengambil jurusan pendidikan yang berbeda.

Jadi dosen [sumber gambar]
Ya, saat masih S1 di ITB dia mengambil jurusan teknik mesin, sedangkan saat S2 di National Taiwan University jurusannya mekanika terapan, di Postdoctoral di Toulouse dengan Matematika dan Ilmu Bumi, dan terakhir di Nottingham University dengan ilmu Kimia. Sekarang dirinya menjadi dosen muda sekaligus asisten Professor of Chemical and Environmental Engineering di University of Nottingham.

BACA JUGA: Indra Rudiansyah, Pemuda Indonesia yang Turut Berperan dalam Terciptanya Vaksin AstraZeneca

Bagus Muljadi membuktikan bagaimana kerja keras dalam menempuh pendidikan tak ada yang sia-sia. Selama ada kemauan, pastinya ada jalan pula. Oleh sebab itu, kita juga tak boleh menyerah dalam menggapai cita-cita. 

Written by Arief

Seng penting yakin.....

Viral Penjual Nasi Goreng Menggunakan Robot Pengganti Tangan yang Patah Akibat Kecelakaan

Brutal dan Tak Kenal Takut, Ini 5 ‘Kehebatan’ Bangsa Viking yang Dikenang Dunia Sejarah