in

Mengenal Badong, Celana Antiselingkuh Era Raja Jawa yang Terbuat dari Emas

Kekhawatiran suami pada istri yang ditinggal pergi memang bermacam-macam. Ada yang takut kalau istrinya melakukan perselingkuhan dengan pria lain. Sudah ditinggal pergi untuk bertugas, eh istri bermain api, kan bisa membuat suami jadi naik pitam. Kedua, suami juga ingin menjaga kehormatan istri dari hal-hal tidak dinginkan. Misal tindak asusila dari pria hidung belang.

Akhirnya dibuatlah alat yang bisa digunakan untuk menjaga istri dalam bentuk badong atau celana dari logam. Celana ini sangat berguna saat melindungi istri atau mungkin suami agar kehormatan keluarga yang besar tidak tercoreng begitu saja. Berikut ulasan terkait badong yang unik tapi juga nyentrik.

 Asal Penggunaan Badong di Tanah Jawa

Tidak ada yang tahu secara pasti kapan badong mulai digunakan di Jawa untuk pertama kalinya. Namun, badong yang ditemukan di kawasan Madiun, Jawa Timur diperkirakan telah ada sejak abad ke-14 atau ke-15. Pada abad itu, Tanah Jawa dikuasai oleh satu kerajaan besar bernama Majapahit yang dipercaya mampu menyatukan Nusantara yang luas ini menjadi utuh.

Badong [image source]
Badong yang terbuat dari emas ini memiliki motif ukiran cerita Sri Tanjung. Relief ini mengisahkan tentang Dewi Sri Tanjung yang dituduh selingkuh oleh suaminya yang kemudian dibunuh dengan kejam. Oh ya, badong disimpan di salah satu ruangan Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah. Di sana Anda bisa menyaksikan badong emas yang terlihat bersinar dari kejauhan.

 Mekanisme Penggunaan Badong di Masa Lalu

Badong digunakan oleh pria maupun wanita di era Kerajaan Majapahit dan raja Jawa sesudahnya. Alat ini digunakan sebagai pengganti celana, tapi terbuat dari logam mulia. Seorang istri yang ditinggal suaminya pergi berperang akan mengenakan ini selama beberapa saat. Saat ingin buang air kecil atau besar, alat ini memiliki mekanisme khusus sehingga tetap terpakai namun hajat terselesaikan.

Badong (tengah) [image source]
Saat wanita datang bulan, biasanya akan ada orang yang akan membukanya. Biasanya petinggi dadi keputren akan melepas alat itu hingga masa menstruasi selesai. Oh ya, badong juga digunakan oleh pria di zaman itu. Para raja atau bangsawan yang bepergian jauh akan mengenakan itu. Mereka akan tetap menjaga dirinya agar tidak melukai hari dari istri yang ditinggal pergi.

Efektivitas Penggunaan Badong Sebagai Alat Antiselingkuh

Badong memang memiliki gembok yang tidak bisa dilepas dengan mudah. Namun, efektivitas penggunaan celana dari emas ini banyak yang meragukan. Bisa saja wanita melepasnya atau pelaku kejahatan membukanya dengan paksa. Hal-hal ini mungkin saja terjadi meski secara sistem atau tatanan masyarakat di kala itu sangat berbeda dengan sekarang.

Efektivitas Penggunaan Badong [image source]
Menurut beberapa sumber, badong memiliki japa dan mantera yang sangat kuat. Zaman Majapahit penduduk sangat takut dengan apa apa yang namanya mantera dan kutukan. Melepas badong milik wanita lain artinya melanggar aturan yang telah ditetapkan. Selain itu, motif dari badong juga memiliki tingkat kasta. Semakin bagus dan terbuat dari emas, pemakainya adalah orang penting yang tidak bisa diganggu.

Alat Serupa Badong di Nusantara

Alat antiselingkuh yang ada di Indonesia ternyata tidak hanya badong saja. Lepas dari Tanah Jawa yang sudah padat sejak zaman dahulu, Aceh juga memiliki alat dengan mekanisme serupa. Alat ini bernama Cupeng yang terbuat dari emas 22 karat dengan tinggi 6,5 cm dan lebar 5,8 cm. Selain penangkal tindak asusila, cupeng juga digunakan untuk penangkal guna-guna atau sihir.

cupeng

Dari Sumatra kita akan meloncat di Sulawesi Selatan. Tepatnya di kawasan Goa pernah ada alat serupa bernama jempang. Alat ini biasanya digunakan oleh wanita bangsawan untuk menjaga alat vitalnya. Alat ini dipakai setiap hari untuk pengkal perselingkuhan dan juga mencegah tindak asusila yang bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.

Nah, gimana Sobat Boombatis semuanya? Kira-kira di era yang serba modern seperti sekarang, masih ada enggak ya alat seperti ini. Kalau pun ada, masihkah ada yang rela menggunakan alat yang bisa sangat merepotkan ini.

Written by Adi Nugroho

Leave a Reply

5 Alasan Kenapa Orang Madura Bisa Diterima di Mana Saja

Blitzkrieg, Serangan Kilat Ala Nazi yang Nyaris Membuat Yogyakarta Rata dengan Tanah