in

Melihat Jenis-jenis Badai Matahari Terbesar yang Pernah Hantam Bumi, Amankah Indonesia?

Badai matahari yang telah terjadi di tahun-tahun sebelumnya, dilaporkan bakal kembali terjadi dan diprediksi akan membawa dampak bagi bumi. Dikutip dari tekno.tempo.co via lama Express menuliskan, hal tersebut diperingatkan oleh lembaga layanan cuaca Inggris Met Office yang menjelaskan bahwa akan terjadi ledakan kosmik dari Matahari yang menuju Bumi.

Saat menghantam bumi, benda-benda elektronik seperti GPS, sinyal ponsel dan TV digital diperkirakan akan rusak. Badai ini juga diakibatkan dari ledakan di Matahari akibat terbukanya salah satu kumparan medan magnet pada permukaannya yang disebut solar flare. Seperti peristiwa di bawah ini, ada beberapa kejadian besar tentang badai matahari yang direkam oleh sejarah.

Badai matahari Carington yang lumpuhkan komunikasi global pada tahun 1859

Ilustrasi badai Carrington [sumber gambar]
Dikutip dari laman space.com, sebuah badai Matahari terjadi pada 1 September 1859 yang bernama Carrington Event. Laman tekno.kompas.com menuliskan, penamaannya merujuk pada seorang astronom yakni Richard Carrington, di mana dirinya berhasil mengabadikan fenomena badai Matahari. Bisa dibilang, peristiwa alam tersebut merupakan fenomena pertama yang didokumentasikan. Efek dari badai Carrington sendiri adalah, terganggunya komunikasi telegraf global dan memicu kebakaran.

Jilatan badai matahari yang merusak sambungan telepon

Ilustrasi badai matahari rusak sistem kelistrikan [sumber gambar]
Pada 4 Agustus 1972, badai matahari kembali terjadi dan melesatkan suar panas yang besar. Dikutip dari tekno.tempo.co, fenomena itu menyebabkan gangguan komunikasi telepon di beberapa negara bagian AS, termasuk Illinois. Bahkan, lmuwan NASA mengatakan peristiwa tersebut menyebabkan perusahaan telekomunikasi AT & T mendesain ulang kabel trans-Atlantiknya. Bisa dibilang, peristiwa alam ini bisa merusak perangkat elektronik di muka bumi.

Listrik padam selama sembilan jam karena badai matahari

Ilustrasi mati lampu [sumber gambar]
Berselang beberapa tahun kemudian, hal serupa kembali terjadi pada 13 Maret 1989. Saking kuatnya suar matahari yang meletus, enam juta orang terpaksa menjalani hidup tanpa listrik selama sembilan jam karena tiba-tiba padam secara mendadak. Laman tekno.tempo.co menuliskan, NASA bahkan menjelaskan bahwa peristiwa ini sempat melelehkan beberapa transformator daya di New Jersey. Saking kuatnya, badai matahari yang terjadi pada saat itu setara dengan fenomena Carrington pada 1859.

Ledakan kuat dari badai matahari yang merusak satelit

Ilustrasi merusak satelit [sumber gambar]
Letusan matahari kembali terdeteksi pada 14 Juli 2000. Dikutip dari laman tekno.tempo.co, skala ukuran matahari bisa diukur dari besarnya daya dan dampak yang ditimbulkan. Rumusannya adalah, kelas X untuk badai terkuat, Kelas M untuk tingkat menengah, dan kelas C paling lemah. Untuk yang peristiwa yang terjadi pada 14 Juli 2000, diketemukan bahwa badai matahari telah mencapai skala X5. Alhasil, beberapa sirkuit satelit memendek dan menyebabkan radio padam.

BACA JUGA: Bak Kiamat, 5 Fenomena Aneh yang Bakal Dialami Indonesia di Hari Tanpa Bayangan

Meski terlihat mengkhawatirkan, hal tersebut disinyalir tidak akan berdampak pada Indonesia. Seperti yang dinyatakan oleh Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), peristiwa badai matahari belum menunjukan tanda-tanda yang signifikan di tanah air. Meski demikian, tak ada salahnya jika kita berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Disebut Minuman Ahli Surga, Air Kapur Barus Dianggap Sangat Berarti di Tanah Arab

Kantong Berisi Air Kerap Ampuh Usir Lalat? Ternyata Begini Penjelasan Ilmiahnya