Keberadaan cincin Nabi Sulaiman menjadi sebuah benda berharga yang menarik perhatian banyak orang. Jauh setelah dirinya wafat beribu-ribu tahun silam, upaya pencarian terus dilakukan oleh generasi selanjutnya untuk mengungkap rahasia yang telah tersimpan selama berabad-abad tersebut.
Beberapa bukti arkeologis berupa manuskrip dan catatan kuno yang ditemukan, berusaha mengungkap simbol-simbol yang bergambar seperti sebuah mantra-manta kuno dengan lambang-lambang tertentu yang dirancang sedemikian rupa. Dilansir dari Asian and African studies blog (27/10/2019), jimat-jimat tersebut juga ditemukan di daerah Asia Tenggara dan di antaranya tersebar di beberapa wilayah nusantara.
Azimat tersebut digambarkan berupa diagram berwarna dengan dua kotak yang tumpang tindih, berisi kata Allah yang ditulis dua kali, dan dengan pentagram di masing-masing dari lima kompartemen, sementara di sekitarnya tertulis kalimat syahadat atau pengakuan keimanan yang menjadikan seseorang menjadi umat Islam.

Teks bertuliskan arab di sampingnya memiliki arti: ‘inilah syarah cincin Sulaiman ‘alayhi al-salām, barangsiapa mengenakan dia rezekinya pun tiada berkurang, tamat,’ Ini adalah penjelasan tentang cincin Sulaiman ‘alayhi al-salām. Siapa pun yang memakainya tidak akan pernah kekurangan dan untuk keberuntungan pada akhirnya ‘. Nama Nabi Sulaiman digunakan karena dianugerahi mukjizat yang luar biasa.
Nama ‘Sulaiman’ merujuk pada Nabi Sulaimān bin Dāwūd dalam kepercayaan Islam, yang juga dikenal dari tradisi Kristen dan Yahudi. Sulaiman sering disebutkan dalam Alquran, dengan banyak deskripsi tentang pengetahuan yang diberikan oleh Tuhan kepada dirinya.
Salah satu simbol yang membentuk ‘tujuh meterai Sulaiman’ adalah bintang berujung lima atau enam. Bintang itu sendiri – apakah pentagram (segi lima) atau heksagram (segi enam), adalah jimat yang sangat umum dijumpai dan disebut sebagai ‘materai Salomo’ atau khātam Sulaiman. Dalam bahasa Melayu, jimat tersebut dikenal sebagai ‘cincin Solomon’, (cincin Sulaiman).
Simbol tersebut tampaknya memiliki hubungan yang sangat kuat dengan zona budaya yang membentang melalui pulau-pulau Maluku hingga Filipina selatan. Seperti komunitas Maranao di Mindanao, Filipina Selatan misalnya. Simbol yang dikenal masyarakat lokal setempat sebagai Sising Raja Solaiman (cincin Raja Sulaiman) tersebut, sangat umum digunakan sebagai jimat untuk mengusir roh-roh jahat, menghilang dari pandangan atau pesona palimonan (Jawa: Aji Panglimunan), dan kebel (kekebalan).
BACA JUGA: Menguak Misteri Cincin Sulaiman yang Konon Bisa Bikin Pemakainya Menguasai Dunia
Dengan demikian, azimat, ‘Tujuh Segel Sulaiman’, dan pentagram yang dikenal sebagai ‘Segel Sulaiman’, ternyata juga ada di dunia Muslim Melayu Asia Tenggara yang berbentuk segi delapan dengan tulisan arab di dalamnya. Benda tersebut menjadi sebuah jimat familiar di kepulauan Asia Tenggara dan kemudian dikenal sebagai ‘Cincin Sulaiman’.