Cinta orang tua memang tak mengenal batas. Terlebih lagi anak yang mereka cintai telah berpulang terlebih dahulu. Rasa kehilangan yang amat mendalam dapat membuat seseorang melakukan hal yang tak terduga.
Seperti seorang ayah yang berasal dari Lumajang ini. Anaknya yang menjadi korban erupsi Gunung Semeru, jasadnya tak kunjung ditemukan. Sang ayah pun tak pernah menyerah untuk menemukan jasad anaknya, bahkan nekat mencari sendiri di lokasi kejadian. Berikut kisah perjuangan sang ayah selengkapnya.
Mencari selama berbulan-bulan
Ahmad Rendy Pratama (19) merupakan salah satu korban dari erupsi Gunung Semeru, yang terjadi pada Desember 2021 silam. Rendy merupakan warga dari Dusun Kebonagung, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Sang ayah yang bernama Muhammad Zuhri (46), terus mencari jasad anaknya selama berbulan-bulan. Zuhri terus mencari di Kampung Renteng yang merupakan lokasi terakhir hilangnya Rendy. Meski tim SAR sudah menghentikan pencarian koban erupsi, Zuhri masih tetap melakukan pencarian seorang diri.
8 bulan pencarian tanpa henti membuahkan hasil
Pencarian yang dilakukan Zuhri dimulai dari pagi hingga malam hari. Ia berharap jasad anak tercintanya segera ditemukan. Saat habis masa sewa alat berat, Zuhri melakukan pencarian dengan alat seadanya, yaitu cangkul dan arit. Ia pun meminta bantuan warga dan para pencari pasir dengan memberikan ciri-ciri putranya.
Akhir pencarian Zuhri
Setelah menemukan jasad anaknya, Zuhri juga merasa sedih dan bersyukur sebab perjuangannya selama delapan bulan mencari jasad sang anak sudah membuahkan hasil. Ia pun memakamkan anaknya dan menggelar tahlilan selama tujuh hari untuk mendoakan Randy.
BACA JUGA: Cerita Rumini Peluk Ibunya Hingga Keduanya Meninggal Saat Erupsi Semeru
Dari kisah Zuhri, walaupun anak tercintanya ditemukan hanya tinggal kerangka, ia sangat bersyukur lantaran dapat memakamkannya dengan layak. Dan perjuangannya selam delapan bulan pencarian juga tidak berakhir sia-sia. Semoga almarhum Rendy bisa tenang di sisi-Nya dan keluarganya diberi ketabahan.