Perjuangan seorang ibu demi anak nggak cuma saat bersalin aja. Memang masa bersalin adalah saat dimana nyawa seorang ibu dipertaruhkan. Tapi perjuangan mereka nggak berhenti di situ saja, selanjutnya masih ada tugas merawat dan membesarkan si buah hati.
Oleh karena itu, Indonesia memiliki kebijakan cuti bagi ibu yang sedang hamil. Namun, apa jadinya kalau sang ayah juga bisa ikut ambil bagian dalam cuti tersebut? Di Swedia, seorang ayah berhak mengambil cuti selama 60 hari dari total 480 hari yang diberikan kepada sang ibu.
Johan Bävman, seorang fotografer Swedia mendokumentasikan kegiatan cuti merawat anak para ayah dalam foto-fotonya yang bertajuk Swedish Dads. Dokumentasi ini bertujuan untuk mendorong para ayah agar mau ikut serta merawat anaknya. Intip yuk, gimana jadinya kalau sang ayah ikut membantu ibu merawat anak.
1. Kehadiran Seorang Ayah di Awal Kehidupan Seorang Anak Sangatlah Penting
‘Ketika kita mempunyai anak, apalagi kembar, kita juga bertanggung jawab untuk merawat mereka. Saya sempat berdebat tentang kapan waktu yang tepat mengambil cuti untuk merawat anak-anak. Bagi saya, kehadiran seorang ayah di awal kehidupan mereka sangatlah penting.’ Samad Kohigoltapeh, 32, Insinyur
2. Hasilnya, Saya Memiliki Hubungan Dekat Dengan Anak Melalui Proses Memberikan Susu Botol
‘Anak kami dekat dengan saya sama seperti mereka dekat dengan istri. Penting juga bagi saya untuk bisa memberikan kenyamanan pada anak-anak. Sejak istri saya menderita komplikasi saat melahirkan, saya harus ikut merawat anak-anak. Hasilnya, saya memiliki hubungan batin dengan Sam melalui proses memberikan susu botol.’ Andreas Bergström, 39, Pengawas Trainee Senior.
3. Mendapat Kesempatan Untuk Memperkuat Ikatan Emosional Dengan Anak Merupakan Berkah yang Luar Biasa
‘Negara seharusnya bisa lebih baik lagi dalam memberikan informasi mengenai keuntungan cuti merawat anak. Mendapat kesempatan untuk memperkuat ikatan emosional dengan anak merupakan berkah yang luar biasa. Anda harus menjalani cuti mengurus anak untuk memahami apa yang Anda korbankan ketika memutuskan untuk bekerja.’ Ola Larsson, 41, Bagian Pengadaan
4. Penghasilan Memang Berkurang, Tapi Saya Punya Lebih Banyak Waktu Untuk Membangun Ikatan Emosional Dengan Anak
‘Gendongan anak ini merupakan pengganti kedekatan antara anak dan ibu ketika menyusui. Penting bagi saya untuk membagi tugas mengurus anak, meskipun pendapatan berkurang karena saya tinggal di rumah. Tapi di saat yang sama, saya punya lebih banyak waktu untuk membangun ikatan dengan anak dan itu merupakan hal yang paling penting untuk masa depan kami.’ Göran Sevelin, 27, Pelajar.
5. Berpartisipasi Sejak Awal, Itulah yang Terpenting
‘Saya merasa bersalah karena tidak berada di rumah dengan Matilda sebanyak saat ini ketika saya bersama Valdemar. Saya khawatir hubungan dengan Matilda menjadi kurang dekat di masa depan karena tak mengambil cuti saat kelahirannya. Dan menurut saya sebagai orang tua, berpartisipasi sejak awal itulah yang terpenting.’ Martin Gagner, 35, Administrator di Universitas Malmö.
6. Cuti Merawat Anak Mengubah Pandangan Saya Terhadap Hidup
‘Saya sangat bersyukur bisa cuti dalam waktu yang lama. Cuti merawat anak mengubah pandangan saya terhadap hidup. Hidup saya berubah drastis dan saya punya waktu untuk merenung. Selama cuti merawat anak yang ke-2, saya berkesempatan untuk merubah karir dan pada saat yang sama bisa menyaksikan anak-anak belajar berjalan, bicara, dan makan.’ Juan Cardenal, 34, Pelajar Desain Industri
7. Saya Berjuang Demi Mendapatkan Hubungan yang Baik Dengan Anak-anak
‘Saya berjuang demi mendapatkan hubungan yang baik dengan anak-anak. Karena itu, cuti merawat anak di awal penting bagi saya dan saya beruntung mempunyai istri yang bisa membantu saat saya bekerja.’ Michael Winblad, 35, Wirausaha
Secara umum, merawat anak memang menjadi tugas seorang ibu. Tapi, lebih baik lagi kalau seorang ayah juga berperan aktif berbagi tugas merawat sang buah hati. Berpartisipasi dalam merawat anak akan semakin membuat ikatan emosional antara anak dan ayah semakin kuat.
‘