Categories: Trending

Kisah Haru Ayah Curi HP Demi Anak Belajar Online, Sempat Ditahan Kemudian Dibebaskan Jaksa

Kurikulum daring digalakkan di semua sekolah sejak masa pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Murid-murid diwajibkan mengikuti kegiatan belajar mengajar di rumah secara online. Memang, murid-murid bisa belajar lebih aman di dalam rumah, di bawah pengawasan orang tua. Namun, kurikulum daring juga membawa dampak dan permasalahan yang sangat siginifikan, misalnya kebutuhan fasilitas saat online.

Seperti kasus yang baru saja terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, ini mengundang perasaan haru bagi semua orang. Pasalnya, demi memenuhi kebutuhan anaknya agar tetap mengikuti belajar daring, sang ayah nekat mencuri ponsel tetangganya di Kampung Kubang, Desa Sakawayana, Kecamatan Malangbong. Mengapa sang ayah sampai rela melakukan tindakan seperti ini? Begini kisah selengkapnya.

Sebelumnya, sang ayah berniat meminta beras demi memenuhi kebutuhan pangan keluarganya

Ayah memeluk anaknya [Sumber Gambar]
Awalnya, pria bernama Comara Saeful datang ke kantor desa untuk meminta beras, lantaran kondisi keluarganya belum makan sama sekali. Kejadian berlangsung pada tanggal 7 September 2021 lalu. Pada saat itu, perangkat desa sudah memberikan beras kepada Comara. Setelah mendapatkan beras dari pihak kantor desa, Comara berniat untuk segera pulang.

Comara nekat mengambil HP milik pelajar PKL kantor desa

Comara dibekuk polisi [Sumber Gambar]
Entah apa yang ada di benak pikiran Comara, ia pun langsung nekat mengambil ponsel yang tergetak di atas meja piket pos pelayanan desa. Beberapa lama kemudian, sang korban terkejut setelah mengetahui ponselnya raib. Korban yang merupakan seorang pelajar PKL itu, langsung melaporkan kasus ini kepada pihak aparat desa. Dari kasus ini, korban mengalami kerugian ponsel bernilai sekitar Rp2,5 juta.

SELANJUTNYA: Isak tangis Comara pecah saat mengakui aksi nekatnya lantaran ingin memenuhi kebutuhan anaknya belajar daring

SELANJUTNYA: Setelah melihat kondisi sang ayah yang memprihatinkan, kasus ini akhirnya dihentikan demi kemanusiaan

Isak tangis Comara pecah saat mengakui aksi nekatnya lantaran ingin memenuhi kebutuhan anaknya belajar daring

Comara menangis saat pengakuannya [Sumber Gambar]
Dilansir dari TV One News, sang ayah sempat menjalani hukuman bui selama satu bulan lebih, sejak Bulan September lalu. Saat tertangkap, Comara menangis dan menjelaskan bahwa aksi nekatnya ia lakukan bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan desakan kebutuhan anaknya. Dengan ponsel hasil curiannya, ia berharap anaknya bisa mengikuti kegiatan belajar daring seperti anak-anak lainnya. Akhirnya, Comara ditetapkan sebagai status tahanan titipan jaksa.

Setelah melihat kondisi sang ayah yang memprihatinkan, kasus ini akhirnya dihentikan demi kemanusiaan

Kasus Comara Dihentikan [Sumber Gambar]
Melihat kondisi Comara yang serba kekurangan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, Neva Sari Susanti selaku Kajari Garut, menerapkan restorasive justice berupa penghentian kasus tuntutan. Keputusan ini juga sudah didiskusikan dengan pihak korban. Karena memahami alasan dan motivasi pelaku, akhirnya korban ikut memafkan dengan jalan damai. Comara juga sudah mengembalikan ponsel hasil curian tersebut kepada pemiliknya.

SELANJUTNYA: Pihak Kejaksaan Garut ikut terenyuh sampai memberikannya hadiah

Pihak Kejaksaan Garut ikut terenyuh sampai memberikannya hadiah

Comara Dapat Hadiah [Sumber Gambar]
Perasaan haru dan iba dirasakan oleh Neva sendiri, kepada lelaki yang berprofesi sebagai buruh ternak ini. Atas dasar inilah, pihak Kejaksaan Garut akhirnya memberikan hadiah berupa ponsel pintar kepada Comara. Diharapkan ponsel tersebut bisa digunakan secara bijak. Kini, lelaki berusia 41 tahun ini dapat menghirup udara bebas dan bisa berkumpul kembali dengan keluarganya.

BACA JUGA: Bela Diri karena Kaki Disetrum Pencuri Ikan, Mbah Minto Malah Meringkuk di Tahanan Polisi

Tindakan seperti ini memang tidak dibenarkan, bahkan dikategorikan sebagai pencurian. Namun, terkadang kita tidak memahami permasalahan yang dialami oleh pelaku sampai terpaksa melakukan aksi nekat seperti ini. Mulai sekarang kita harus bisa memahami kasus dari berbagai sudut pandang. Selama masih bisa diputuskan dengan jalan damai, mengapa tidak? Semoga kasus seperti ini tidak terulang lagi ya.

Share
Published by
Nikmatus Solikha

Recent Posts

Anggota Paskibra Semarang Meninggal Ditembak Oknum Polisi, Benarkah Gara-Gara Tawuran?

Media sosial dihebohkan dengan kematian seorang siswa SMA. Gamma Rizkynata Oktafandi, pelajar kelas XI Teknik…

1 month ago

Kemenangan Timnas Indonesia: Kartu Merah ‘El Preman’ Hingga Selebrasi Duduk Marselino Ferdinan

Yang dinanti akhirnya datang juga. Setelah penantian yang sangat panjang, akhirnya Tim Nasional Sepakbola Indonesia…

1 month ago

Ayu Ting Ting Jadi Malaikat UMKM: Borong Produk di Live TikTok, Bikin Penjual Terharu!

Saat banyak artis lain mulai memanfaatkan TikTok untuk berjualan produk atau mempromosikan bisnis besar mereka,…

1 month ago

4 Kontroversi Seputar Doktif yang Kerap Bongkar Produk Skincare Overclaim

Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…

1 month ago

Serba-serbi Tol Cipularang yang Kerap Makan Korban, Mitos hingga Sejarah Pembangunan

Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…

1 month ago

4 Live Action Paling Booming di Netflix, Bisa Jadi Teman Malam Minggu

Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…

2 months ago