in

Atas Nama Agama, Masih Banyak Ayah yang Rela Habisi Putrinya Sendiri

Honor Killing
Honor Killing

Pembunuhan yang mengatasnamakan kehormatan keluarga atau agama rupanya bukanlah yang baru. Apalagi di negara-negara timur tengah, seperti India, juga Pakistan, pembunuhan pada putri yang dilakukan oleh anggota keluarga, atau bahkan sang ayah sendiri masih banyak terjadi. Fenomena yang sering dikenal dengan istilah Honor Killing ini biasanya terjadi pada anak-anak perempuan yang dinilai melanggar norma-norma adat dan agama.

Berbagai alasan bisa menjadi pendorong keluarga untuk melakukan pembunuhan. Misalnya, menolak untuk dijodohkan, atau bahkan menjadi korban dari pemerkosaan, bisa menjadi alasan bagi keluarga, atau sang ayah untuk menghabisi nyawa putrinya agar kehormatan keluarga terus terjaga. Yang menakutkan, pembunuhan ini bahkan seringnya direncanakan bersama dengan anggota keluarga lainnya. Mari lihat beberapa kasus Honor Killing yang terjadi beberapa negara ini.

Bunuh Putri Kecilnya Karena Tak Mau Berjilbab

Jafar Hussain, seorang ayah di India ini sangat fanatik dengan agama mempunyai aturan yang ketat untuk rumahnya. Jafar memberlakukan kewajiban bagi seluruh anggota keluarganya yang wanita untuk memakai jilbab setiap saat. Di hari Sabtu, tanggal 3 Oktober 2015 lalu, putrinya yang masih berusia 4 tahun lalai dan lupa menutup rambutnya saat duduk makan malam di ruang makan keluarga. Dengan tanpa ampun, sang ayah lalu menghajar dengan cara membenturkan kepala si kecil ke lantai sampai meninggal.

Jafar Hussain bunuh putrinya karena tak memakai jilbab (Image Source)
Jafar Hussain bunuh putrinya karena tak memakai jilbab (Image Source)

Jafar lantas meminta sang istri untuk mengubur mayat putrinya. Ibu dari si kecil ini menolak dan malah melaporkan perbuatannya pada pihak yang berwajib. Menutup rambut dengan hijab, memang merupakan kewajiban bagi setiap muslimah. Namun, membunuh jelas masuk dalam kategori dosa besar dalam agama, kan?

Bunuh dan Buang Mayat Si Anak di Tanggul

Sebelumnya, di tahun 2007 juga terjadi hal serupa. Asadullah Khan, seorang ayah muslim yang tinggal di Jerman sangat murka saat ia mendapat surat pemberitahuan bahwa putrinya, Lareeb, yang masih berusia 19 tahun telah tertangkap mencuri kondom. Dengan ini sang ayah langsung mengambil kesimpulan bahwa putrinya telah melakukan hubungan seksual dengan kekasihnya.

Lareeb, dan orang tua yang membunuhnya (Image Source)
Lareeb, dan orang tua yang membunuhnya (Image Source)

Sebelumnya, Lareeb sudah terlihat membangkang dengan terus menemui kekasihnya meski dilarang. Lareeb juga menolak untuk memakai jilbab. Pada malam pembunuhan, Asadullah mengirim adik kecil Lareeb ke rumah saudaranya. Di dini hari, Asadullah mencekik Lareeb sampai mati di kamarnya sendiri. Asadullah dan istri lalu membuang mayat putrinya ini di sebuah tanggul, di tengah hutan.

Pukuli dan Habisi Putrinya Karena Bermain Facebook

Sudah pernah dengar kan kalau situs Facebook dilarang di Arab Saudi. Namun, bukan berarti situs ini tak bisa diakses sama sekali. Seorang remaja putri di Arab Saudi, tertangkap basah oleh sang ayah tengah ngobrol lewat pesan di Facebook dengan seorang lelaki yang dikenalnya lewat jejaring tersebut. Sang ayah lantas memukulnya dan menembak kepala putrinya dari jarak dekat.

Jejaring Sosial yang dibanned di Arab Saudi (Image Source)
Jejaring Sosial yang dibanned di Arab Saudi (Image Source)

Facebook saat ini memiliki 30.000 pengguna Facebook. Dan pemilik akun harus menyamarkan nama, serta foto dengan gambar-gambar kartun agar tidak tertangkap oleh anggota keluarganya. Tak hanya situs Facebook, ada banyak jejaring sosial lainnya yang diblokir dan tak bisa diakses di Arab Saudi. Seorang pengkhotbah di Arab Saudi, Ali al-Maliki, bahkan menyebutkan bahwa Facebook adalah pintu nafsu.

Cekik Putri Bungsunya Karena Tak Nurut

Muhammad Parvez, seorang sopir taksi dari India yang menetap dengan di Toronto, Kanada dengan seluruh keluarganya. Muhammad Parvez  sudah menentukan aturan baku untuk rumah yang harus dipatuhi oleh seluruh keluarganya. Namun, Aqza Parves, anak bungsunya yang berusia 16 tahun memberontak dan tidak ingin menjadi seperti kakak-kakaknya. Awalnya, Aqza menolak memakai hijab, lalu perbedaan pikiran antara dirinya dan sang ayah. Aqza pun memutuskan untuk kabur dari rumah.

Aqza Parves, dibunuh ayahnya sendiri (image source)
Aqza Parves, dibunuh ayahnya sendiri (image source)

Sang ayah akhirnya mengalah dan memperbolehkan Aqza untuk memakai baju seperti gadis modern di Kanada. Namun, rupanya Aqza ingin kebebasan yang lainnya. Hal ini membuat sang ayah berang dan mencekiknya. Ibunda Aqza terkejut dan menangis histeris. Ibunya berpikir mungkin sang suami hanya akan mematahkan tangan atau kakinya, tidak sampai membunuhnya. Pembunuhan ini menjadi berita menghebohkan di Toronto, Kanada, di tahun 2007 lalu.

Wah, mengerikan juga. Semoga honor killing bisa diperangi. Apapun alasannya, membunuh bukanlah suatu jawaban dan solusi dari permasalahan, setuju kan?

Written by melisa

Leave a Reply

Saat Bangkrut, Keahlian Ini Bisa Kamu Andalkan untuk Bertahan Hidup

Aturan-Aturan Unik dan Nyeleneh yang Hanya Bisa Dijumpai di Thailand