in

Begini Jadinya jika ‘Sadisnya’ Aturan Internet di China Diadopsi oleh Indonesia

Selain terkenal dengan kedisiplinannya di pekerjaan, China juga tak kalah sadis dalam penggunaan internet. Di mana ada sekitar 60 aturan bagi warga China yang ingin menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, anak-anak yang bermain game di warung internet (warnet) pun dibatasi waktunya. Mereka hanya boleh mengakses game maksimal tiga jam lamanya. Beda banget ya dengan di Indonesia.

Selain itu, masih ada banyak lagi aturan-aturan yang bikin kita ogah main internet di Negeri Tirai Bambu tersebut. Hmm.. tapi apa pernah kalian membayangkan kalau seandainya negara kita menerapkan aturan penggunaan internet yang sama dengan China? Kalau pernah, mungkin tidak beda jauh dengan ulasan berikut ini.

Tidak akan ada lagi yang nongkrong di warnet

Seperti yang sudah penulis ungkapkan di atas, jika bermain game di warnet dibatasi waktu pemakaiannya. Dari sini, anak-anak dan remaja yang mulanya hobi nge-game di warnet akan menghilangkan kebiasaannya tersebut.

Warnet sepi [Sumber Gambar]
Pasalnya, bermain game dibatasi waktu itu sangat tidak enak dan bisa dibilang mengganggu mood. Jadi mereka akan lebih memilih untuk tidur di rumah saja, daripada bermain game di warnet namun waktunya ditentukan.

Berkurangnya penyebaran video dewasa

Salah satu efek yang paling menarik adalah berkurangnya penyebaran video dewasa. Nah, hal ini ternyata juga menjadi perhatian para Pemerintah Tiongkok untuk menghukum siapa saja yang berani mengakses dan menyebarkan konten tak senonoh tersebut.

Berkurangnya penyebaran konten dewasa [Sumber Gambar]
Hukumannya pun tak tanggung-tanggung, si pelaku bakal dikenai kurungan penjara selama tiga tahun. Ya jadi secara tidak langsung, warga Indonesia bakal taubat nasuha setelah aturan di China tersebut diadopsi di negara kita ini.

Menghilangnya tradisi cyber bullying

Jika aturan penggunaan internet di China diterapkan di Indonesia, para artis hidupnya akan damai sentosa. Dikarenakan tidak akan ada lagi cyber bullying dan kawan-kawannya. Alasannya karena kegiatan di internet benar-benar diawasi oleh para polisi dunia maya.

Berkurangnya cyber bully [Sumber Gambar]
Memang sih polisi cyber di Indonesia sudah ada, tapi jumlahnya hanya 18 orang. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan Negara Panda tersebut yang polisi dunia mayanya ada sekitar tiga ribu orang. Jadi, di Indonesia masih butuh banyak tenaga lagi nih untuk jadi polisi cyber.

Tak berani menggunakan VPN saat berselancar di internet

Kalau di Indonesia, Virtual Private Network(VPN )adalah hal wajib yang perlu disiapkan ketika ingin berselancar di internet. Tentu saja, dengan menggunakan VPN ini kita bisa mengakses situs luar negeri dengan mudahnya tanpa perlu khawatir diblokir.

Tidak ada yang menggunakan VPN [Sumber Gambar]
Tapi, jangan harap kita bisa sebebas ini kalau aturan penggunaan internet di China sudah diterapkan di Indonesia. Sebab, penggunaan VPN di negeri tersebut sangat diharamkan dan akan menghukum siapa saja yang melanggarnya. Si pelaku pengguna VPN akan didenda sekitar Rp2 juta. Dijamin deh warga Indonesia bakal tunduk kalau dendanya sebesar ini.

BACA JUGA : China Terapkan Hadiah Rp 1 M Jika Laporkan Konten Dewasa, Indonesia Bisa Nggak?

Begitulah jika aturan pengaksesan internet di China diterapkan di Indonesia. Cukup ngeri tapi banyak juga manfaat yang bisa didapat. Apa Sahabat Boombastis setuju kalau aturan pengaksesan internet di China diadopsi oleh Indonesia?

Written by Firdha

Firdha Rahma, dilahirkan di Kota Malang tanggal 5 Agustus 1994. Ia tergabung di Boombastis.com sejak bulan Desember 2017. Perempuan bermata sipit ini suka sekali warna merah dan hewan yang bernama kucing. Dia mempunyai hobi menonton film segala genre, menulis dan baca-baca artikel tentang teknologi ponsel yang terbaru.
Punya hobi menulis sejak SMK, tapi belum begitu aktif di dunia blog. Nah, karena kuliah ada sedikit waktu senggang jadi kegiatan menulis bisa diterapkan kembali ke dalam blog. Blognya berisi tentang travelling, kuliner dan review film.

Leave a Reply

Belajar Arti Toleransi dari Persahabatan Coki Pardede dan Tretan Muslim yang Beda Agama

Nostalgia Sangarnya Timnas Brazil 2002, Kehebatannya Nggak Ada Obatnya!